berdesak-desakan sedih anak perawan
iseng sendiri menunggu pujaan hati
yang berjanji melingkarkan cinta dijari manisnya dengan padi
sayang kini si perjaka dibui
lantaran membela sawah buyutnya sendiri
 dan bulan pun rebah di pematang sawah
diatas jerami anak istri terbaring
rindu akan padinya yang sudah tak lagi menguning
sekuat tenaga mereka tahan isak tangisnyaÂ
semampunya sampai tersedak air mata
 suami bilang Tuhan hadir di setiap tetes hujan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!