" Sejak agresi Israel di jalur Gaza 7 Oktober lalu, sebanyak 40.000 warga sipil tewas, sebagian besar anak-anak dan perempuan. Namun di dunia internasional Israel tetap memposisikan diri sebagai pihak yang tidak bersalah. Upaya membalikkan fakta ini dilakukan Israel melalui mesin propaganda yang disebut Hasbara"
Sulit membayangkan derita orang-orang di Gaza. Untuk menyelamatkan diri dari gempuran Israel mereka mengungsi di bangunan sekolah. Nyatanya bangunan sekolah tempat penampungan pengungsi Gaza itu porak-poranda di bombardir Israel.
Sepertinya Resolusi PBB Nomor 2735 tentang gencatan senjata Israel -- Hamas tidak dipedulikan pihak Israel. Buktinya pihak Israel tetap saja hampir setiap hari memborbardir Gaza. Di balik asap hitam yang mengepul ke langit Gaza, mayat pun bergelimpangan
Kamis 15 Agustus tadi 40 orang korban tewas. Kini anak-anak di Gaza yang kehilangan kedua orang tuanya tak terhitung lagi jumlahnya. Kementraian Kesehatan di Gaza menyebutkan sejak agresi 7 Oktober lalu sebanyak 40.005 orang warga sipil tewas
Kendati angka tewas sudah begitu mengerikan, namun di dunia internasional, Israel selalu menimbulkan kesan tidak bersalah. Sekalipun telah membunuh banyak warga sipil, Israel begitu cekatan membalikkan fakta. Upaya memutarbalikkan fakta ini dilakukan melalui mesin propaganda Israel yang disebut Hasbara
Sebenarnya, Hasbara tidak berbeda jauh dengan mesin propaganda lain. Namun bagi Israel, Hasbara seringkali dimanfaatkan untuk mendistorsi dan merekayasa peristiwa demi peristiwa yang lebih terperinci dengan tujuan untuk membenarkan tindakan dan kebijakan kontroversialnya.
Mesin propaganda Hasbara memiliki beberapa fungsi. Salah satunya yaitu membenarkan aksi militer yang menargetkan wilayah sipil maupun warga sipil itu sendiri. Hasbara juga dipakai untuk mengalihkan kesalahan ke kelompok milisi Hamas, biasanya atas tewasnya sebagian besar warga sipil.
Setelah melancarkan serangan, Israel memanfaatkan Hasbara. Lalu keluar pernyataan Israel mengenai Hamas menggunakan sekolah hingga rumah sakit sebagai fasilitas militer. Ada pula soal Hamas yang disebut menggunakan warga Palestina sebagai "perisai manusia."
Untuk ini, Israel menggunakan foto-foto satelit serta pengakuan para tahanan Hamas untuk mendukung klaim propaganda Hasbara. Tidak itu saja, Israel juga menggunakan Hasbara dalam bentuk disinformasi untuk dijadikan senjata melawan amarah publik atas kebrutalan Israel.
Dilansir dari The New Arab, fungsi Hasbara lainnya yaitu untuk menggambarkan bahwa Israel merupakan korban atau bahkan pihak yang tertindas. Fungsi ini mungkin tepat jika digunakan dalam perang Arab-Israel 1967. Namun akan sangat tak masuk akal jika dipakai dalam konflik di Gaza.