Mohon tunggu...
Said Mustafa Husin
Said Mustafa Husin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Freelance, pemerhati kebijakan dan wacana sosial, penulis profil tokoh dan daerah, environmental activists.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perdana Menteri Syeikh Hasina di Antara Hegemoni yang Mulai Tergerus

27 Juli 2024   21:07 Diperbarui: 16 Agustus 2024   22:30 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demo mahasiswa di Bangladesh (Foto Reuters/Mohammad Ponir Hossain)

"Ribuan mahasiswa yang sangat marah, tumpah ruah di sejumlah ruas jalan di ibu kota Bangladesh, Dhaka. Mereka bentrok dengan polisi hingga berdarah-darah dan lebih 170 orang dilaporkan kehilangan nyawa. Apa yang menggerakkan mereka" 

Kamis 18 Juli 2024 malam, ibu kota Bangladesh, Dhaka sangat mencekam. Ribuan orang menggeruduk stasiun televisi BTV. Tak lama, sebagian dinding bangunan stasiun televisi pemerintah itu menyala dijilati lidah api. Jendela, perabot dan berbagai peralatan di dalam gedung dirusak dan dipecahkan

Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa bahkan aparat keamanan juga menembakkan peluru karet ke kerumunan massa. Akibatnya korban berjatuhan, sebagian besar korban luka, namun jumlah korban tewas juga tak kalah banyaknya, lebih 170 jiwa

Perdana Menteri Sheikh Hasinah menyampaikan pidato untuk meredakan kerusuhan dan kekerasan dalam aksi massa di lapangan, namun yang terjadi justeru sebaliknya, eskalasi aksi massa terus meluas ke berbagai wilayah. Bahkan tuntutan aksi makin jauh, mereka mengajak diberlakukan mogok nasional

Gerakan perlawanan rakyat terhadap kekuasaan seperti yang terjadi di Bangladesh ini telah terjadi di banyak pemerintahan sejak abad ke 18. Misalnya Revolusi Perancis (1789-1799). Hanya dengan semboyan Liberte, Egalite, fraternite, kaum proletar bergerak menggulingkan kekuasaan

Ada juga Revolusi Amerika (1765-1783), Revolusi Inggeris (1640 -- 1668) bahkan ada Revolusi Haiti (1791 -- 1804) . Mengutip berbagai catatan, gejolak perlawanan rakyat biasanya disebabkan berbagai alasan seperti kebijakan penguasa yang tidak pro rakyat ditengah situasi ekonomi yang buruk  

Dalam Revolusi Perancis kemarahan rakyat dipicu oleh sikap absolutisme kerajaan serta seigneurialisme di kalangan kaum buruh, para petani dan rakyat jelata lainnya. Selain itu ada hal-hal lain yang ikut memicu seperti bangkitnya gagasan-gagasan kaum pencerahan.

Namun utang nasional yang tidak terkendali akibat perang melawan Inggeris termasuk hal yang sangat memicu kemarahan rakyat dalam Revolusi Perancis. Kondisi ini diperparah oleh sistem pajak yang tidak seimbang serta situasi ekonomi yang buruk.

Dari sekian banyak alasan yang memicu kemarahan rakyat dalam Revolusi Perancis, salah satunya adalah hak-hak istimewa yang diberikan kepada kaum bangsawan. Hak istimewa ini mencakup bidang hukum, sosial, ekonomi seperti pajak dan lainnya   

Ini hampir sama dengan akar permasalahan perlawanan rakyat di Bangladesh. Perlawanan rakyat yang dimotori mahasiswa di Bangladesh bermula dari sistem kuota pegawai negeri sipil. Mahasiswa marah terhadap sistem kuota yang diterapkan pemerintah untuk mendapatkan pekerjaan di sektor publik.

Pasalnya kebijakan kuota ini menguntungkan kelompok tertentu. Setiap tahun jumlah pelamar mencapai 300.000 orang, sementara pemerintah hanya membuka 4000 formasi. Sedihnya, dari 4000 formasi yang dibuka sebanyak 56 persen diberikan untuk kelompok tertentu  seperti keluarga pejuang kemerdekaan dari Pakistan.

Para analis mengatakan aksi mahasiswa atau perlawanan rakyat di Bangladesh tersebut juga mencerminkan kebencian yang lebih luas terhadap distribusi kekayaan dan peluang yang tidak merata dalam perekonomian yang mulai goyah. Padahal bertahun-tahun sebelumnya perekonomian mengalami pertumbuhan pesat.

Kasus-kasus perlawanan rakyat dalam sejarah akan semakin menarik kalau disimak dari sudut pandang Hegemoni yang diperkenalkan seorang filsuf, teoretikus politik, dan aktivis Italia Antonio Gramsci (1891--1937). Hegemoni dimuat dalam kumpulan catatan "prison notebook" yang ditulis Gramsci di penjara

Hegemoni dalam pandangan Gramsci merujuk pada dominasi atau pengaruh yang dimiliki oleh kelompok atau kelas tertentu dalam masyarakat terhadap kelompok lainnya. Hegemoni tidak hanya dicapai melalui pendekatan budaya, norma-norma sosial, dan ideologi semata.

Dalam pandangan Gramsci, Hegemoni juga terkadang harus dicapai melalui  penggunaan kekerasan atau penguasaan fisik. Setidaknya inilah yang sering terlihat dalam antisipasi aksi massa di beberapa negara.

Hampir di semua negara, kelompok dominan akan mempertahankan hegemoninya dari segala ancaman. Bahkan kelompok dominan tak segan melakukannya  melalui kekerasan, penguasaan fisik atau penahanan aktivis

Dalam kasus aksi massa di Bangladesh lebih seribu orang aktivis telah ditahan, sementara korban jiwa termasuk aparat pengamanan mencapai 173 orang lebih. Kenapa kondisinya seburuk ini. Ini tidak lain disebabkan Hegemoni yang mulai tergerus, posisi Perdana Menteri Syeikh Hasina mulai goyah diguncang aksi mahasiswa

   

Sebenarnya, Syeikh Hasina wanita yang tenang dan tegas. Ia adalah anak sulung dari presiden pendiri Bangladesh Syeik Mujibur Rahman. Syeikh Hasina salah satu dari dua anak Mujibur Rahman  yang selamat dari kudeta berdarah 15 Agustus 1975 lalu lantaran saat kudeta terjadi keduanya berada di Jerman Barat.

Selama 16 tahun  memimpin Bangladesh, Syaeikh Hasina telah berupaya mengeluarkan Bangladesh dari kemiskinan. Selama masa jabatannya, pemerintah Bangladesh diguncang pemberontakan pasukan paramiliter yang menewaskan 57 perwira militer, namun semua itu bisa dilewatinya

Namun kali ini, puteri presiden pendiri Bangladesh ini mulai gusar menghadapi aksi mahasiswa yang tak kunjung mereda, Tambah lagi partai-partai opopsisi berkumpul di belakang aksi mahasiswa. Kelompok dominan di negeri ini mulai terancam, hegemoni mulai tergerus

Seperti pandangan Gramsci, Hegemoni tidak hanya dicapai melalui pendekatan budaya, norma-norma sosial, dan ideologi semata. Hegemoni juga terkadang harus dicapai melalui  penggunaan kekerasan atau penguasaan fisik.

Benar, inilah yang terjadi di Bangladesh, ratusan pendemo luka-luka, lebih 170 orang kehilangan nyawa, ribuan aktivis ditahan. Herannya, sekalipun berdarah-darah, aksi demo mahasiswa Bangladesh tak kunjung reda. Apa sebenarnya yang menggerakkan mereka (said mustafa husin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun