Mohon tunggu...
Ameilina Esafitri
Ameilina Esafitri Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Jangan lupa bahagia :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Alat Permainan Edukatif dan Penciptanya

27 September 2021   12:28 Diperbarui: 27 September 2021   12:40 1911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: edutoys.en.alibaba.com & id.pinterest.com

Permaian edukatif diciptakan tidak lain bertujuan untuk mengembangkan potensi anak sejak dini. Sebab anak usia dini belajar melalui bermain, maka diciptakanlah alat permainan untuk edukasi yang akrab disebut dengan Alat Permainan Edukatif (APE). Beberapa tokoh perkembangan anak, telah membuat alat permainan edukatif dengan konsep yang berbeda-beda. Berikut adalah konsep alat permainan edukatif menurut Montessori, Elizabeth Peabody, Cruissenaire dan Froebel:

  1. APE ciptaan Montessori

Alat permainan edukatif yang diciptakan dr. Maria Montessori berkonsep memudahkan anak dalam mengingat konsep-konsep yang akan dipelajari tanpa perlu bimbingan sehingga anak dapat belajar untuk bekerja mandiri. Pada konsep montessori dikatakan seorang anak berkemampuan dapat menyerap informasi melalui lingkungannya serta belajar mandiri melalui pengalaman yang diperoleh dari sekitar lingkungan. 

Sehingga orang tua tidak seharusnya memaksakan anak untuk mendapatkan pengetahuan yang diinginkan orang tua tanpa memahami perkembangan dan keinginan anak. Sebaliknya, anak sebaiknya diberikan ruang dan fasilitas yang aman dan nyaman agar dapat bersikap mandiri. Lingkungan yang aman dan nyaman seperti ruang kelas dapat membuat anak mengasah kreativitasnya baik secara individu maupun kelompok. 

Menurut Montessori, ruang kelas yang ideal yaitu disediakannya bahan dan alat bermain yang lengkap. Penataan ruang kelas untuk pembelajaran menurut konsep Montessori yaitu disesuaikan dengan karakter anak, alat permainan yang digunakan harus aman dan harus dilakukan dengan menyenangkan, tanpa paksaan orang tua.

Maria Montessori telah membuat alat peraga atau alat permainan dapat melatih pengembangan kemampuan kognitif anak serta melatih kemampuan dalam  belajar sendiri tanpa bantuan orang lain. Menurut Montessori anak dapat memahami sesuatu yang abstrak dengan membuat senyata mungkin melalui alat peraga yang dibuatnya. Jenis-jenis alat peraga yang diciptakannya berupa inkastri silinder, puzzle geometri, dan kantong keterampilan tangan, alat peraga dirancang untuk melatih kemandirian anak.

Melalui puzzle geometri dapat mengenalkan berbagai bentuk dan bisa belajar menyatukan suatu bentuk geometri dengan bentuk geometri lain sehingga menghasilkan bentuk lain. selain itu juga dapat melatih anak untuk berpikir logis dan mengamati secara nyata. Permainan lain seperti  inkastri silinder dapat mengembangkan aspek kognitif dan motoric anak.

2. APE ciptaan Elizabeth Peabody

Elizabeth Peabody menganut premis bahwa permainan anak-anak mempuntyai nilai perkembangan dan nilai intrinsic. Kemudian ia juga seorang pengajar, penulis serta pendiri Taman Kanak-Kanak (TK) pemerintah untuk pertama kalinya di Amerika Serikat. Peabody juga mngarang dan menciptakan alat yang digunakan untuk mepelajari bahasa di lembaga Taman Kanak-Kanak. Bukan hanya itu, Peabody juga membangun seperangkat tes perkembangan bahasa. Kompetensi bahasa merupakan pembelajaran utama yang diajarkan karena bahasa tidak sepenuhnya diajarkan pada anak. Pada konsep alat peraga atau permainan ciptaan Peabody mengajarkan kemampuan bahasa pada anak. 

Melalui permainan dapat melatih kemampuan membaca, menimak, menulis, berbicara dan unsur-unsur lainnya. Permainan ciptaan Peabody ini terdiri atas du jenis boneka tangan yang berfungsi sebagai tokoh mediator yaitu P. Mooney dan Joey. Bonekanya juga dilengkapi dengan papan magnet, gambar-gambar, piringan hitam berisi lagu, dan tema cerita serta kantong pintar. Alat permainan Peabidy ini memberi pembelajaran yang mengacu pada pengembangan bahasa dan kosa kata. Pada akhir-akhir ini peraga yang diciptakan Peabody mulai berkembang menjadi boneka tanga, boneka jari yang telah digunakan di lembaga-lembaga Pendidikan Anak Usia Dini.

3. APE ciptaan Cruissnaire

Alat permainan ciptaan Cruissnaire berupa balok cruissnaire dimana peraga tersebut diciptakan untuk mengenalkan konsep bilangan dan mengembangkan kemampuan berhitung pada anak. Latar belakang diciptakannya balok cruissnaire yaitu adanya kesulitan pemahaman matematika pada anak. Balok cruissnaire merupakan permainan yang terbuat dari kayu kemudia dibentuk menjadi balok dan tersedia dalam berbagai warna dan juga ukuran. Balok yang dibuat dengan berbagai ukuran dan warna antara lain :

1 x 1 x 1 cm dengan warna kayu asli

2 x 1 x 1 cm dengan warna merah

3 x 1 x 1 cm dengan warna hijau muda

4 x 1 x 1 cm dengan warna merah muda

5 x 1 x 1 cm dengan warna kuning

6 x 1 x 1 cm dengan warna hijau tua

7 x 1 x 1 cm dengan warna hitam

8 x 1 x 1 cm dengan warna coklat

9 x 1 x 1 cm dengan warna biru tua

10 x 1 x 1 cm dengan warna jingga

Semakin berkembangnya zaman, alat permainan ciptaan Cruissnaire telah dimodifikasi menjadi lebih menarik agar anak lebih minat dan tertarik dalam kegiatan pembelajaran. Balok-balok tersebut dapat kita lihat pada gambar dibawah ini 

4. APE ciptaan Froebel

Berdasarkan pengalaman masa kecil Friedrich Wilhelm August Froebel yang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya, kemudian ia mengubah cara orang tua dan juga sekolah dengan semboyan fried (rasa damai), fruede (kegembiraan), dan freiheit (merdeka). Menurutnya, sejak kecil anak berhak tumbuh sesuai dengan perkembangannya, dan mendapatkan kasih sayang, perhatian, kedamaian, kebahagiaan dan kebebasan yang harus diberikan oleh orang tua maupun sekolah. 

Dalam pendidikan menurut Froebel menganjurkan agar anak dilatih belajar melalui  eksplorasi, pengamatan maupun peragaan terhadap makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan. Hal tersebut ditujukan untuk anak memahami akan kodratnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang nantinya akan menjadi manusia yang empati, cerdas, mandiri, bermoral serta adil. 

Selain itu kegiatan pendidikan Froebel meliputi kegiatan bermain dengan gift, kegiatan okupasi, kerajinan tangan, bernyanyi dengan gerak badan dan merawat serta memelihara tanaman dan juga binatang. Kemudia Froebel menciptakan alat permainan edukatif berupa balok blockdoss untuk mendukung program pendidikannya. Alat permainan tersebut berupa balok balok bangunan yaitu suatu kotak besar yang berukuran 20x30 cm yang terdiri dari balok-balok kecil berbagai ukuran yang merupakan kelipatannya. APE tersebut dapat melatih kemampuan motoric serta daya nalar pada anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun