Mohon tunggu...
Evi Siregar
Evi Siregar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen-peneliti

Bekerja di sebuah universitas negeri di Mexico City.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Imperium Aztek, Penguasa Terakhir Meksiko Sebelum Jatuh ke Tangan Hernan Cortes

26 April 2019   08:21 Diperbarui: 30 April 2019   04:58 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situs peninggalan Aztek di Alun-alun Mexico City. Foto: Evi Siregar

Jika berbicara mengenai Imperium Aztek, secara ringkas mungkin dapat kita awali dari jatuhnya Kerajaan Tolteca pada abad XII, kerajaan yang mendominasi dataran tinggi Meksiko (bagian tengah wilayah Meksiko dan berpusat di satu wilayah yang sekarang bernama Hidalgo) sejak abad X.

Tidak adanya penguasa pada akhir abad XII menyebabkan Lembah Meksiko diserbu orang-orang bar-bar yang berasal dari utara Meksiko. Mereka mendirikan kekuasaan di beberapa tempat, yaitu di Xaltocan, Texcoco, Azapotzalco atau Coatlinchan. Penyerbuan terakhir dilakukan oleh orang-orang Aztek; mereka merupakan masyarakat nomaden yang berasal dari barat Meksiko.

Pada awalnya orang-orang Aztek mendiami Bukit Chapultepec. Tidak lama kemudian mereka diusir dari tempat itu, sehingga harus pindah ke Culhuacan. Namun, ternyata mereka juga harus pergi dari tempat itu. Dalam perjalanan mencari daerah yang subur, mereka memutuskan untuk tinggal di dekat Danau Texcoco dan mendirikan sebuah kota yang diberi nama Mexico-Tenochtitlan.

Pada awal pendirian kota Mexico-Tenochtitlan, yang dibangun pada tahun 1345, ada banyak masalah. Sebagian penduduk yang merasa tidak puas dengan pembagian tanah yang mereka terima, pergi meninggalkan tempat itu dan menemukan wilayah baru tak jauh dari sana (sekarang bernama Tlatelolco). 

Sebagian lagi, yang memutuskan terus menetap di Tenochtitlan, terpaksa harus menerima tawaran Azcapotzalco, penguasa di wilayah tetangga, karena kekurangan bahan untuk membangun kota dan asupan makanan. Mereka harus ikut berperang melawan musuh-musuh Azcaputzalco. Namun demikian, justru dari situ mereka mendapat ilmu baru, yaitu pengetahuan militer dan pengalaman berperang.

Pada tahun 1426 Azcapotzalco mangkat. Kematian Azcapotzalco menimbulkan krisis besar di dalam dinastinya. Keadaan ini dimanfaatkan oleh orang-orang Aztek untuk merdeka dan membuat kerajaan sendiri. Pemimpin mereka, Itzcoatl (1426-1440), lantas bersekutu dengan Raja Texcoco, saingan utama Azcapotzalco.

Hilangnya kekuatan Azcapotzalea membuka periode baru dalam sejarah Mesoamerika. Kerajaan yang kalah perang ternyata memutuskan untuk berintegrasi dan membuat satu imperium. Inilah asal mula lahirnya Triple Alliance (antara Texcoco, Tlacopan, dan Mexico-Tenochtitlan) atau juga dikenal dengan nama Imperium Aztek. 

Imperium Aztek memiliki kekuatan militer yang hebat, sehingga sedikit demi sedikit mereka mulai menaklukkan kerajaan-kerajaan lain dan memperluas wilayah kekuasaan mereka ke selatan dan tenggara Meksiko, bahkan sampai Guatemala. Dari sini kita bisa melihat bahwa Imperium Aztek adalah formasi politik yang berasal dari proses ekspansi teritorial dominasi ekonomi Mexico-Tenochtitlan.

Pada masa itu mereka sudah memiliki teknologi tata kota yang cukup maju, di antaranya sudah dapat membuat sistem saluran air, istana, piramida, dan kuil untuk penghargaan kepada para dewa.

Mexico-Tenochtitlan dijadikan ibukota Imperium Aztek dan dalam komunikasi, selain digunakan bahasa nahuatl (bahasa orang-orang Aztek) juga bahasa acolhuas (bahasa orang Texcoco) dan tepanecas (bahasa orang Tlacopan).

Setelah Itzcoatl mangkat, kekuasaan berada di tangan Motecuhzoma I (1440-1468), yang berhasil mendominasi bagian selatan Lembah Meksiko dan menaklukkan Oaxaca dan pesisir Teluk Meksiko. Setelah itu, Axayacatl (1468-1481) berkuasa dan menguasai Lembah Toluca dan wilayah Cacaxtla. Namun, ia tidak berhasil menaklukkan Tarascan, meskipun ia mengkompensasi kekalahan ini dengan keberhasilannya membuat kota saudara Tlatelolco.

Ketika pemerintahan berada di tangan Tizoc (1481-1486) tak ada keberhasilan yang dicapai. Namun, setelah Ahuitzotl berkuasa (1486-1502), Imperium Aztek berhasil memperluas lagi wilayah kekuasaannya. Ia merebut Xoconochco, Tehuantepec, Veracruz dan wilayah lain yang sangat kaya. Ahuitzotl dikenal sebagai seorang raja yang luar biasa dan memiliki pengetahuan tata kota yang sangat baik. Dialah yang memperluas pura utama Kuil Tenochtitlan, monumen terpenting di kota itu.

Setelah Ahuitzotl wafat, Motecuhzoma II memegang kekuasaan (1502-1520). Ia seorang politisi cerdas dan memprakarsai serangkaian reformasi yang mendalam yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan imperium mereka.

Namun, ia memaksa para bangsawan untuk memegang jabatan publik dan memaksa supremasi Tenochtitlan di Imperium Aztek dengan mengganti penguasa yang sah dengan kerabatnya. Reformasi tersebut memengaruhi kebijakan pemerintahan. 

Ekspansi militer diperlambat dan mereka hanya berkonsentrasi untuk menaklukkan wilayah-wilayah merdeka yang sebelumnya telah menentang serangan para pendahulu mereka.

Strategi Motecuhzoma II gagal, dan itu yang menjadi alasan utama berakhirnya Imperium Aztek. Hernan Cortes, dengan bantuan orang-orang Tlaxcallan, berhasil menjatuhkan kekuasaan Motecuhzoma II. Meksiko pun menjadi jajahan bangsa Spanyol.

Dari catatan-catatan yang ditulis oleh bangsa Spanyol, Imperium Aztek sangat maju. Seperti yang telah disebutkan di atas, mereka memiliki sistem saluran air yang dan pengetahuan tata kota serta arsitektur yang sudah sangat baik.

Secara umum, sistem kemasyarakatan dibagi menjadi dua: bangsawan dan rakyat biasa. Otoritas tertinggi ada di tangan Huey Tlatoni yang memegang kekuasan eksekutif, legislatif dan yudikatif, tetapi rakyatnya tidak menganggapnya sebagai dewa (tuhan).

Namun, kekuasaan tidak diturunkan dari ayah kepada anak, melainkan dari saudara laki-laki ke saudara laki-laki lainnya. Ketika saudara laki-laki terakhir meninggal, kekuasaan diberikan kepada anak laki-laki pertama dari saudara laki-laki tertua.

Imperium Aztek memiliki sistem peradilan yang memiliki herarki. Ada Tecutli, seperti hakim yang dipilih secara terbuka dan bertugas selama satu tahun. Putusan pengadilan dapat digugat dan naik banding dapat diajukan di hadapan raja melalui prosedur teknik yuridis yang sudah terbilang kompleks.

Ekonomi mereka ditopang oleh tiga elemen utama, yaitu upeti, pertanian dan kerajinan atau perdagangan binomial. Dalam hal kepercayaan, mereka sangat religius. Mereka percaya kepada dewa-dewa dan agama merupakan satu elemen yang sangat penting dalam kehidupan mereka.

Kehidupan beragama mereka sangat kompleks dan memerlukan banyak pendeta, tetapi semua itu tertata dengan baik. Pendeta adalah orang yang sangat dihormati dan memiliki prestise.

Ilmu pengetahuan mereka sangat maju. Mereka berhasil menciptakan satu hitungan mengenai waktu yang begitu kompleks, yang diberi nama Kalender Aztek. Konsep waktu yang ada di dalam Kalender Aztek ini terdiri dari dua siklus: tonalpohualli, tahun ritual yang memiliki 260 hari, dan xihuitl, atau tahun matahari yang memiliki 365 hari.

Tonalpohualli dibentuk dari gabungan angka dari 1 sampai 13 dan 20 simbol. Angka dan simbol tersebut berkombinasi sedemikian rupa dan membentuk komposisi tertentu tidak terulangi sampai 260 hari berlalu (dari hasil perkalian antara 13 dan 20). Xihuitl terdiri dari 18 bulan yang masing-masing memiliki 20 hari.

Jika dikalikan menjadi 360 hari. Menurut kepercayaan mereka, jika jumlah ini ditambahkan 5 (hari), yang disebut nemontemi, hari tersebut adalah hari tidak baik. Dari gabungan kedua sistem tersebut dapat dihitung tahun matahari (solar year).

Tanggal-tanggal yang ditetapkan dengan teknik tonalpohualli akan berulang setelah 52 tahun. Kalender Aztek adalah salah satu souvenir yang tak bisa terlupakan jika kita berkunjung ke Meksiko.

Apa penyebab jatuhnya Mexico-Tenochtitlan atau Imperium Aztek?

Menurut catatan sejarah, pasukan Hernan Cortes memiliki strategi yang kuat. Hernan Cortes mengangkat Pedro de Alvarado, Cristobal Olid, dan Gonzalo de Sandoval untuk memimpin pasukan berbeda yang kemudian mengepung kota dari berbagai arah.

Sementara itu, Motecuhzoma sudah dipenjara, dan orang-orang Aztek yang melihat bagaimana Motecuhzoma dan pemimpin mereka lainnya dipenjara menjadi patah semangat.

Pencopotan gelar sebagai tlatoani pada diri Motecuhzoma selama pengepungan istana Axayacatl merupakan satu pukulan keras, ditambah lagi kematian Moctezuma tak lama setelah itu. Sebagai penggantinya dipilih Cuitlahuac, tetapi ia pun meninggal tak lama kemudian, setelah terkena penyakit cacar. Cuauhtemoc diangkat dan menjadi kepala militer.

Namun, dia tidak memiliki simbol tlatoani seperti Motecuhzoma. Jadi, Mexico-Tenochtitlan secara psikologis sudah kalah lebih dulu sebelum berperang.

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa ekonomi Mexico-Tenochtitlan bergantung pada upeti, pertanian, dan perdagangan. Ketika Hernan Cortes tiba di Veracruz, Totonak meminta bantuan kepada Hernan Cortes untuk membebaskan mereka dari upeti Mexico-Tenochtitlan. Hernan Cortes setuju, tetapi ia meminta Totonak untuk membantu menyerbu Mexico-Tenochtitlan. Namun, yang pertama yang dilakukan Hernan Cortes adalah menangguhkan upeti agar tidak terkirim ke Mexico-Tenochtitlan. Dengan demikian mereka kehilangan pendapatan.

Selain itu, Hernan Cortes memotong pasokan air ke wilayah Mexico-Tenochtitlan, yang membuat kota ini kewalahan karena kekurangan air. Melihat keadaaan seperti itu Hernan Cortes menyiapkan pasukan untuk menyerang Mexico-Tenochtitlan.

Pasukan dibagi tiga kelompok yang masing-masing dipimpin oleh Alvarado (menyerang dari Tacuba yang didukung 8.000 Tlaxcalan), Olid (menyerang dari Coyoacán), dan Sandoval (menyerang dari Iztapalapa). Strategi berperang orang-orang Aztek jauh berbeda. Mereka hanya mencoba untuk menangkap prajurit untuk pengorbanan dan tidak membunuh mereka selama pertempuran, sedangkan orang Spanyol membunuh musuh sebanyak-banyaknya.

Ditambah lagi, bangsa Spanyol memiliki senjata api, sedangkan orang-orang Mexica hanya memiliki panah dan tombak. Mexico-Tenochtitlan kalah perang dan Cuautemoc ditangkap. Pada tanggal 13 Agustus 1521 Mexico-Tenochtitlan jatuh ke tangan Hernan Cortes dan peradaban Aztek pun berakhir. 

Mexico City, 25 April 2019

Situs peninggalan Aztek di Alun-alun Mexico City. Foto: Evi Siregar
Situs peninggalan Aztek di Alun-alun Mexico City. Foto: Evi Siregar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun