Dinas PUPR juga mengambil langkah-langkah nyata seperti pengerukan sedimen dan respons cepat saat banjir. Namun, Haksa menyadari bahwa teknis saja tidak cukup; partisipasi masyarakat juga penting, terutama dalam menjaga saluran drainase dan mencegah pembuangan sampah sembarangan.
Pentingnya koordinasi antara pemerintah daerah dan pusat juga ditegaskan Haksa. Beberapa proyek irigasi didanai dari pusat, seperti rehabilitasi jaringan irigasi di Kecamatan Palang yang membantu petani tetap mendapat pasokan air di musim kemarau. "Kami ingin memastikan irigasi bekerja baik di musim hujan maupun kemarau," tambahnya.
Selain menghadapi tantangan teknis, Haksa juga berusaha membina timnya untuk terus berkembang. "Kami membutuhkan tenaga teknis yang lebih banyak dan berkompeten di lapangan," katanya, menyadari bahwa perkembangan teknologi menuntut peningkatan keterampilan.
Mengakhiri pembicaraannya, Haksa mengimbau masyarakat untuk tidak hanya bergantung pada pemerintah. "Ada masalah yang bisa kita selesaikan bersama, seperti membersihkan saluran air di depan rumah," pesannya. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga hutan demi mencegah banjir yang lebih parah.
Banjir di Mamuju memang masalah kompleks yang tidak bisa diselesaikan dalam semalam. Namun, dengan kerja sama yang solid antara pemerintah dan masyarakat, Haksa yakin dampaknya bisa dikurangi. "Ini PR kita bersama," tutupnya dengan optimisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H