Anarko sindikalisme adalah cabang anarkisme yang berkonsentrasi pada gerakan buruh. Dalam peringatan May Day 1 Mei 2019 di Bandung kelompok Anarko Sindikalisme ditangkap dan mereka digunduli.
Dikutip CNN Indonesia, Polri menyebut kelompok Anarcho Syndicalism yang membuat kerusuhan dalam peringatan aksi hari buruh Internasional atau May Day berkoordinasi lewat grup percakapan dalam aplikasi Whatsapp (WA). Keterkaitannya dengan kelompok yang sama di luar negeri pun didalami.
"Mereka komunikasi via WA grup," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, dikutip CNN Indonesia, Jumat (3/5/2019)
Ia menyebut perencanaan aksi kelompok ini dilakukan lewat jaringan komunikasi itu. Misalnya, titik kumpul, warna pakaian yang digunakan, hingga penentuan sasaran aksi perusakan.
"Ada vandalisme, coret mencoret, membuat simbol mereka di area publik, itu semua akan kami dalami," kata Dedi.
Selain itu, dikatakan Dedi, Polri juga bakal mendalami apakah kelompok Anarcho Syndicalism yang ada di Indonesia memiliki kaitan dengan kelompok yang ada di luar negeri. Pasalnya, sambung Dedi, kelompok tersebut memang muncul pertama kali di Rusia.
Memang benar, kelompok yang mengusung faham anarko sindikalis ini awalnya tumbuh di Rusia, kemudian menjalar ke Eropa, Amerika Selatan dan Asia. Ini bermula ketika pada akhir abad ke 19, diskursus anarkisme mulai terbuka. Lalu pemikir seperti Max Stirner, Pierre Josheph Proudhon dan Michael Bakunin menghadirkan langsung gagasan mereka di hadapan kaum buruh.
Di Amerika muncul nama Emma Goldman yang meramu buah pikir Stirner dan komunisme Kropotkin. Ada juga Alexander Berkmen. Dua sahabat ini kemudian diasingkan pemerintah AS ke Rusia. Â Sedangkan di Italia ada Errico Malatesta. Lantas di Indonesia siapa ??. Sampai saat ini belum ada nama yang mencuat.
Namun, seperti dilansir Tempo.co Dosen Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta AB. Widyanta mengatakan Gerakan Anarko Sindikalis mendapat stigma atau cap mirip Komunisme. Gerakan itu melawan fundamentalisme pasar atau kapitalisme yang sangat masif di Indonesia. "Idenya sama dengan yang diusung Marxisme," ujar dia.
Dosen yang mengajar teori-teori sosiologi dan sosiologi lingkungan ini menyebutkan kerap berdiskusi dengan aktivis Anarko. Spirit perjuangan mereka adalah memperjuangkan buruh dan melawan kapitalisme global yang mendera berbagai lini kehidupan. "Gerakan pembebasan buruh menjadi ruh mereka," kata dia.
Anggota gerakan Anarko Sindikalis, kata Widyanta, punya militansi melawan kapitalisme, misalnya industri yang merusak lingkungan hidup dan pelanggar Hak Asasi Manusia. Kebanyakan dari mereka terjun langsung dan punya pengalaman menghadapi konflik agraria atau penyerobotan tanah atas nama infrastruktur.