Mohon tunggu...
RagaAsga
RagaAsga Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hanya bicara dalam diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kuat, Aku Tidak Dapat Sepertinya?

14 September 2014   01:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:46 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"bukannya,jika kamu mencintainya,kamu akan berusaha mendapatkannya?apa kamu sudah menyerah?" , "aku sudah melakukan semuanya, aku tidak menyerah! aku hanya membatasi cintaku padanya dan egoku untuk memilikinya,bukannya jika kita telah melakukan sesuatu dengan sepenuh kemampuan lalu itu tidak dapat dimiliki,itu namanya takdir!"

"takdir!,berarti kamu menyalahkan tuhan?" , "tentu saja tidak! aku tidak menyalahkan siapapun,tuhan,keluarganya maupun dia"

"aku masih tidak mengerti dengan pemikiranmu tentang semua musibah ini,tolong jelaskan agar aku paham?" , "baiklah, akan aku katakan apa yg kupikirkan : yg pertama, atas meninggalnya kedua orangtuaku, semua yg kulakukan kini,semua percuma bukan,sekeras-kerasnya aku menjerit,menangis,bersedih,apa itu akan mengembalikan orang tuaku?yg sekarang hanya bisa kulakukan,hanyalah berdoa yg terbaik untuk mereka disana, yg kedua, tentang pekerjaanku! apa aku harus mengemis-ngemis kepada manager untuk tidak mengeluarkanku?, apa aku harus marah? tidak,manager mengeluarkanku secara hormat,karena masalah internal dalam perusahaan itu,dan aku diberikan pesangon ganti rugi dg jumlah cukup besar, sekarang,aku tnggal memilih,untuk melamar pekerjaan baru,atau berusaha membuka usaha sendiri dari pesangon itu,dan terakhir,tentang orang yg kucintai, aku membicarakan ini baik-baik dengan dia dan keluarganya, dia sih masih ingin meneruskannya denganku, tapi tidak dengan keluarganya,aku yakin, keluarganya punya keputusan yg terbaik untuknya, karena itu aku dapat merelakannya, dan aku bicara dengan senyum dan lembut ku berkata kepadanya "aku yakin,ini semua untuk km,yg terbaik untukmu..terimalah! kamu pasti bisa melaluinya" sambil kuusap air mata di pipinya,lalu aku mencium tangan kedua orangtuanya,menurut keyakinanku untuk menghormati."

"itu pemikiran yg sederhana,tapi tak mudah dilakukan bukan?,kamu hebat dapat melalui semua itu dan masih dapat tersenyum." , "memang tak mudah,tapi ingat satu hal, jangan lupakan tuhanmu, serahkan bahagia dan sedihmu dengan doamu, bukankah semua yg didunia ini hanya titipan darinya? yg aku lakukan,bukan jg karena yg kuinginkan,tuhan hanya memberikan yg kita butuhkan,bukan apa yg kita inginkan bukan!"

dengan menutup kata "terimakasih". dengan mata terpejam,mengangkat wajahnya ke arah lampu di langit-langit,membendung airmata di kelopak mata yg di pejamkan,tersenyum dengan kebanggaan yg besar , pembelajaran yg tak mungkin didapatkan dari apapun selain kehidupan. aku-pun tak dapat sepertinya!

Tangerang,13 September 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun