pendidikan. Sayangnya, hasil berbagai survei menunjukkan bahwa tingkat literasi siswa SMA di Indonesia masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Kondisi ini menjadi perhatian serius karena berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan.
Literasi, kemampuan membaca, memahami, dan menafsirkan informasi tertulis, merupakan pondasi penting dalamPenyebab Rendahnya Literasi
Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya literasi siswa SMA di Indonesia antara lain:
- Minat baca yang rendah: Kurangnya minat siswa untuk membaca buku non-pelajaran menjadi salah satu penyebab utama. hal ini juga disebabkan oleh beberapa sekolah yang kurang berfokus pada program literasi di sekolah
- Kurangnya fasilitas pendukung: Perpustakaan sekolah yang kurang lengkap dan memadai,sumber-sumber bahan bacaan yang disediakan di sekolah tidak di kampanyekan secara masif membuat siswa kurang tertarik untuk datang ke perpustakaan sekolah. serta terbatasnya akses internet di beberapa daerah, juga menjadi kendala.
- Metode pembelajaran yang kurang variatif: Penggunaan metode pembelajaran yang monoton dan kurang menarik dapat mengurangi minat siswa untuk belajar
- Pengaruh gadget: Penggunaan gadget yang berlebihan untuk kegiatan yang tidak produktif dapat menghambat perkembangan kemampuan literasi.
- Kualitas guru yang belum merata: Kualitas guru yang berbeda-beda di setiap sekolah juga mempengaruhi efektivitas proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil beberapa survey yang dilakukan instansi pemerintahan maupun organisasi luarÂ
- Hasil Survei PISA: Program for International Student Assessment (PISA) ang diinisiasi oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) merupakan survei kualitas pendidikan di mana diberikan assesment kepada siswa berusia 15 tahun yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh dunia yang bertujuan untuk mengukur kemampuan literasi membaca, matematika, dan sains siswa.secara berkala melakukan survei untuk mengukur kemampuan literasi siswa di berbagai negara (berdasarkan artikel https://mediabioma.com/2024/02/01/hasil-pisa-dan-transformasi-pendidikan-peringkat-indonesia-alami-peningkatan/ ). Hasil survei PISA menunjukkan bahwa rata-rata skor literasi siswa Indonesia masih di bawah rata-rata negara OECD.
- Hasil Asesmen Nasional: Asesmen Nasional yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia yang rutin dilaksanakan setiap tahun juga menunjukkan adanya permasalahan pada kemampuan literasi siswa, terutama di jenjang SMA.
- Survei Literasi: Berbagai survei literasi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga penelitian dan pendidikan juga mengkonfirmasi rendahnya tingkat literasi siswa di Indonesia.
Dampak Rendahnya Literasi
Rendahnya literasi memiliki dampak yang luas, tidak hanya bagi individu, tetapi juga bagi bangsa. Beberapa dampak negatifnya antara lain:
- Sulit memahami informasi: Siswa dengan literasi rendah akan kesulitan memahami informasi yang kompleks, baik dalam konteks pendidikan maupun kehidupan sehari-hari.
- Keterbatasan dalam pengembangan diri: Kemampuan literasi yang baik sangat penting untuk mengembangkan diri melalui membaca buku, artikel, dan sumber informasi lainnya.
- Sulit bersaing di era global: Di era informasi seperti sekarang, kemampuan literasi menjadi salah satu syarat penting untuk bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif, ini membuat masalah literasi berdampak ke masalah sosial lainnya terkait pengembangan SDM di Indonesia.Â
- siswa akan keterbalakangan atau tertinggal informasi, terutama informasi umum yang sebetulnya mudah untuk didapat, namun karena keengganan dan keinginan untuk mencari informasi tersebut melalui media informasi baik secara online mau[un secara offline. Hal ini membuat Indonesia memiliki dampak serius yaitu Darurat Literasi di kalangan siswa.Â
Solusi untuk Meningkatkan Literasi
Untuk mengatasi masalah rendahnya literasi, diperlukan upaya yang komprehensif dan berkelanjutan. Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:
- Membudayakan minat baca: Membiasakan siswa untuk membaca sejak dini, baik di rumah maupun di sekolah, sekolah maupun di rumah harus bersinergi untuk mengatasi atau menumbuhkan minat literasi anak, di sekolah sendiri harus ada program menarik untuk menumbuhkan minat baca siswa.
- Meningkatkan kualitas perpustakaan sekolah: Menyediakan buku-buku bacaan yang menarik dan relevan dengan minat siswa, pustakawan mengikuti berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensinya yang berdampak kepada siswa, seperti belajar untuk membuat atau mengadakan applikasi tyang memudahkan dan membuat siswa tertarik untuk membaca.
- Menerapkan metode pembelajaran yang inovatif: Menggunakan berbagai metode pembelajaran yang aktif dan menyenangkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Guru sendiri harus terus berinovasi untuk mencipatkan pembelajaran yang siswanya haus akan ilmu dalam membaca.
- Memanfaatkan teknologi: Menggunakan teknologi seperti e-book dan aplikasi pembelajaran untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.
- Peningkatan kualitas guru: Melakukan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam mengajar literasi.
- Kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat: Membangun sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan literasi siswa, hal ini juga tidak kalah penting campur tangan pemerintah dengan membuat program literasi yang menarik ke sekolah-sekolah melalui pendidikan maupun layanan periklanan.
Kesimpulan
Rendahnya literasi siswa SMA di Indonesia merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan perhatian serius dari semua pihak. Dengan upaya yang berkelanjutan dan terpadu, diharapkan masalah ini dapat diatasi dan kualitas sumber daya manusia Indonesia dapat ditingkatkan.
Referensi
- OECD: Program for International Student Assessment (PISA)
- Kemendikbud: Hasil Asesmen Nasional
- Lembaga Penelitian Pendidikan: Berbagai survei literasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H