Mohon tunggu...
Esang Suspranggono
Esang Suspranggono Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Si Jhonny yang berusaha menepati Janjinya. Berharap kisahnya bisa menginspirasi bagi lainnya. Masih belajar mencintai kopi, dan berkeyakinan suatu saat akan dapat kontrak untuk menulis tentang museum di berbagai negara.ig@janjijhonny

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Virusku Akhirnya Berhasil

20 November 2014   18:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:18 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

....Gimana kalau kita ke museum pak Harto ? Kalianjuga belum pernah ke sana kan ?...

Sebuah usulan yang saya lontarkan ketika pada arisan beberapa minggu kemarin membahas acara P3B RW 13 Badegan. Ya, apalagi kalau bukan berkunjung ke museum. Hooh, Setuju menjadi penanda usul saya diterima di forum tersebut. Akhirnya mimpi untuk menularkan virus Museum Hunter yang selama beberapa tahun ini tertunda. Untuk kedua kalinya saya berhasil mengajak teman - teman saya datang ke museum. Yang pertama adalah tean semasa di Pare yang akhirnya terpukau dengan keindahan Museum Affandi di daerah jl. Solo Yogyakarta. Dan kini teman paguyuban pemuda - pemudi di RW berhasil menjadi korban dari virus Museum Hunter.

Minggu awal bulan November kami ber 16 berangkat menuju Memorial Jendral Besar Soeharto di daerah Kemusuk Sedayu Bantul. Seperti biasa, sedikit molor dari jadwal yang tertera di undangan. Budaya jam karet masih begitu kuat di daerah pedesaan. Rencananya sih ingin memperkenalkan museum kepada generasi muda, namun sayang saat itu yang datang generasi tengah yang sedikit labil dan para tetua.

Minggu, menjadi hari berkah bagi warga sekitaran museum pak Harto. Seakan mereka sudah menanam pohon uang yang setiap minggu bisa dipetik. Lahan parkir kendaraan sudah terlihat berjejer rapi mulai dari bus pariwisata, kendaraan pribadi, serta kereta odong - odong. Suasana ekonomi kerakyatan tergambar menarik.

[caption id="attachment_336699" align="aligncenter" width="560" caption="Kunjungan P3B 13 Badegan ke museum Pak Harto "][/caption]

Sebuah patung berdiri tegap sambil membawa tongkat menyapa langkah kaki kami. Gagah seperti ketika semasa beliau masih hidup. Sinar mentari yang cukup terik tak menyurutkan semangat pemuda pemudi kamin untuk tetap narsis tetapi bukan selfie. Sedikit jeprat jepret sebagai dokumentasi jika kami pernah kesini akhirnya selesai. Dan ini dia Memorial Jendral Besar Soeharto, kami datang.

Kedua kalinya saya berkunjung ke tempat ini. Sebuah museum yang kecil namun sangat memukau. Bayangan saya ketika masuk ke tempat ini saya kan banyak mendapat cerita tentang masa hidup beliau yang tidak ada di dalam buku pelajaran. Tapi disini saya mendapat banyak kenangan tentang beliau melalui jepretan foto. Dinding setiap lorong selalu bercerita melalui foto. Selain itu video dokumenter pun juga ikut mendongeng tentang sejarah, dan kejayaan masa lalu.

Boleh dibilang museum ini termasuk museum canggih. Dengan mengadobsi teknologi tinggi untuk menggemakan semua benda yang ada disini.Banyak sekali viewer yang terpasang disini. Keindahan gambar yang dihasilkan viewer cukup memberi kesan. Selain itu terdapat beberapa silouet – silouet yang cukup keren. Ini menjadi museum HiTech kedua yang saya kunjungi setelah Museum Gunung Merapi di Sleman.

[caption id="attachment_336700" align="aligncenter" width="553" caption="Salah satu piranti canggih sebagai media menyampaikan sejarah di museum Pak Harto"]

14164584292118477265
14164584292118477265
[/caption]

Dengan ruangan yang tidak besar namun banyak teman - teman yang berkata puas dengan hal itu. Cerita tentang sejarah perjuangan beliau dan sejarah Indonesia bisa membuat kita kembali ke bangku sekolah dulu. Sepenglihatan mata museum ini memang menjadi favorit bagi kalangan yang sudah sepuh. Joglo yang berada tepat di depan museum penuh dengan orang tua yang sambil ngemong anaknya atau cucunya yang masih kecil . Sekitaran usia 40 tahun ke atas. Mungkin para pegunjung yang datang ingin bernostalgia dengan pak Harto semasa isih penak jaman ku tho.

Museum Hunter

Sebuah nama yang sedikit nyeleneh dengan gaya yang sok ke barat-baratan. Namun bukan untuk bergaya dan terlihat berbeda, maksud dari nama tersebut adalah semangat untuk datang ke museum. Saya tidak tahu apakah sudah ada pergerakan dengan semangat untuk mempromosikan museum di luar sana, namun Museum Hunter adalah sebuah mimpi saya menularkan semangat datang ke berbagai museum.

Saat kita datang ke sebuah museum pasti kita akan mendapat banyak ilmu, cerita hidup dari setiap benda tersebut yang tidak ada di dalam buku pelajaran sejarah. Rasa haus untuk terus mengkoleksi ilmu itu lah yang tergambar dalam Museum Hunter. Dan inilah yang selama dua tahun terakhir saya coba wujudkan. Memang sih pada awalnya saya ingin membuat merchandise untuk mengajak anak muda lainya peduli dengan sejarahnya. Namun seiring waktu berjalan banyak kendala yang dihadapi terutama dari modal. Akhirnya saya berfikir bagaimana jika saya mengajak dulu anak muda - anak muda untuk datang ke museum.

Percobaan pertama saya berhasil dengan membawa tiga teman saya datang ke Affandi. Dan kini 15 orang sudah berhasil untuk saya ajak datang ke museum Pak Harto. Dan ke depan semoga ada puluhan hingga ratusan orang untuk datang ke museum memperkenalkan budaya, sejarahnya ke pada dunia luar. Serta saat ini saya berusaha mewujudkan mimpi berkunjung ke berbagai museum di seluruh belahan dunia lalu membagi ceritanya melalui tulisan.

Datang ke museum mungkin terlihat kuno, jadul di masa dimana mall berdiri tegak menggiurkan. Tetapi akan ada banyak hal luar biasa yang akan mempengaruhi anda ketika anda datang ke museum. Ibarat foto, musuem juga seperti mesin waktu yang akan membawa anda kembali ke jaman itu. Dimana anda belum belum terlahir di masa itu dan akan banyak cerita yang tak kalah hebatnya dari sebuah film di bioskop. Dan itulah yang saya coba tularkan kepada teman yang lainnya, setidaknya mereka bisa mengetahui sejarah dan budayanya yang kini harusnya menjadi baju kebesaran. Bukan bangga dengan sejarah negara lain begitu pula dengan budaya nya.

......Hingga hari ini manusia memang belum bisa membuat mesin waktu ke masa depan. Tapi manusia sudah mampu membuat mesin waktu masa lampau melalui goresan sejarah dan budayanya.......salam Museum Hunter.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun