Sekolah mewah dan sekolah yang bersahaja, memiliki kesempatan yang sama. Bahkan sekolah yang bersahaja, akan mendapatkan empati para ahli untuk datang mengabdi di sekolah tersebut. Tentu guru tamu juga lebih menaruh empati, karena kebersahajaan sekolah tersebut. Bukan semata-mata bayaran tinggi, tetapi empati terhadap kebersahajaannya yang sangat berarti.
Selain fokus penggunaan dana untuk guru tamu, dana sekolah harus difokuskan untuk proses mengunjungi sumber belajar di luar ruang kelas yang ada. Strategi mengunjungi sumber belajar adalah strategi sepadan, baik untuk sekolah mewah dan sekolah yang bersahaja. Guru dan siswa harus keluar dari ruang kelas. Datangi sumber belajar terdekat yang kiranya siswa mampu mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang distandarkan. Contoh hal, mata pelajaran Sosiologi kelas XI tepatnya materi tentang masyarakat multikultural yang kompetensi dasarnya adalah “Memahami penerapan prinsip-prinsip kesetaraan dalam menyikapi keberagaman untuk menciptakan kehidupan harmonis dalam masyarakat”, guru dan siswa dapat mengunjungi tempat suci Vihara, tempat suci Masjid, tempat suci Gereja, tempat suci Klenteng, dan tempat suci yang lainnya. Dengan menerapkan pembelajaran dengan model kunjungan lapangan ini, jelas akan terjadi kompetisi yang sepadan antara sekolah mewah dan sekolah yang bersahaja. Dengan demikian, maka sekolah-sekolah yang bersahaja akan mampu meberikan layanan pendidikan yang memuaskan hingga mencapai lompatan kualitas pembelajaran yang membanggakan.
Semoga tulisan ini memberi semangat kepada teman-teman guru yang sekolahnya sangat terbatas akan keberadaan gedung dan ragam media pembelajannya. Model pembelajaran kunjungan lapangan ini adalah salah satu alternatif untuk penguatan bahwa siapapun gurunya, dimanapun mengajarnya, guru harus kreatif dalam mensikapi keadaan dan kenyataan. Murid dan orang tua pasti akan selalu mendukung program-program pembelajaran sekolah yang kreatif. Dan sebaliknya, siswa dan orang tua lambat laun akan meninggalkan sekolah yang banyak beban biaya dan malas gurunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H