Mohon tunggu...
Erza Agistara Azizah
Erza Agistara Azizah Mohon Tunggu... Psikolog - Psikologi

Senang mempelajari ilmu psikologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengatasi Ketidakberdayaan dengan Menemukan Makna Hidup

13 November 2022   14:00 Diperbarui: 13 November 2022   13:59 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketidakberdayaan

Melvin (dalam Kamal, 2020) menyatakan bahwa ketidakberdayaan ialah harapan yang dimiliki individu namun perilakunya sendiri tidak dapat menentukan tercapai atau tidaknya harapan tersebut. 

Pendapat lain disampaikan oleh Kalekin dan Fishman (1996), ketidakberdayaan ialah jarak atau gap antara harapan individu dan kemampuan real individu. 

Dengan kata lain, ketidakberdayaan ini dapat diartikan sebagai sebuah persepsi individu yang menanggap bahwa segala tindakannya tidak akan menghasilkan apapun (powerless).

Carpenito (2009) menjelaskan ketidakberdayaan disebabkan oleh beberapa faktor yakni kurangnya wawasan dan pengetahuan, adanya erasaan tidak berharga, ketidakadekuatan koping sebelumnya, kurangnya kesempatan dalam menentukan keputusan atau pilihan hidupnya. 

Sedangkan Doenges dan Towsend (2008), menjelaskan faktor penyebabnya ialah: mengalami perubahan gaya hidup karena lingkungan tempat tinggal, ketidakmampuan untuk membuat keputusan dan memiliki keterampilan komunikasi verbal yang kurang lebih ekspresif perasaan tentang penyakit atau kondisinya, ketidakmampuan untuk memenuhi peran karena penyakit progresif menyebabkan kecacatan, misalnya: multiple sclerosis, kanker yang tidak dapat disembuhkan atau AIDS, ketidak puasan dengan kehidupan (tujuan hidup yang telah dicapai), merasa frustrasi dengan kesehatan dan kehidupan sekarang, pola parental ketika klien adalah anak remaja yang terlalu otoriter atau terlalu peduli/mencintai, penerimaan umpan balik negatif yang konsisten sepanjang tahap perkembangan anak kecil hingga remaja, tidak ada minat dalam perkembangan hobi dan aktivitas sehari-hari

Munculnya ketidakbermaknaan hidup ini menimbulkan dampak yang terbagi atas dua, yaitu dampak psikologis dan dampak fisik. Dampak psikologis  berkenaan dengan gangguan-gangguan mental, seperti timbulnya depresi, stres, ingin menyakiti diri sendiri, cemas, dll. Sedangkan dampak fisik berkenaan dengan fisik, seperti menurunnya imun tubuh yang memicu munculnya berbagai macam penyakit fisik.

Solusi untuk menyikapi ketidakberdayaan adalah dengan menemukan tujuan atau makna hidup. Makna hidup adalah hal penting dan berharga bagi kehidupan seseorang. Tinggi atau rendahnya makna hidup seseorang berdampak pada bagaimana pandangannya terhadap harga diri, kesehatan, dll. (Gumilar & Uyun, 2009).

Kebermaknaan Hidup

Frankl (2004) menjelaskan makna hidup ialah sesuatu yang penting menjadi nilai khusus bagi seseorang. Kebermaknaan hidup berarti kualitas penghayatan individu dalam mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi-potensi yang dimilikinya dan seberapa jauh ia telah mencapai tujuan-tujuan hidupnya dalam hal memberi makna kehidupan. 

Dalam hal ini individu bebas memaknai dirinya sendiri. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemaknaan hidup ini merupakan tanggung jawab individu itu sendiri, karena hanya ia yang mengalami pengalaman-pengalaman hidupnya.

Frankl (dalam Bastaman, 2007) menjelaskan tiga faktor yang memengaruhi kebermaknaan hidup, diantaranya:
1. Nilai kreatif, nilai ini diraih individu berdasarkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukannya, misalnya individu senang untuk bekerja dan terlibat penuh dalam pekerjaan. Nilai kreatif disini bukanlah nilai pekerjaannya, melainkan senang melakukan hal-hal baik dan bermanfaat.

2. Nilai penghayatan, nilai ini lebih mengarah pada bagaimana individu tersebut menerima dunianya. Nilai ini diraih dengan rasa penghayatan yang mendalam. Misalnya penghayatan terhadap cinta, kasih, keimanan, keindahan, dll.

3. Nilai sikap. Frankl (2004) menjelaskan bahwa nilai sikap adalah siatuasi yang tidak mampu dihindari manusia, nilai ini menekankan pada permasalahan seseorang dapat memberikan makna hidupnya apabila dapat disikapi dengan bijaksana.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dipahami bahwa kebermaknaan hidup dapat dirasakan apabila individu telah maksimal melakukan ketiga nilai tersebut. Berusaha semaksimal mungkin, disertai dengan penghayatan yang mendalam, dan menghadapi kehidupan dengan sikap yang bijaksana.

Terdapat lima cara untuk menemukan makna hidup yang di kemukakan oleh Bastaman (2007), diantaranya:

1. Pemahaman Pribadi

Langkah ini membantu seseorang untuk lebih paham akan pribadi dan kehidupannya. Individu yang melakukan pemahaman pribadi, hendaknya dapat melakukan beberapa hal ini: (1) mengenali kelebihan dan kelehaman dirinya, serta senantiasa untuk terus mengembangkan kelebihannya dan terus belajar untuk meminimalisir kekurangannya. Sehingga nantinya dilakukan pengoptimalan potensi diri dalam mencapai kesuksesan. (2) menyadari keinginan-keinginan dimasa mudanya dan keinginan masa sekarang, kemudian melakukan penganalisaan, kebutuhan apa yang mendasari keinginan tersebut. (3) merumuskan secara nyata hal yang diinginkan dimasa yang akan datang, serta merumuskan strateginya untuk mencapai masa depan tersebut.

2. Bertindak Positif

Tindakan positif terdiri atas dua macam, tindakan positif internal dan eksternal. Adapun tindakan positif internal bertujuan untuk pengembangan kepiawaian diri, menumbuhkan jiwa positif, dan pengoptimalan kemampuan. Sedangkan tindakan positif eksternal ialah upaya untuk bertindak positif ke lingkungan diluar diri individu itu tersebut. 

Apabila tindakan positif ini dilakukan secara terus menerus, maka diri individu akan terbiasa dengan hal-hal positif yang dapat memberikan dampak bagi perkembangan individu dan kehidupan sosialnya. Melakukan tindakan positif dengan konsisten dapat menjadi sebuah kebiasaan. 

Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan, diantaranya: (1) lalukan tindakan positif yang nyata tanpa harus memaksakan diri (2) perhatikan respon lingkungan terhadap usaha untuk bertindak positif (3) yakin bahwa tindakan positif yang dilakukan secara konsisten akan menjadi sebuah kepribadian.

3. Pengakraban Hubungan.

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan terlepas dari interaksi sosial. Hubungan interpersonal ialah sumber nilai dan makna hidup. Pengakraban dimaksudkan untuk memiliki hubungan yang dekat, baik, saling menghargai dan menghormati.

4. Pendalaman Tiga Nilai.

Tiga nilai yang dimaksud adalah nilai yang disampaikan oleh Frankl (2004) terkait nilai kreatif, nilai penghayatan, dan nilai sikap.

5. Meningkatkan Religiusitas

Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, individu akan merasakan makna hidup yang sebenarnya dibutuhkan. Seseorang yang beribadah akan dipenuhi oleh kedamaian, ketenangan, sehingga dapat menumbuhkan energi-energi positif yang dapat menentukan makna hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun