Dosen pembina: Ida ayu nur kartini, SE, MMÂ
Nuhkartini@untag-sby.ac.id
Nama anggota:
1. Ery Arrahman- eryarrahman143@gmail.com
2. Achmad Mas'udiana- ahmadmasud4249@gmail.com
3. Aldy Ananta Putra- aldyanantaputra@gmail.com
4. Dicky satya firmansyah- dickysatyafirmansyah@gmail.com
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (Bank BNI) adalah salah satu bank terbesar di Indonesia yang memiliki sejarah panjang sebagai lembaga keuangan yang memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Bank ini didirikan pada 5 Juli 1946, yang menjadikannya bank pertama yang dimiliki oleh negara Indonesia setelah kemerdekaan. Bank BNI dikenal sebagai bank yang fokus pada pelayanan perbankan yang berkualitas dan berkomitmen untuk mendukung pembangunan ekonomi Indonesia.
Bank BNI didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 dengan nama "Bank Negara Indonesia" melalui keputusan pemerintah Indonesia, yang saat itu menginginkan bank milik negara yang dapat mendukung pembiayaan bagi sektor-sektor penting dalam perekonomian nasional. Bank ini mulai beroperasi pada tahun 1947, dengan kantor pusat pertama di Jakarta.
Pada tahun 1992, Bank Negara Indonesia bertransformasi menjadi perusahaan terbuka (PT) melalui keputusan pemerintah. Sejak saat itu, BNI berkembang pesat dan pada tahun 1996, Bank BNI resmi terdaftar di Bursa Efek Jakarta, yang memperkenalkan bank ini kepada publik sebagai entitas yang lebih transparan dan berbasis pasar.
Hasil wawancara
1. Pendekatan Pengelolaan Risiko
Bank BNI menerapkan Enterprise Risk Management (ERM) untuk mengintegrasikan semua aspek risiko secara sistematis dan menyeluruh di seluruh unit operasional bank. Sistem pemantauan risiko real-time berbasis teknologi canggih menjadi salah satu kunci sukses manajemen risiko.
2. Jenis Risiko yang Dihadapi
- Risiko Kredit: Risiko utama yang paling signifikan, mengingat besarnya portofolio pinjaman. Langkah mitigasi meliputi evaluasi kredit ketat dan diversifikasi portofolio.
- Risiko Pasar dan Likuiditas: Melibatkan fluktuasi suku bunga, nilai tukar, serta kecukupan likuiditas jangka pendek. Risiko ini dikelola melalui pemantauan pasar yang berkelanjutan.
- Risiko Operasional: Dikelola melalui kebijakan dan strategi yang terencana.
3. Pemanfaatan Teknologi
Teknologi informasi berbasis data real-time memungkinkan identifikasi dan mitigasi risiko secara cepat dan akurat. Analitik prediktif membantu proyeksi risiko di masa depan, memungkinkan langkah preventif yang lebih efektif.
4. Kepatuhan Regulasi
Bank BNI mematuhi regulasi yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), serta standar internasional seperti Basel III. Audit internal dan eksternal dilakukan secara rutin untuk memastikan kepatuhan regulasi.
5. Tantangan dalam Manajemen Risiko
Bank BNI menghadapi beberapa tantangan utama, antara lain:
- Ketidakpastian ekonomi global.
- Perubahan kebijakan moneter.
- Ancaman keamanan siber akibat perkembangan teknologi digital
.Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H