Menyimak pidato perdana Sekjen ASEAN priode 2018-2022, Lim Jock Hoi di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Jumat (5/1/2018) siang kemarin, ada secercah harapan untuk masa depan organisasi perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara ini.
ASEAN akan melibatkan masyarakat sipil di luar elite perwakilan negara dalam membantu memecahkan masalah regional ASEAN. Ini bertujuan untuk memperkuat kapabilitas organisasi sehingga mampu menjadi penggerak ekonomi kawasan maupun global.
"Kami ingin memperkuat institusi ASEAN dan konektivitas masyarakatnya supaya bisa mempertahankan ASEAN sebagai penggerak ekonomi dan integrasi di kawasan," kata Lim dalam pidato perdananya di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Jumat (5/1) seperti diwartakan CNN Indonesia.
Pentingnya ASEAN melibatkan masyarakat sipil untuk memecahkan persoalan regional pernah diulas Randy Wirasta Nandyatama dari UGM dalam The Conversation. Ia menulis ASEAN perlu mendengar dan menanggapi suara masyarakat sipil.
Dosen Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada ini yakin dengan mengundang kelompok pemangku kepentingan yang lebih luas ke dalam kegiatan regional, ASEAN akan dapat mendengar dan menanggapi suara masyarakat sipil mengenai persoalan yang dihadapi bersama dengan lebih baik.
Di mata mantan Direktur Pusat Studi ASEAN UGM ini, memasuki usia setengah abad, ASEAN menghadapi sejumlah persoalan. Di antaranya, kekerasan terhadap etnis Rohingya di Myanmar, media Independen di Kamboja yang ditekan pemerintah dan buruh imigran dari wilayah Asia Tenggara yang tidak mendapatkan perlindungan yang layak.
Untuk menemukan solusi dari sejumlah persoalan yang kini dihadapi ASEAN, pria yang saat ini sebagai peneliti doktoral Universitas Melbourne, Australia ini mengatakan mendengarkan suara-suara dari masyarakat sipil adalah langkah penting untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi.
Masyarakat sipil akan merepresentasikan kekhawatiran yang layak didengar oleh pemerintah negara-negara anggota ASEAN. Presentase masyarakat sipil memiliki potensi sumbangsih ide-ide yang lebih tepat untuk memecahkan masalah kompleks di tingkat lokal.
Ilmuan yang kini tengah memfokuskan penelitiannya pada peran organisasi masyarakat sipil Indonesia dalam pelembagaan hak asasi manusia di ASEAN ini sangat yakin keterlibatan masyarakat sipil akan semakin menguatkan legitimasi ASEAN di wilayah Asia Tenggara.
Dalam catatannya, Ia membeberkan ASEAN pernah mengalami krisis legitimasi ketika tidak mampu berbuat banyak dalam menghadapi krisis ekonomi Asia. Krisis legitimasi ini hendaknya mendorong ASEAN untuk bertransformasi menjadi organisasi yang lebih inklusif dan terbuka kepada partisipasi masyarakat sipil.
Namun, katanya para pemimpin negara-negara Asia Tenggara justru semakin sering menggunakan retorika mengutamakan masyarakat ASEAN. Sementara kenyataannya mereka kerap enggan mengubah kerangka regional yang telah lama memberikan kekuasaan besar pada kelompok elit negara-negara anggotanya.
Pandangan seperti itulah secara bernas terlihat dalam alur pikir Sekjen Lim Jock Hoi yang menggantikan Le Luong Minh dari Viet Nam. Di bawah Lim, ASEAN seperti menemukan ruang baru.
Dalam pidatonya, Lim mengatakan saat ini adalah waktu yang tepat bagi ASEAN untuk mempersiapkan masyarakatnya agar terus mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
"Kami percaya dengan kerja sama dan integrasi yang kuat, ASEAN bisa menghadapi tugas dan tantangan di masa depan yang begitu besar dan memaksimalkan potensi kolektif anggota-anggotanya," ujar Lim seperti diwartakan CNN Indonesia.
Lim Jock Hoi di negaranya Brunei Darussalam lebih dikenal dengan Dato Paduka Lim Jock Hoi. Ia dulunya Kepala Departemen Perdagangan di Kementerian Perindustrian dan Sumber Daya Utama Brunei.
Lim lulusan ekonomi Politeknik Kota London pada 1976. Dato Lim pernah mendapat gelar The Most Honourable Order dari Seri Paduka Mahkota Brunei. Dengan rekam jejak tersebut, negara anggota ASEAN sangat menaruh harapan pada Sekjen yang baru ini.
Portal Internasional yang tergabung dalam Medcom.Id mewartakan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan Lim bukan seorang asing bagi ASEAN. Pria asal Brunei Darussalam tersebut sering hadir menjadi perwakilan negaranya dalam berbagai pertemuan ASEAN.
"Pak Lim bukanlah orang lain bagi ASEAN. Saya dan beliau pernah sama-sama menjadi ketua Senior Official Meeting (SOM) di ASEAN-Europe Meeting (ASEM)," ujar Menlu Retno dalam pidatonya di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Jumat 5 Januari 2018.
Menlu Retno menuturkan dirinya yakin Lim bisa menjadi ketua ASEAN yang dapat melanjutkan kerja dari pendahulunya. Dia juga yakin Lim bisa memajukan ASEAN agar semakin baik ke depannya.
ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. ASEAN sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
ASEAN didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967 berdasarkan Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Â Isi deklarasi Bangkok itu di antaranya mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara
Selain itu, meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional, meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
Dalam deklarasi Bangok juga dicetuskan memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang ada, Meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia Tenggara
Kini 10 negara sudah menjadi anggota ASEAN. Brunei Darussalam bergabung pada 7 Januari 1984, Viet Nam bergabung pada 28 Juli 1995, Laos bergabung bersamaan dengan Myanmar pada 23 Juli 1997 dan Kamboja bergabung pada 30 April 1999.
Kendati Brunei Darussalam baru menjadi anggota ASEAN pada 7 Januari 1984 atau setelah 17 tahun ASEAN berdiri. Namun komitmen Lim Jock Hoi dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara tak perlu diragukan.
Lim Jock Hoi diyakini akan mampu memberikan warna baru bagi ASEAN ke depan dengan pendangannya akan melibatkan masyarakat sipil dalam mencarikian solusi dari berbagai permasalahan yang dihadapi.
Semoga saja, di bawah Sekjen Lim Jock Hoi, sikap ASEAN saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi k edepan akan dirasakan negara-negara anggota. (Said Mustafa Husin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H