Mohon tunggu...
Esa Puspa Meysa Putri
Esa Puspa Meysa Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Saya Esa Puspa Meysa Putri seorang Mahasiswa aktif Universitas Pendidikan Indonesia program studi Manajemen Industri Katering. Saya memiliki hobi memasak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Ekonomi Melalui Pengembangan Pariwisata Halal dalam Membangun Kesejahteraan

22 Mei 2024   22:30 Diperbarui: 22 Mei 2024   22:33 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun ke belakang, pariwisata halal telah tumbuh cepat dan menjadi segmen penting dalam industri pariwisata dunia. Konsep pariwisata halal mencakup tidak hanya penyediaan makanan halal dan fasilitas ibadah, tetapi juga layanan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam, membuka kesempatan besar bagi negara dengan jumlah penduduk Muslim yang besar dan negara lain yang berkeinginan menarik wisatawan Muslim. 

Sebagai negara dengan jumlah Muslim terbanyak di dunia, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk mengembangkan segmen pariwisata halal. Dengan keindahan alam, keragaman budaya, dan keramahan penduduknya, Indonesia memiliki dasar yang kuat untuk pengembangan ini. 

Akan tetapi, diperlukan strategi ekonomi yang cermat untuk memaksimalkan potensi ini, yang tidak hanya akan memperbaiki pengalaman para wisatawan tetapi juga meningkatkan ekonomi lokal dan nasional secara signifikan. Mengembangkan pariwisata halal di Indonesia bisa membuka lebih banyak lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata, dan menguatkan posisi Indonesia secara internasional sebagai tujuan wisata yang inklusif dan ramah bagi umat Muslim. 

Strategi ekonomi yang mengarah pada pengembangan pariwisata halal ini membutuhkan kerja sama antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat untuk memastikan bahwa fasilitas dan layanan yang disediakan sesuai dengan standar halal dan mendukung keberlanjutan lingkungan serta keadilan sosial.  
 
         Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan individu atau kelompok ke suatu tempat tertentu yang bertujuan untuk rekreasi, pengembangan diri, atau belajar tentang mengenai ciri khas dari daya Tarik wisata yang ada, dilakukan dalam periode waktu yang terbatas. Pariwisata adalah sektor vital yang berkontribusi besar dalam meningkatkan pendapatan. Dengan keindahan alam dan keberagaman budaya yang dimiliki, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor ini. Pariwisata dianggap sektor yang memiliki potensi sebagai aset penting untuk menghasilkan pendapatan bagi bangsa dan negara.
 
           Wisata halal mengacu pada semua objek atau kegiatan yang diizinkan oleh ajaran Islam untuk dinikmati oleh umat Muslim dalam menyediakan produk dan layanan pariwisata untuk konsumen Muslim. Pariwisata halal telah mendapat pengakuan secara global sebagai bagian dari industri pariwisata yang menghormati nilai-nilai Islam dan syariah. 

Pariwisata halal tidak hanya berkembang di negara-negara dengan mayoritas Muslim yang signifikan, tetapi juga di negara-negara dengan populasi Muslim minoritas, seperti Jepang. Menurut Halal Media Japan (2016), meskipun Islam merupakan agama minoritas di Jepang, minat para wisatawan Muslim tetap tinggi. Pemerintah Jepang telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan kenyamanan dan keamanan wisatawan Muslim selama kunjungan mereka. Upaya ini memperoleh pengakuan internasional saat Jepang meraih penghargaan di World Halal Tourism Award sebagai "Destinasi Halal Terbaik Non-OIC (Organisasi Kerjasama Islam) yang Muncul" pada tahun 2016.
Makanan dan minuman halal merupakan komponen krusial dalam konsep pariwisata halal, seperti dijelaskan oleh (Herawati et al. 2023). Pengolahan makanan dan minuman harus sesuai dengan prinsip-prinsip hukum Islam, yang melarang penggunaan bahan terlarang dan metode yang tidak sesuai dalam pengolahan. Pentingnya makanan dan minuman halal tidak hanya terletak pada nilai keagamaannya, tetapi juga pada keyakinan bahwa konsumsi sesuai dengan ajaran agama dapat berkontribusi positif terhadap kesehatan dan kesejahteraan individu. 

Selain itu, wisatawan Muslim sering membutuhkan fasilitas khusus seperti tempat untuk shalat dan kebutuhan privasi khususnya untuk perempuan. Akomodasi yang dapat menyediakan fasilitas ini lebih menarik bagi mereka. Menyediakan fasilitas yang ramah untuk kebutuhan agama meningkatkan inklusivitas dan aksesibilitas destinasi, memudahkan bagi berbagai kelompok, termasuk mereka yang sering kesulitan menemukan akomodasi yang cocok. 

Destinasi yang dikenal akan keramahannya dan kemudahan akses untuk berbagai kebutuhan budaya dan agama dianggap lebih ramah dan inklusif. Hal ini meningkatkan daya tarik destinasi tersebut di mata wisatawan dari berbagai latar belakang. Wisatawan yang merasa nyaman dengan fasilitas yang disediakan cenderung menghabiskan lebih banyak waktu dan uang di lokasi, yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan pariwisata dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
 
Lebih daripada sekedar layanan fisik, pengalaman pariwisata halal juga mencakup interaksi yang memperhatikan norma-norma sosial dan etika Islam (Teerakunpisut & Kongpiam, 2023). Dengan menggunakan etika yang baik dalam pariwisata, hal ini dapat menarik wisatawan yang mencari pengalaman pariwisata yang berkesinambungan dan berarti. Ini dapat menyebabkan pertumbuhan stabil dalam jumlah pengunjung dan memperbaiki reputasi destinasi di mata para pelancong. Implementasi etika yang positif dalam industri pariwisata dapat meningkatkan keyakinan investor dalam sektor pariwisata lokal. 

Investor lebih mungkin untuk mendukung proyek-paru pariwisata yang berkomitmen pada prinsip-prinsip bisnis yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Fokus pada etika dan norma yang baik dapat mendorong pengembangan produk pariwisata yang inovatif dan berkelanjutan, membuka peluang baru untuk diversifikasi dan meningkatkan daya tarik destinasi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dari pariwisata.
 
Penawaran layanan berbasis Syariah mampu menarik pariwisata halal, mampu menarik wisatawan muslim dengan konteks ekonomi berkelanjutan dengan dapat menarik perhatian industri global pariwisata. Ditandai dengan adanya dampak positif ekonomi di berbagai aspek. Pengalaman perjalanan pariwisata beserta halal lebih dihargai dari mulai akomodasi, transportasi, makanan, dan aktivitas wisata. 

Selain sektor ekonomi yang langsung terkait dengan pariwisata merasakan dampaknya, tetapi bisnis lokal pun terkena dampaknya. lapangan pekerjaan baru juga pendapatan masyarakat meningkat karena kualitas pariwisata halal, yang berpotensi mengatasi tingkat pengangguran dan masalah ekonomi lainnya. Jelas dapat berkontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun