Oleh karena itu, Sandiaga Uno mengajak semua pihak untuk bekerjasama dengan seluruh stakeholder atau yang disebutnya sebagai 3G yaitu gercep (gerak cepat), geber (gerak bersama), dan gaspol (garap semua potensi online). Membangun destinasi super prioritas di Likupang ini perlu banyak dukungan serta kolaborasi. Oleh karena itu kemenparekraf menggandeng pihak swasta untuk berkontribusi membangun sarana prasarana penunjang seperti yang dilakukan The Pulisan Resort.
Saya sebagai penulis mengapresiasi totalitas dan kerja nyata dari Kemenparekraf dalam membangun sektor pariwisata di Likupang. Mulai dari investasi hingga peningkatan kualitas SDM melalui pembangunan Poltekpar Manado maupun pelatihan SDM Ekonomi Kreatif subsektor musik “Musicpreneur”. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah menyangkut infrastruktur atau sarana prasarana. Pembangunan infrastruktur di Likupang mulai dari listrik , air bersih, dan akses jalan. Kemudian juga proyek pengembangan Bandara Internasional Sam Ratulangi. Namun, untuk masalah sinyal memang masih menjadi hambatan pengembangan DSP. Disisi lain, perlu kehadiran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dalam meningkatkan sadar wisata bagi masyarakat.
Tak hanya keindahan alamnya, budaya lokal yang masih kental di Likupang seperti Tari Kabasaran juga berpotensi untuk meningkatkan daya tarik wisatawan dan membuka lapangan pekerjaan misalnya melalui pagelaran seni dan budaya. Maka dari itu perlunya mengusung konsep pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism), yaitu memperhatikan keseluruhan dampak ekonomi, sosial, serta lingkungan saat ini dan di masa yang akan datang. Sehingga pariwisata berbasis budaya dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sustainable tourism itu sendiri juga menjadi solusi permasalahan sampah, fasilitas tidak terawat, dan menghindari penutupan destinasi wisata.
Sport tourism sendiri menurut saya juga merupakan ide yang cukup cemerlang mengingat kondisi geografis Likupang mulai dari darat, laut, dan udara. Misalnya saja turnamen paralayang, golf, lomba lari, dan lomba renang yang tentunya dapat menaikkan pamor Likupang.
Problematika lain yang perlu digarisbawahi adalah mengenai keberjalanan industri pariwisata dan ekonomi kreatif selama masa pandemi Covid-19. Sejak Februari 2020, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mengalami penurunan signifikan diikuti pendapatan negara yang terus merosot. Dampak pandemi ini juga terlihat dari tenaga kerja di sektor pariwisata yang mengalami pengurangan jam kerja, tidak bekerja sementara, bahkan kehilangan pekerjaannya. Menurut data BPS 2020, kurang lebih 409 ribu tenaga kerja di sektor pariwisata kehilangan pekerjaannya.
Untuk dapat bertahan di era pandemi Covid-19 ini dan destinasi wisata tidak dikatakan “mati”, maka pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif harus memiliki kemampuan adaptasi dan inovasi mengikuti trend pariwisata saat ini. Dengan memanfaatkan inovasi teknologi misalnya dengan virtual tourism untuk liburan online, layanan staycation, serta take away bagi pihak restoran. Penyedia hotel juga harus melengkapinya dengan sertifikat CHSE (Cleaniness, Health, Safety, Environment Sustainability) dari Kemenparekraf/Baparekraf agar pengunjung merasa lebih aman saat berlibur.
Menurut Menparekraf sendiri Likupang dianggap yang paling lambat di antara DSP lainnya. Maka dari itu, berbagai persoalan dan regulasi harus dipahami secara komprehensif dan tidak hanya sepotong-sepotong, dan perlunya koordinasi yang intens dengan pihak terkait.
Dengan adanya pembangunan ini penulis berharap nanti ada banyak lapangan kerja tercipta dan ekonomi masyarakat sekitar dapat bangkit. Sehingga dapat menjadi tujuan wisata yang menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara serta berdampak langsung pada kebangkitan ekonomi di Kawasan Ekonomi Khusus ini. Upaya-upaya ini diharapkan dapat menjadikan likupang sebagai destinasi wisata yang adil, berkelanjutan, dan mampu membangkitkan perekonomian indonesia. Sekaligus harapan baru kebangkitan pariwisata di Indonesia pasca pandemi.
Mari kita ciptakan wisata alam di era baru yang lestari dan ramah lingkungan. Lengkapi pengalaman berpetualang, dengan menjelajahi Likupang. Pastinya butuh dukungan dan kesadaran Anda dalam disiplin melakukannya. Dengan begitu, bersama kita bisa membangkitkan Likupang sebagai salah satu destinasi kebanggaan Indonesia. Yuk, sama-sama kita saling jaga dan menaati protokol kesehatan 6M dan melakukan vaksinasi supaya bisa berwisata #diindonesiaaja lagi. Mari jo kita piknik ke likupang. Torang samua basudara!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H