Frankl (dalam Bastaman, 2007) menjelaskan tiga faktor yang memengaruhi kebermaknaan hidup, diantaranya:
1. Nilai kreatif, nilai ini diraih individu berdasarkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukannya, misalnya individu senang untuk bekerja dan terlibat penuh dalam pekerjaan. Nilai kreatif disini bukanlah nilai pekerjaannya, melainkan senang melakukan hal-hal baik dan bermanfaat.
2. Nilai penghayatan, nilai ini lebih mengarah pada bagaimana individu tersebut menerima dunianya. Nilai ini diraih dengan rasa penghayatan yang mendalam. Misalnya penghayatan terhadap cinta, kasih, keimanan, keindahan, dll.
3. Nilai sikap. Frankl (2004) menjelaskan bahwa nilai sikap adalah siatuasi yang tidak mampu dihindari manusia, nilai ini menekankan pada permasalahan seseorang dapat memberikan makna hidupnya apabila dapat disikapi dengan bijaksana.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dipahami bahwa kebermaknaan hidup dapat dirasakan apabila individu telah maksimal melakukan ketiga nilai tersebut. Berusaha semaksimal mungkin, disertai dengan penghayatan yang mendalam, dan menghadapi kehidupan dengan sikap yang bijaksana.
Terdapat lima cara untuk menemukan makna hidup yang di kemukakan oleh Bastaman (2007), diantaranya:
1. Pemahaman Pribadi
Langkah ini membantu seseorang untuk lebih paham akan pribadi dan kehidupannya. Individu yang melakukan pemahaman pribadi, hendaknya dapat melakukan beberapa hal ini: (1) mengenali kelebihan dan kelehaman dirinya, serta senantiasa untuk terus mengembangkan kelebihannya dan terus belajar untuk meminimalisir kekurangannya. Sehingga nantinya dilakukan pengoptimalan potensi diri dalam mencapai kesuksesan. (2) menyadari keinginan-keinginan dimasa mudanya dan keinginan masa sekarang, kemudian melakukan penganalisaan, kebutuhan apa yang mendasari keinginan tersebut. (3) merumuskan secara nyata hal yang diinginkan dimasa yang akan datang, serta merumuskan strateginya untuk mencapai masa depan tersebut.
2. Bertindak Positif
Tindakan positif terdiri atas dua macam, tindakan positif internal dan eksternal. Adapun tindakan positif internal bertujuan untuk pengembangan kepiawaian diri, menumbuhkan jiwa positif, dan pengoptimalan kemampuan. Sedangkan tindakan positif eksternal ialah upaya untuk bertindak positif ke lingkungan diluar diri individu itu tersebut.Â
Apabila tindakan positif ini dilakukan secara terus menerus, maka diri individu akan terbiasa dengan hal-hal positif yang dapat memberikan dampak bagi perkembangan individu dan kehidupan sosialnya. Melakukan tindakan positif dengan konsisten dapat menjadi sebuah kebiasaan.Â
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan, diantaranya: (1) lalukan tindakan positif yang nyata tanpa harus memaksakan diri (2) perhatikan respon lingkungan terhadap usaha untuk bertindak positif (3) yakin bahwa tindakan positif yang dilakukan secara konsisten akan menjadi sebuah kepribadian.