Namun pada saat ini kita menggunakan agama sebagai alat bukan landasan dalam perpolitik tidak ada politik yang sehat. Disisi satu kita adalah politik kapitalis, kekuasaan yang dipegang oleh kaum elit pemegang modal tebesar dan menjadikan dia yang berkuasa sementara di Negara ini pemilik modal besar adalah orang asing bukan orang pribumi asli. Disisi lain, kita menganut demokrasi pancasila tapi, disisi lain yang kita inginkan adalah politik sekuler yang memisahkan anatara agama dan Negara.
Pada dasarnya, masyarakat ingin hidup sederhana dengan siapapun pemimpinnya asal masyarakat bisa hidup tentram dan sejahtera. Namun, dengan dijelaskan nya sistem pemerintahan dan politik dari dinasti Umayyah dan dinasti Abbasiyah membuat ketakutan jika agama menjadi fondasi dalam mengatur Negara sehingga muncul lebel radikal pada setiap gerakan yang bersumber pada Qur'an dan Hadits.
*Penulis adalah mahasiswa semester 1 mata kuliah Ilmu Politik Prodi Ilmu komunikasi FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H