Mohon tunggu...
Suhadi Rembang
Suhadi Rembang Mohon Tunggu... Guru Sosiologi SMA N 1 Pamotan -

aku suka kamu suka

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kolourologi Buah Kersen

8 Desember 2017   07:08 Diperbarui: 8 Desember 2017   08:50 2067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buah Kersen memiliki ragam warna. Dengan bentuk buahnya yang bulat, buah yang satu ini memiliki warna masak yang cenderung kemerahan. Hasil pengamatan singkat, warna kersen dipengaruhi oleh usia dari buah itu sendiri. Semakin muda, warna kulit buahnya cenderung kementahan tipis. Dan ketika masak, warna buah cenderung berwarna matang pekat. 

Buah Kersen cukup menarik untuk para burung. Hingga saat ini memang belum ada penelitian tengan pengaruh warna burung yang gemar makan buah kersen. Namun kenyataannya, semua burung penggemar buah kersen ini memiliki warna dan corak yang menarik. 

Beberapa burung yang kerap hinggap dan memanen buah kersen diantarnya; burung kemade, cucak hijau, pleci, burung walik, burung-madu, dan trucukan. Semua burung tersebut secara kebetulan memiliki warna bulu yang menarik. Mungkin saja, selain genetis dan evolusi warna burung yang semakin menarik, juga terdapat peran dari ragam warna pada makanan buah yang dimakannya.

Kandungan komposisi senyawa dalam 100 g buah kersen [Gemilang, 2012]
Kandungan komposisi senyawa dalam 100 g buah kersen [Gemilang, 2012]
Kajian terdahulu, buah kersen ditemukan dan terbukti memiliki banyak manfaat. Diantara hasil temuan manfaat itu adalah menurunkan kadar glukosa darah (Verdayanti, 2009), menangkal sel-sel rusak akibat radikal bebas dan menghambat penuaan dini (Nurkhasanah, 2013), dan kandungan organoleptik dan vitamin C (Octavia, 2014). Namun tekstur warna buah kersen yang sangat memukau mata ini, tampaknya belum ada yang mengkajinya. 

Kajian tentang manfaat warna untuk kehidupan, kita dapat belajar pada ilmu colourologi. Namun ilmu Colourologi ini belum banyak dikembangkan pada media terapi alternatif pada buah kersen. 

Colourologi atau semacam turunannya chromotheraphy atau menggunakan warna untuk tujuan kesembuhan kalah jauh dari racik obatan kimia. Tampak kemajuan Chromotheraphy cenderung maju dalam hal penjualan perkakas lampu dan kosmetik lipstik yang memang diarahkan pada peningkatan daya komsumsi publik saja. Adapaun Colourologi dan juga Chromotheraphy belum dimanfaatkan untuk mengkaji warna warni buah-buahan di Nusantara ini yang memang jago hasilkan buah tropis yang beragam, khususnya Colourologi buah kersen.

Barisan warna buah kersen yang memukau [doc. Foto Vistaphotography, 2017]
Barisan warna buah kersen yang memukau [doc. Foto Vistaphotography, 2017]
Untuk itu perlu kiranya dilakukan kajian mendalam dan kompleks terhadap warna buah kersen dan efeknya penyembuhannya dalam terapi warna. Kajian awal tentang terapi warna dan efeknya pada kesehatan pernah terulas oleh Adiati tahun 2014. Namun lagi-lagi, ulasan tentang Colourologi hanya semacam pintu masuk saja. Detail tentang Colourologi buah Kersen, belum. 

Hasil pengamatan singkat, buah kersen memiliki warna kemerahan pada saat masak. Tampak pada foto di atas, semakin masak, warna buah kersen semakin pekat dan kaut. Dalam kajian colourologi, merah merupakan warna yang dapat meningkatkan metabolisme tubuh. 

Untuk lebih detailnya, kita dapat melakukan Chromotheraphy pada video buah kersen di bawah ini. 

dan untuk mengenal ekologi dan cara memanennya, dapat dilihat pada video di bawah ini. 

Semoga kajian tentang buah kersen ini semakin banyak yang memperhatikan. Buah kersen yang telah terbukti disukai para burung, memiliki kandungan manfaat untuk kesehatan, namun warna buah kersen yang memukau ini belum banyak yang memperhatikan untuk kepentingan chromotheraphy dalam kajian colourologi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun