Ilustrasi/Kompasiana (KOMPAS/HERU SRI KUMORO)
Â
katamu Tuhan bersemayam di setiap butir nasi
coba hitung berapa yang terbuang dalam sehari
hari ini tidak sama sekali
karena esok aku dan ani-ani punya janji
katamu Tuhan bersemayam di setiap butir nasi
pagi ini aku dicegat kala memanen padi
diusir di sawahku sendiri
dia sumbat irigasi
tanahku diuruk cakar-cakar besiÂ
katamu Tuhan bersemayam di setiap butir nasi
kalau sampai alu dan lesung sudah tak lagi berbunyi
mau makan apa lagi?
mau makan hati?
aku sudah bosan makan tahi negeri ini
 ini siang terpanjang yang pernah kurasakan
begitu laparnya sekarang
hingga setiap butir yang mereka abaikan ingin kumasukkan dalam badan
setiap sendok yang sengaja mereka sisihkan tak ragu aku telan
Â
meski tanpa lauk yang menghiasiÂ
meski tanpa kuah yang mewarnaiÂ
kau begitu menggiurkan
cukup nasi satu genggam
karena listrik tidak mengenyangkan
Â
------
Â
terinspirasi dari perjuangan Dinar Anaphalis dkk
dan juga foto karya Ardiles Rante http://www.greenpeace.org/seasia/id/Multimedia/Galeri-Foto/Blusukan-Tolak-PLTU-Batubara-Batang-Ke-Istana/
salam untuk Bapak Karomat di desa KaranggenengÂ
https://www.youtube.com/watch?v=YwbMlvU1HqA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H