Mohon tunggu...
Shoim Aziz
Shoim Aziz Mohon Tunggu... -

saya sangat suka perjalanan. sekarang masih kuliah di salh satu PTN. Jurusan saat ini arkeologi. Saya ingin menyalurkan hobi menulis bertema traveling dengan modal pengalaman perjalanan saya bersama teman - teman.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Alor, Kecil dan Besar

12 Februari 2012   10:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:45 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jalan - Jalan di Indonesia seperti tak habis cerita yang didapat. Selalu saja ada yang membekas untuk dikunjungi kembali, Seperti minggu kemarin, saya berkunjung ke Pulau Alor, NTT. Berkunjung ke wilayah in merupakan pengalaman pertama. NTT merupakan provinsi yang bersatu dengan Timor Leste dan bebatasan perairan dengan Australia.  Mempunyai banyak kabupaten yang terbagi dalam 3 pulau besar. Pulau Timor, Alor, dan Flores.

Kali ini kunjungan ke Alor yang terkenal dengan keindahan bawah air. Perjalanan saya awali dari Yogyakrta. Dengan menggunakan metode backpacker, saya berangkat dengan kereta api dari stasiun Tugu Jogja ke stasiun Gubeng Surabaya. Sedikit disesali untuk perjalanan selanjutnya karena dibatalkan pelayaran ke Indonesia Timur karena ombak tinggi. Maka dengan tekad keras, say ameneruskan perjalanan dengan pesawat. Perjalanan ini pun tidak dapat langsung sampai ke Alor. Harus transit dulu di Kupang. Kemudian meneruskan penerbangan ke Alor.

Sampai di Alor, mendarat di bandara Mali.Banyak pulau yang baru pertama saya lihat dari jendela pesawat. Hijau segar adalah warna yang selalu muncul. Sebelum mendarat kami melewat Pulau Sikka yang tepat di seberang bandara dan sedikit terlihat pasir pantai akibat air laut yang surut, bagaikan jembatan alam.

Di bandara ini hanya ada dua penerbangan yaitu jam 7 pagi dan 2 siang. Tetapi tengna saja karena ada penerbangan setiap hari. Bandara yang menurut saya super kecil ini menjadi salah satu pintu utama memasuki Alor selain menggunakan kapal. Di bandara keadaan sudah ramai dengan penjemput dan banyak sopir travel plus ojek yang menawarkan jasa mengantar ke kota Kalabahi, ibukota Kabupaten Alor. Segera saja, hanya lima belas menit suasana sudah sepi kembali, karena pesawat sudah terbang menuju El Tari dan sopir itu telah mendapat pelanggan yang siap diantar ke Kalabahi, Ingin tahu lebih jauh tentang bandara ini, saya sempatkan sebentar untuk makan di sebuah kedai di depan bandara. Hanya menjaual nasi goreng, mie goreng dan minuman. Plus kedai ini hanya buka jika ada pesawat datang. Seorang sopir travel mendekati saya dan menawarkan jasa. Untuk satu orang dari Kalabahi ke bandara dihargai 25.000 dan menjadi tarif normal untuk seluruh angkutan travel dari dan ke bandara.

Menurutnya di bandara ini hanya ada orang dan petugas penerbangan jika ada pesawat dan jika tidak ada mereka langsung pulang atau melakukan pekerjaan lainnya. " PNS paling enak tu di disini, gak ada pesawt mereka langsung pulang " kata seorang sopir travel. Saya hanya tertawa kecil. Menanyakan tentang hotel disini ada beberapa hotel, dan yang menjadi rekanan travel ini adalah Hotel Melati. Hotel ini tepat di utara pelabuhan Teluk Mutiara PELNI. Kami minta diantar ke hotel karena sudah tidak ada angkutan lainnya.

Sepanjang perjalanan, awalnya kami melhat pasir putih pantai Mali. Jajaran rumah yang berselang cukup jauh antar rumah tergambar terus hingga cukup jauh dari bandara. Hanya satu sekolah yang peling dekat dengan bandara. Rumah - rumah itu menggunakan batu bata sebagi dinding dan seng sebagai atapnya. Rumahnya kecil - kecil dan masih banyak pekarangan. Di depan rumah mereka terdapat satu bangunan yang menyerupai kuburan. Dan benar saja saat kutanyakan itu memang kuburan.

Jalan aspal masih bervariasi bagus dan jelek tapi sebagian besar cukup layak dilewati. Jalan aspal telah dibangun memutari daerah kepala burung. Di Alor ini orang - orang menyebut daerah menjadi dua bagian yaitu, kepala burung dan bagian bawah, selain itu ada juga yang menyebut daerah gunung dan daerah pesisir. Di dalam peta yang saya jumpai satu - satunya, memang daerah kepala burung berbentuk seperti kepala burung yang juga merupakan tempat paling maju di pulau ini. Daerah gunung merupakan tempat yang cukup sulit dijangkau. daerahnya harus dimasuki dengan berjalan kaki dan tidak ada jalan yang pasti untuk sampai ke atas. Daerah pesisir merupakan tempat yang maju dan merupakan daerah awal yang menerima kemajuan.

Daerah Mali ke Kalabahi ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit menggunakan motor dan mobil. Jalan aspal yang menghubungkan daerah ini sudah ada dan semua orang sudah pasti tahu. Sebelum sampai di hotel kantor pemerintahan bupati kami jumpai dulu. Bangunan yang cukup besar dan agak ke atas di lereng bukit. Di depannya terdapat GOR sebagai tempat menggelar event olah raga. Dari tempat in dapat terlihat bagai jurang yang dilaukan sebuah pembangunan, karena diapit oleh dua bukit di balakang kedua bangunan ini. Masuk agak ke daerah Kalabahi sudah banyak kendaraan, toko, outlet resmi, sekolah dan pasar induk. Kendaraan transportasinya hanya ada travel, ojek dan angkutan pedesaan dan kota. Yang cukup terkenal adalah Disko berjalan, dimana suara lagu yang cukup keras berasal dari angkutan kota. Modifikasi angkutan ini yang memuat soundsystem dan kaca mobil menjadikan kendaraan in punya khas tersendiri. Ojek menjadi pilihan jika tidak ingin terllau lama dalam perjalanan. Dengan biaya yang sebenarnya cukup sama dengan di Jawa, fasilitas transportasi ini lebih bisa diandalkan jika sedang tidak ada kendaraan dan akan ke tempat yang cukup terpencil.

Kota Kalabahi sendiri merupakan tempat utama seluruh kegiatan warga Alor. Disini mereka dapat mencari apa saja yang mereka butuhkan. Mengenai jalan raya, disini hanya ada lampu kuning yang menyala, sehingga haru hati - hati jika akan melewati persimpangan jalan. Suara yang sellau didengar jika ada oran gberjalan di trotoar ada suara klakson motor atau angkot. Itu tandanya mereka menawarkan jasa angkutan. Suara klkson bahkan selalu terdengar setiap waktu, mungkin akibat tidak adanya lampu lalu lintas. Imbas lainnya adalah modifikasi suara klakson yang biasanya dilakukan oleh angkot. Dengan jalanan yang cukup ramai lancar di kota ini, keadaan jalan cukup ramai saat jam kerja.

Sesampai di hotel kami memesan kamar untuk dua orang seharga 125 ribu per malam. Hotel ini menawarkan pilihan kamar single dan double untuk dua orang. Harga dari 100ribu hingga 250rb permalam. Kedai makan yang tersedia banyak menyediakan makanan yang tidak beda jauh dengan di Jawa, hanya bergati sedikit nama saja.

Destinasi wisata sebenarnya masih agak jauh dari Kalabahi, sekitar 1-2 jam. Yang palng dekat adalah jalan-jalan ke sekitar Teluk Mutiara. Melihat kagiatan sehari - hari masyarakat pesisir pantai. Ada juga kampung Takpala, pantai Mali dan di Alor Kecil dan Besar.

Sampai disini dulu ya, nantikan ulasan selanjutnya.

terima kasih

salam,

esa aziz

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun