Mohon tunggu...
Esi Dimi Emaya
Esi Dimi Emaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Diponegoro

Mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mahasiswa KKN Tim I UNDIP Lakukan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemanfaatan Tanaman Anti Nyamuk untuk Cegah DBD

13 Februari 2024   04:50 Diperbarui: 13 Februari 2024   12:49 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kab. Magelang (29/01/2024) – Meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD) mendorong mahasiswa KKN Universitas Diponegoro Tim I Tahun 2023/2024 melakukan program “Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemanfaatan Tanaman Anti Nyamuk sebagai Upaya Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Kleteran”. Kegiatan ini dilakukan dengan sasaran Ibu-Ibu PKK Desa Kleteran pada hari Senin, 29 Januari 2024 pada pukul 10.00 WIB – selesai di Balai Desa Kleteran, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Masalah kesehatan yang sering terjadi dalam beberapa waktu terakhir di Desa Kleteran adalah demam berdarah dengue (DBD). Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes sp. (Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris). Gejala umum demam berdarah dengue (DBD), meliputi demam 40°C atau lebih, suhu tubuh naik-turun, sakit kepala, sakit perut, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri tulang, nyeri ulu hati, muncul bintik kemerahan pada kulit, mimisan, gusi berdarah, dan lain-lain.

Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mencegah DBD, salah satunya yaitu melalui pelaksanaan 3M Plus. Kegiatan 3M antara lain menguras dan menyikat tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, serta menimbun dan mendaur ulang barang bekas. Adapun kegiatan Plus lainnya, antara lain memberi larvasida di tempat penampungan air (abate), menggunakan obat anti nyamuk, tidak menggantung pakaian, memasang kawat kasa pada ventilasi, menggunakan kelambu, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menanam dan memanfaatkan tanaman anti nyamuk, memeriksa tempat penampungan air secara rutin, dan gotong royong membersihkan lingkungan.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan tanaman anti nyamuk sebagai upaya pencegahan DBD di Desa Kleteran didasari oleh terjadinya peningkatan kasus DBD yang perlu segera dicegah dan ditanggulangi. Selain itu, sebagian besar masyarakat di Desa Kleteran memiliki hobi menanam tanaman di lingkungan sekitar rumahnya. Hobi ini dapat diterapkan sebagai salah satu upaya pencegahan DBD yang menyenangkan. Tujuan utama dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan wawasan terkait demam berdarah serta meningkatkan kemauan, kemampuan, dan kemandirian masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan DBD, salah satunya melalui pemanfaatan tanaman anti nyamuk. Kegiatan ini terdiri dari beberapa sesi, antara lain penyampaian materi, pelatihan pembuatan spray anti nyamuk, tanya jawab, penyerahan bibit tanaman lavender kepada peserta, dan foto bersama.

Penyampaian Materi mengenai
Penyampaian Materi mengenai "Pemanfaatan Tanaman Anti Nyamuk untuk Cegah DBD"/dokpri

Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini, antara lain pengertian demam berdarah dengue (DBD), karakteristik nyamuk DBD, tempat perkembangbiakan nyamuk DBD, gejala DBD, pencegahan DBD dengan 3M Plus, dan tanaman anti nyamuk. Banyak tanaman di sekitar kita yang merupakan tanaman anti nyamuk sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengusir nyamuk, menghindari gigitan nyamuk, membuat halaman menjadi lebih indah, membuat udara menjadi lebih segara, dan lain-lain. Tanaman anti nyamuk, antara lain serai wangi, jeruk, lavender, tapak dara, rosemary, kemangi, zodiac, kecombrang, marigold, catnip, dan lain-lain. Tanaman-tanaman tersebut mengeluarkan bau atau mengandung minyak atsiri yang tidak disukai oleh nyamuk.

Pelatihan Pembuatan Spray Anti Nyamuk dari Bahan Serai Wangi dan Kulit Jeruk/dokpri
Pelatihan Pembuatan Spray Anti Nyamuk dari Bahan Serai Wangi dan Kulit Jeruk/dokpri

Dalam sesi pelatihan, mahasiswa melakukan demonstrasi cara pembuatan dan pemakaian spray anti nyamuk alami dari bahan serai wangi dan kulit jeruk. Kedua bahan tersebut dapat ditemukan dengan mudah di sekitar kita dan dimanfaatkan sebagai bioinsektisida pengusir nyamuk yang alami, ampuh, aman, dan terjangkau. Ekstrak serai wangi menghasilkan minyak atsiri dengan kandungan tiga komponen utama, yaitu geraniol, sitronelal, dan sitronelol. Selain itu, ekstrak kulit jeruk mengandung senyawa essensial, yaitu flavonoid, saponin, dan d-limonene. Kandungan-kandungan dalam ekstrak kedua bahan tersebut bersifat racun dan dapat mengganggu penciuman serangga, salah satunya nyamuk.

Selama sesi tanya jawab dapat terjalin komunikasi dua arah antara mahasiswa dan peserta kegiatan yang aktif dalam berdiskusi bersama terkait demam berdarah dengue dan pemanfaatan tanaman anti nyamuk, terutama pembuatan spray anti nyamuk. Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan bibit tanaman lavender kepada peserta kegiatan dan foto bersama.  Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Kleteran memiliki kemauan, kemampuan, dan kemandirian dalam pemanfaatan tanaman anti nyamuk sebagai upaya pencegahan demam berdarah dengue (DBD).

Penyerahan Bibit Tanaman Lavender kepada Ketua PKK Desa Kleteran/dokpri
Penyerahan Bibit Tanaman Lavender kepada Ketua PKK Desa Kleteran/dokpri

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun