Mohon tunggu...
Suhadi Rembang
Suhadi Rembang Mohon Tunggu... Guru Sosiologi SMA N 1 Pamotan -

aku suka kamu suka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kunjungan Lapangan

19 Januari 2017   03:38 Diperbarui: 19 Januari 2017   04:27 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para siswa antusias mengikuti 'Kunjungan Lapangan (Dokumentasi Pribadi)

Sekolah mewah dan sekolah yang bersahaja, memiliki kesempatan yang sama. Bahkan sekolah yang bersahaja, akan mendapatkan empati para ahli untuk datang mengabdi di sekolah tersebut. Tentu guru tamu juga lebih menaruh empati, karena kebersahajaan sekolah tersebut. Bukan semata-mata bayaran tinggi, tetapi empati terhadap kebersahajaannya yang sangat berarti.

Selain fokus penggunaan dana untuk guru tamu, dana sekolah harus difokuskan untuk proses mengunjungi sumber belajar di luar ruang kelas yang ada. Strategi mengunjungi sumber belajar adalah strategi sepadan, baik untuk sekolah mewah dan sekolah yang bersahaja. Guru dan siswa harus keluar dari ruang kelas. Datangi sumber belajar terdekat yang kiranya siswa mampu mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang distandarkan. Contoh hal, mata pelajaran Sosiologi kelas XI tepatnya materi tentang masyarakat multikultural yang kompetensi dasarnya adalah “Memahami penerapan prinsip-prinsip kesetaraan dalam menyikapi keberagaman untuk menciptakan kehidupan harmonis dalam masyarakat”, guru dan siswa dapat mengunjungi tempat suci Vihara, tempat suci Masjid, tempat suci Gereja, tempat suci Klenteng, dan tempat suci yang lainnya. Dengan menerapkan pembelajaran dengan model kunjungan lapangan ini, jelas akan terjadi kompetisi yang sepadan antara sekolah mewah dan sekolah yang bersahaja. Dengan demikian, maka sekolah-sekolah yang bersahaja akan mampu meberikan layanan pendidikan yang memuaskan hingga mencapai lompatan kualitas pembelajaran yang membanggakan.

Semoga tulisan ini memberi semangat kepada teman-teman guru yang sekolahnya sangat terbatas akan keberadaan gedung dan ragam media pembelajannya. Model pembelajaran kunjungan lapangan ini adalah salah satu alternatif untuk penguatan bahwa siapapun gurunya, dimanapun mengajarnya, guru harus kreatif dalam mensikapi keadaan dan kenyataan. Murid dan orang tua pasti akan selalu mendukung program-program pembelajaran sekolah yang kreatif. Dan sebaliknya, siswa dan orang tua lambat laun akan meninggalkan sekolah yang banyak beban biaya dan malas gurunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun