Mohon tunggu...
Esa Ratma Fauzi
Esa Ratma Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Desain Interior

Mahasiswa yang sangat tertarik mengenai kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sakral dan Penuh Tradisi, Begini Prosesi Pengukuhan Guru Besar ISI Surakarta

17 Januari 2025   20:57 Diperbarui: 17 Januari 2025   21:13 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prosesi Pengukuhan Guru Besar ISI Surakarta (Sumber: Youtube.com/ISI Surakarta Official)

Prosesi pengukuhan guru besar adalah sebuah momen yang sangat penting, tidak hanya bagi guru besar yang dikukuhkan, tetapi juga bagi institusi tempatnya mengabdikan ilmu dan pengetahuan. Guru besar atau profesor merupakan jabatan fungsional atau jabatan akademik tertinggi yang dapat diraih oleh tenaga pendidik atau dosen, dan pencapaian ini melambangkan pengakuan atas dedikasi, keahlian, serta kontribusi yang luar biasa dalam bidang keilmuan yang mereka geluti. Pengukuhan ini juga menjadi simbol prestasi akademik yang tak hanya diakui dalam lingkup institusi, tetapi juga di dunia akademik nasional maupun internasional. Dalam prosesi ini, guru besar tidak hanya diberi penghormatan atas pencapaiannya, tetapi juga diharapkan dapat terus memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, serta pembinaan generasi penerus. Lebih dari sekadar pemberian gelar, prosesi pengukuhan ini adalah bentuk pengakuan kolektif terhadap integritas, komitmen, dan peran guru besar dalam mengembangkan kualitas pendidikan dan riset yang berkelanjutan. Bagi institusi yang mengukuhkan, momen ini juga menjadi bukti dari keberhasilan dalam mencetak tenaga pendidik berkualitas yang mampu bersaing dan berkontribusi secara signifikan dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berbeda dengan universitas atau institusi lain, Institut Seni Indonesia Surakarta melakukan prosesi senat dalam rangka pengukuhan guru besar dengan menggunakan tradisi Jawa yang kental. Hal ini merupakan salah satu ciri khas yang menjadikan prosesi pengukuhan guru besar di ISI Surakarta terasa lebih unik, penuh makna, dan sakral. Tradisi Jawa yang dijalankan dalam prosesi ini tidak hanya sekedar upacara simbolis, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya, filosofi, dan penghormatan terhadap adat yang sudah diwariskan turun-temurun. Mulai dari pakaian adat yang digunakan oleh para anggota senat hingga rangkaian upacara, semuanya memiliki makna. Berbeda dengan kampus lain yang mungkin lebih mengedepankan nuansa formal dan modern, ISI Surakarta memasukan unsur tradisi jawa dalam prosesi senatnya yang menjadi bagian dari identitas ISI Surakarta. Inilah yang menjadikan prosesi pengukuhan guru besar di ISI Surakarta tidak hanya sebagai acara resmi akademik, tetapi juga sebagai wahana pelestarian dan penghormatan terhadap tradisi yang hidup dalam masyarakat Jawa.

Yang menarik dalam prosesi senat dalam rangka pengukuhan guru besar ini terdapat adanya pertunjukan berupa Tari Sesaji. Tari Sesaji merupakan sebuah tarian yang sarat akan makna dan sakral, sekaligus sebagai pembuka dan pertunjukan pada prosesi senat. Tari Sesaji adalah sebuah tari yang menjadi ciri khas ISI Surakarta, tarian ini terus dikaji dan dikembangkan setiap tahunnya. Tari Sesaji seringnya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan yang menggunakan langgam gerak surakarta. Dalam prosesinya sidang senat ini juga diiringi oleh beberapa jenis gamelan seperti gamelan ageng, gamelan kodok ngorek, dan juga gamelan monggang. 

Berikut urutan prosesi pengukuhan guru besar di ISI Surakarta:

  • Pembukaan

  • Prosesi Para Empu

  • Prosesi Senat ISI Surakarta

  • Tari Sesaji

  • Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

  • Pembukaan Sidang Senat Terbuka ISI Surakarta oleh Ketua Senat

  • Hymne ISI Surakarta

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
    Lihat Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun