Membayangkan nama Maarten Nijland datang ke Indonesia sudah mengejutkanku, apalagi ternyata dia datang betulan dan kita gowes bersama menuju Sentul Kilometer Nol. Wow amazing :-) Saat gowes bersama ke Sentul menjadi sangat berkesan bagi komunitas sepeda Waskita #WSKT, bersama komunitas sepeda lainnya, yang ikut bergabung menikmati kesegaran cuaca Bogor di Tahun Baru 1437 H.
Senyum dan canda membuat perjalanan pagi ini tidak terasa jauhnya dan tahu-tahu rombongan sudah sampai di Apartment Sentul, tempat ngumpulnya berbagai komunitas sepeda Jakarta, yang mendengar acara Gowes bareng Maarten diadakan pas bertepatan dengan tahun baru 1437H. Banyaknya komunitas dari berbagai juenis sepeda, hobi maupun usia, membuat suasana menjadi makin meriah. Satu grup komunitas dari Technobike, makin membuat suasana menjadi meriah.
Jabat erat terjadi di segala sudut acara, mereka saling berkenalan dan saling bercanda bak kawan lama, padahal mereka baru saja bertemu atau tidak akrab berkenalan sebelumnya. Acara ini memang digagas oleh komunitas sepeda #WSKT dari Waskita Karya, yang beberapa bulan lalu anggotanya mengalami kecelakaan bersepeda.
Maarten Nijland memang sosok yang sudah lama dikenal ceritanya di komunitas #WSKT. Dialah salah satu pesepeda yang bergabung dengan tim Indonesia dibawah naungan kegiatan Garuda, menempuh perjalanan Amsterdam-Paris 600 km beberapa tahun lalu. Salah satu sudut acara menjadi ajang reuni beberapa pesepeda yang ikut acara gowes Amsterdam Paris beberapa tahun lalu itu.
Goweser #WSKT yang terkuat sanggup menyelesaikan etape Sentul City - Kilometer Nol dengan sukses, tapi Maarten bukan hanya melaju dengan sepedanya menuju puncak, tetapi turun lagi untuk memberi semangat para pesepeda lainnya yang masih tertatih-tatih naik ke kilometer Nol. Aku sendiri meski sanggup sampai puncak kilometer Nol, tetapi sangat kagum dengan kemampuan Maarten mengayuh sepedanya naik turun tanjakan yang cukup menantang. Kualitas Maarten ini kurang lebih sama dengan pembalap legendaris kita Fanny Gunawan, yang beberapa kali ikut bergowes ria bersama #WSKT.
"Faster ! Faster !", katanya sambil tersenyum padaku.
Maarten menunjukkan posisi rantai sepedaku yang kurang ideal untuk mengayuh sepeda di jalan datar dan mulus Jakarta Bogor. Akupun membalas masukannya dengan menyebutkan bahwa aku harus bertugas di paling belakang, apalagi di depanku ada dua orang bosku, begitu kilahku.
"You protect your boss ?"
"Yess !:-)", jawabku sambil tersenyum dan Maarten mengacungkan jempolnya sambil meninggalkanku dengan senyuman khasnya.
Usai acara yang gegap gempita ini, banyak terjadi diskusi melalui Whatsapp (WA) membahas tentang beberapa tips bersepeda yang diajarkan oleh Maarten setengah hari ini. Hasil diskusi ini kucoba rangkum dan kutulis dalam blog pribadiku eeshape(dot)com dan blog Kompasiana ini. Semopga catatan tips bersepeda ini bermanfaat bagi para goweser yang belum benar dalam bersepeda. Ilmu yang diajarkan Maarten mungkin bukan suatu ilmu baru, beberapa goweser handal Indonesia juga tidak kalah handalnya dalam memberikan tips. Suasana gowes pagi ini yang membuat Maarten lebih nyaman menjelaskan tips bersepedanya.
- Pilih ban ukuran 700x25c dengan tekanan angin sekitar 100-120 psi sesuai dengan rute yang diambil.
- Disarankan untuk keamanan memakai rem cakram, terutama dalam kondisi jalan yang banyak menurun.
- Pemanasan sebelum bersepeda sifatnya mutlak, lakukan sebaik mungkin untuk mendapat hasil olah raga yang baik.
- Minuman sebelum berolah raga adalah minuman elektrolit dan diminum satu jam sebelum berolah raga
- Gowes tanjakan yang pake “cleat” jangan ditekan di ujung kaki, harus didorong seluruh telapakan (seperti menginjak)
- Untuk tanjakan, digowes sambil berdiri, badan tidak boleh condong ke depan, karena beban jadi terpusat di depan semua, harus tetap di tengah, sehingga beban merata.
- Pas jalan menurun, pegangan lebih stabil di drop bar (bagian bawah).
- Pandangan saat jalan menurun, juga jangan fokus pada ban saja, tetapi sedikit lebih jauh ke depan, agar apa yang akan dilalui sudah diketahui sebelum sampai lokasi.
- Saat mengayuh sepeda, dimulai dengan kayuhan pemanasan, setelah itu mulai dengan kayuhan yang bertenaga dan setiap beberapa menit diberi istirahat dengan kayuhan ringan, kemudian kayuh bertenaga lagi.
- Bagi yang powernya kuat, posisi sadel lebih ditarik ke belakang, tetapi untuk yang powernya kurang, posisi sadel lebih dimajukan.
Masih banyak tips yang disampaikan Maarten, namun kemampuan mencatatku memang hanya sebanyak ini yang sanggup kutulis. Semoga bermanfaat untuk Goweser yang membaca Kompasiana, dimanapun berada. Salam sehat buat semua :-)
Sebagian poto ini koleksi dari Direktur Waskita Realty, yang tidak mau ketinggalan ikut memeriahkan acara ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H