Mohon tunggu...
Eryka DindaBeautyfani
Eryka DindaBeautyfani Mohon Tunggu... Freelancer - Eryka Dinda B

Mahasiswa Ilmu Gizi Surakarta,Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Anemia, Benarkah Pola Makan Menjadi Faktornya?

30 Desember 2019   13:19 Diperbarui: 30 Desember 2019   17:26 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada era yang terbilang sudah modern ini, ternyata masalah gizi masih menjadi perhatian seluruh dunia, salah satunya yaitu anemia. Anemia merupakan sebuah kondisi yang mana kadar hemoglobin dalam darah menurun jumlahnya dikarenakan adanya defisiensi beberapa macam zat gizi dalam tubuh, yang mana termasuk zat besi yang dijadikan bahan penting dalam proses hemoglobin. 

Menurut data dari Riskesdas (2013), jumlah penderita anemia di Indonesia  yaitu sekitar 21,7%, dengan kategori penderita berusia 5-14 tahun sebesar  26,4% dan 18,4% penderita berusia 15-24 tahun. 

Menurut dari beberapa penelitian, dampak yang bisa dirasakan untuk saat ini adalah rasa mudah mengantuk, lemas, mudah letih dan tampak lesu. Sedangkan, menurut penelitian lainnya, seorang ibu hamil yang terkena anemia akan lebih rentan melahirkan bayi kondisi prematur yang  akan berdampak pada proses tumbuh kembang sang anak. 

Melihat dari beberapa penelitian yang membahas tentang dampak yang beresiko ditimbulkan akibat anemia, maka dari itu mulai sekarang para remaja putri sangat penting untuk diberikan edukasi sejak dini agar anemia dan dampak terburuknya bisa dicegah.

Adanya anemia disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah kebiasaan makan. Makanan yang marak beredar dan dijual bebas di pasaran seperti fast food sangat digandrungi masyarakat. Zat gizi yang terkandung dalam fast food itu sendiri terbilang sangat minim. 

Selain dari kebiasaan diatas, faktor lain seperti melewatkan jam sarapan, jarang konsumsi air putih, diet yang sifatnya tidak sehat dan cenderung dilakukan secara asal-asalan serta kebiasaan ngemil jajanan tidak sehat. 

Padahal dari kebiasaan atau pola makan  yang diterapkan sehari-hari dapat mempengaruhi terpenuhinya zat gizi yang diperlukan tubuh melalui makanan yang dikonsumsi yang mana jika tidak terpenuhi maka berimbas pada berkurangnya zat gizi dalam tubuh atau yang biasa disebut 'defisiensi zat gizi'. 

Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Akib tahun 2017 dengan melihat antara  pola makan terutama asupan protein dan konsumsi zat  enhancer dengan adanya kejadian anemia dan menunjukkan hasil yang mana saling berhubungan. 

Hasil menunjukkan bahwa semakin jarang seseorang mengkonsumsi makanan yang mengandung protein dan tambahan zat enhancer, maka akan mengakibatkan orang tersebut rentan terkena anemia. Selain itu, penelitian internasional yang dilakukan oleh Kumar tahun 2018 dengan melihat perbandingan diet vegetarian dan non vegetarian. 

Dari total 202 responden yang diteliti yang menjalankan diet non vegetarian menunjukkan hasil 55 orang mengalami anemia. Sedangkan bagi yang menjalankan diet vegetarian dengan total 138 responden menunjukkan hasil 78 orang mengalami anemia. 

Hal tersebut terjadi karena asupan besi heme yang terdapat pada makanan sumber protein hewani seperti daging merah nyatanya lebih banyak mengandung zat besi dan lebih mudah diserap oleh tubuh daripada besi non heme yang terdapat pada makanan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan. 

Oleh karenanya, konsumsi makanan sumber zat besi heme seperti daging merah lebih disarankan. Melihat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, ternyata pola makan dapat berpengaruh atau bisa dikatakan menjadi salah satu faktor pemicu timbulnya anemia. Anemia muncul dikarenakan kebiasaan atau pola makan yang tidak diperhatikan. 

Prinsip makan asal kenyang sekarang sudah harus diubah menjadi mengkonsumsi makanan yang baik dan sehat  tentunya sesuai kebutuhan tubuh serta memperhatikan zat gizi yang terkandung di dalamnya terutama zat gizi yang berperan meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah. Bukan tak mungkin, kebiasaaan makan yang baik dan sehat yang rutin kita terapkan saat ini akan membawa dampak yang baik juga bagi kesehatan diri ked epannya.

Oleh:Eryka Dinda Beautyfani 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun