Mohon tunggu...
Esbea Saja
Esbea Saja Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Wanita jogja, yang berada di rantau

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Nyesel Tidak Makan Konro dari Dulu

25 Mei 2010   09:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:59 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_149616" align="aligncenter" width="300" caption="Konro Bakar sudah dicampur kuah sup (Dok. Sribudi Astuti)"][/caption]

Untuk pertama kalinya selama saya berada di Makassar saya berani makan KONRO. Dalam kurun waktu 4 tahun berada di Makassar, sebenarnya sudah puluhan kawan yang merekomendasikan untuk mencicipi konro, tetapi saya belum berkehendak. (halah!!!)

[caption id="attachment_149641" align="alignleft" width="300" caption="Konro karebosi (Dok. Sribudi A)"][/caption]

Alasan saya untuk tidak mecoba konro sebetulnya sangat tidak masuk akal. Suatu hari saya naik  pete-pete (angkot). Dalam angkot saya duduk bersebelahan dengan ibu-ibu yang membawa toples berisi cairan hitam. Aroma yang terkuar dari toples itu sih sedap dan menggoda hidung, tetapi ketika saya memerhatikan toples itu, saat terguncang karena pete-petenya ajrut-ajrutan, nampak serpihan-serpihan tulang dan partikel-partikel hitam. wewww... Saat saya mikir-mikir apa sebenarnya isi toples itu, ibu pembawa toples berbicara pada temannya " konro segini cukup untuk anak-anak dirumah" . Alhasil, sejak saat itu saya mengidentikkan konro itu sup berisi serpihan-serpiha tulang kecil, yang entah bagaimana memakannya, dan anehnya pikiran ini tertanam di benak saya empat tahun lamanya.

baru weekend kemarin, selepas keliling Pasar Sentral Makassar bersama seorang teman melewati Jl. Lompobattang, tiba-tiba muncul keinginan untuk mencoba konro. Pokoknya "nothing to loose" saja niatnya, kalaupun nanti saya tidak doyan makannya, saya bisa memberikannya pada teman saya.  Akhirnya kami berdua mampir di SOP KONRO KAREBOSI. Konon warung sop konro karebosi ini terkenal kelezatannya sampai seantero nusantara. Oleh pelayan, kami ditawari sop konro, konro bakar atau konro campur (iga+ kikil) , kami berdua sepakat untuk memesan 2 porsi konro bakar.

tak berapa lama pelayan datang membawakan dua piring besar konro bakar yang masih mengepul-ngepul asapnya. ternyata oh ternyata, yang dinamakan satu porsi konro bakar itu sup coklat  dengan daun bawang dalam mangkuk tersendiri, dan sepiring nasi, dan sepiring besar iga yang masih gandeng tiga dan dibakar kemudian dilumuri dengan saus kacang kental.

Kami berdua berpandangan kemudian ngakak.. bukan mentertawakan konronya, tetapi bagaimana kami menghabiskan konro bakar sebanyak itu. rupanya kami salah pesan, kami bisa memesan sepiring iga bakar untuk berdua, dua mangkuk kuah sup konro dan dua piring nasi. tetapi tak apalah.

Setelah mencicipi ternyata sangat enak, iga bakar dengan bumbu yang lezat dan sangat empuk dagingnya, plus kuah sup yang ternyata beda dengan apa yang saya lihat dulu, tanpa serpihan tulang sapi, serta sepiring nasi yang wangi.

Nafsu kami untuk menghabiskan konro kami masing-masing sangat besar, tapi apa daya perut hanya mampu menampung separo dari konro yang terhidang di meja. Berhubung ada perasaan sayang untuk ditinggalkan begitu saja, kami gabungkan iga bakar yang tersisa dan meminta kepada pelayan untuk membungkuskannya. Oleh pelayan malah ditambah sekantong sup lagi. Alhamdulillah. Kalau begini rasanya nyesel tidak makan konro dari dulu.

PS :

  • berhubung porsinya besar, seebelum memesan ukur dulu kemampuan perut, kalau tidak mampu menghabiskan seporsi, ada baiknya seporsi untuk berdua atau bertiga, tinggal minta tambah sup dan nasi saja.
  • 2 Porsi Konro bakar tanpa nasi dibanderol Rp. 58.000,- (Rp. 29.000,-/porsi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun