Mohon tunggu...
Said Mustafa Husin
Said Mustafa Husin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ismael Haniyeh Tewas Terbunuh, Konflik Hamas - Israel Dicemaskan Akan Memburuk

31 Juli 2024   20:23 Diperbarui: 31 Juli 2024   20:35 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh serta satu pengawalnya tewas terbunuh di Teheran, Iran, Rabu (31/7/2024) waktu setempat. Kuat dugaan, serangan ini dilakukan Israel. Hamas pun berjanji akan membalas kematian ini"

Gencatan senjata permanen Hamas -- Israel yang tengah didiplomasikan sejumlah negara perantara seperti Mesir, Qatar dan Amerika Serikat sangat diyakini akan memasuki fase terburuk. Pasalnya kubu Hamas tak akan memberi ruang lagi untuk gencatan senjata permanen

Sikap Hamas ini menyusul serangan agen Israel yang menewaskan pemimpin politik Hammas, Ismail Haniyeh serta seorang pengawalnya di Teheran, Rabu (31/7/2024) waktu setempat. Hamas mengutuk serangan ini dan berjanji akan membalasnya

Konflik Israel - Palestina adalah konflik tertua dalam sejarah dunia yang masih berlangsung sampai hari ini. Ada banyak fase ditemukan dalam konflik Israel -- Palestina. Namun fase yang masih berlanjut sampai hari ini berawal dari upaya pencaplokan lahan

Orang-orang Israel setelah perang dunia I, sebagian bermukim di Palestina. Mereka para zionis yang mencaplok lahan-lahan orang Palestina dengan berbagai cara termasuk dengan cara membeli. Para zionis Israel ini ingin mendirikan negara

Konflik Israel -- Palestina yang masih berlangsung sampai hari ini dan telah menelan ribuan korban jiwa, juga merupakan implikasi dari runtuhnya Kekhalifaan Turki Ottoman dalam Perang Dunia I dan kemudian Palestina dikuasai Inggris.

Ketika itu, kawasan Palestina dihuni oleh mayoritas suku Arab atau bangsa Palestina, sedangkan komunitas Yahudi menjadi kaum minoritas. Konflik terjadi antara kedua bangsa itu ketika muncul gerakan zionisme yang berupaya menjadikan pemukiman Yahudi sebuah negara

Gerakan zionis untuk mendirikan negara ini didukung Deklarasi Balfour pada 2 November 1917. Deklarasi yang dikeluarkan Inggeris ini mendukung pendirian "rumah nasional" bagi orang Yahudi di Palestina. Akibatnya tanah Palestina makin dipersempit

Konflik Hamas -- Israel sejak beberapa waktu belakangan ini memang terus memuncak. Israel melancarkan serangan ke Gaza menyusul serangan dari kelompok bersenjata Hamas ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023

Serangan Hamas ke wilayah selatan Israel dilakukan secara mendadak dan menewaskan 1.189 jiwa serta bangunan-bangunan yang porak poranda. Sedangkan serangan Israel telah menewaskan 1200 jiwa dan sebanyak 240 orang dijadikan sandera

Menyikapi buruknya konflik Hamas -- Israel, PBB pernah mengimbau agar semua pihak menahan diri. Bahkan Amerika Serikat telah mengajukan draft resolusi DK PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza. Pasalnya wilayah selatan Gaza yakni Rafah menjadi tempat pengungsian

Dalam draf naskah resolusinya, Amerika Serikat juga memperingatkan Israel untuk tidak menyerang Rafah yang sudah sesak dengan pengungsi Palestina. Lebih satu juta orang Palestina mengungsi di Rafah, sementara penduduk Rafah mencapai 250.000 jiwa

Namun pada pertengahan April 2024, Israel masih melancarkan serangan rudal ke bangunan apartemen penduduk di Gaza. Alasan Israel, bangunan yang menjadi target serangan itu diklaim sebagai tempat persembunyian sejumlah militan Hamas.

Kucing-kucingan antara Hamas dan Israel ini sering membuat eskalasi konflik kian meluas dan semakin mengabaikan rasa kemanusiaan. Padahal konflik ini telah menelan 36.224 jiwa hingga 30 Mei 2024.

Jumlah tersebut mencakup anak-anak 15.000 jiwa dan ribuan jiwa lagi yang dinyatakan hilang. Tapi yang paling menyedihkan serangan itu terkadang sengaja ditujukan kepada anak-anak untuk maksud-maksud politis tertentu

Misalnya tiga cucu dari Ismail Haniyeh, masing-masing Hazem, Amir dan Mohammad tergeletak tak bernyawa saat mobil mereka dihujani bom oleh Israel pada Idul Fitri lalu. Padahal ketiga cucu Haniyeh ini akan mengunjungi saudaranya untuk berlebaran di kamp pengungsian

Ismail Haniyeh sendiri juga sudah berulangkali mengalami pertistiwa ancaman kematian. Saat kembali dari perjalanan resmi pertamanya ke luar negeri sebagai PM pada 2006, Haniyeh juga mengalami ancaman kematian

Ketika itu, Ismail Haniyeh dan rombongan dilarang masuk ke Gaza dari Mesir di Perlintasan Perbatasan Rafah. Namun ia tetap mencoba menyeberangi perbatasan. Akhirnya terjadi baku tembak, seorang pengawal tewas dan putra sulung Haniyeh terluka.

Melansir Britanica, Ismail Haniyeh lahir pada tahun 1963 di kamp pengungsi Shati, Gaza. Ia mengawali pendidikan di sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Masa kuliahnya ia habiskan di Universitas Islam Gaza dengan gelar sastra Arab pada 1987 silam.

Ismail Haniyeh mulai berkecimpung dengan kelompok Hamas ketika mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Haniyeh juga berpartisipasi dalam protes Intifada Pertama dan sempat dihukum penjara oleh pengadilan militer Israel.

Setelah bebas, otoritas militer Israel di wilayah Palestina yang diduduki memulangkan Haniyeh ke Lebanon bersama para pemimpin senior Hamas, Abdel Aziz al-Rantissi, Mahmoud Zahar, Aziz Duwai, dan 400 aktivis lainnya.

Ismail Haniyeh kembali ke Gaza pada 1993 setelah perjanjian Oslo. Kepemimpinannya di Hamas bermula pada 1997 ketika ia menjadi sekretaris pemimpin spiritual kelompok tersebut yaitu Syaikh Ahmed Yassin.

Dalam beberapa kurun waktu belakangan ini, Haniyeh merupakan tokoh utama yang memainkan peran kunci dalam politik Timur Tengah yang kompleks. Itu pula alasannya, Haniyeh selalu dikejar dan diburu Israel

Ismail Haniyeh tewas bersama seorang pengawalnya setelah diserang agen Israel di Teheran, Iran. Haniyeh berada di Teheran bukan untuk menyusun kekuatan Hamas tapi menghadiri pelantikan presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian.

Karena itu seperti dikutip Kantor Berita WAFA, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengutuk aksi serangan yang dilakukan kepada Ismail Haniye dan pengawalnya. Mahmoud Abbas menyebutkan aksi serangan yang menewaskan Haniyeh itu sebagai tindakan pengecut

" Aksi serangan itu sebagai tindakan pengecut," kata Presiden Palestina, Mahmoud Abbas seperti dikutip Kantor Berita WAFA (said mustafa husin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun