Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa mengajarkan dan menumbuhkan kemampuan akademik adalah penting, namun membentuk karakter dan moral anak jauh lebih penting. Pemberdayaan potensi peserta didik diarahkan untuk membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat untuk dirinya dan lingkungannya. Kaitannya antara kutipan tersebut dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari adalah sebagai pemimpin pembelajaran kita harus mengutamakan nilai-nila kebajikan dalam pengambilan keputusan dan juga berorientasi pada murid dan bertanggung jawab.
Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Terdapat tiga prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan yaitu berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan dan berpikir berbasis pada rasa peduli. Penggunaaan prinsip-prinsip tersebut dalam pengambilan keputusan disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi. Namun demikian, apapun prinsip yang digunakan haruslah bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal yang berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga nantinya keputusan yang diambil akan memberikan dampak yang positif untuk lingkungan kita.
Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita harus peka terhadap fenomena yang terjadi di sekolah kita dan harus mampu memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan utamanya dalam proses pembelajaran murid. Keputusan yang diambil haruslah sesuai dengan dasar pengambilan keputusan yaitu berpihak pada murid, bersumber pada nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah memberikan contoh dan teladan kepada murid bagaimana mengambil keputusan yang bijak, arif dan bertanggung jawab.
Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Maksud kutipan di atas jika dihubungkan dengan pembelajaran yang telah saya alami pada modul ini adalah modul ini mengajarkan kita bagaimana menjadikan murid-murid berperilaku etis melakukan pengambilan keputusan yang bersumber pada nilai kebajikan universal berpihak pada murid dan bertanggung jawab.
Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antar Materi)
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Guru sebagai pemimpin pembelajaran memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi perkembangan dan keberhasilan murid. Seperti filosofi Ki Hajar Dewantara, seorang guru harus mampu "Ing ngarsa sung tuladha," menjadi teladan dalam hal perilaku, sikap, dan etika belajar. Ini berarti keputusan yang diambil, baik dalam hal metode pengajaran, pemilihan materi, atau pendekatan dalam menangani masalah murid, harus mencerminkan nilai-nilai positif yang ingin ditanamkan. Dalam konteks "Ing madya mangun karsa," guru perlu menciptakan lingkungan yang mendukung, di mana murid merasa termotivasi dan bersemangat untuk belajar. Keputusan yang diambil guru, seperti bagaimana cara mengelola kelas atau mendistribusikan perhatian dan sumber daya, harus berfokus pada pengembangan kemauan dan minat belajar murid. Terakhir, dengan prinsip "Tut wuri handayani," guru mendukung dan mendorong murid dari belakang, memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil memperkuat kemandirian dan rasa percaya diri murid. Guru tidak hanya memberi instruksi, tetapi juga memastikan murid memiliki ruang untuk berkembang dan mengambil tanggung jawab atas pembelajarannya sendiri. Ini menunjukkan bahwa setiap keputusan yang dibuat guru berperan penting dalam membimbing dan memfasilitasi proses belajar yang efektif dan holistik bagi murid.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Guru sebagai pendidik harus memiliki nilai-nilai positif yang mampu menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan mempertimbangkan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Pengambilan keputusan sangat erat kaitannya dengan kegiatan coaching yang dilakukan oleh guru sebagai pendamping atau fasilitator dalam proses pembelajaran. Ketika guru melakukan coaching, mereka membantu murid untuk menganalisis dan mengevaluasi keputusan-keputusan yang telah mereka ambil dalam belajar, baik itu terkait tugas, pemecahan masalah, atau pilihan-pilihan akademis lainnya. Guru berperan dalam membimbing murid untuk mengeksplorasi efektivitas keputusan tersebut, mendorong mereka untuk merefleksikan apakah keputusan itu sudah optimal, serta mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan atau keraguan yang mungkin masih ada. Melalui coaching, guru dapat membantu murid melihat peluang untuk perbaikan dan belajar dari kesalahan, yang pada gilirannya memperkuat kemampuan mereka dalam pengambilan keputusan di masa depan. Coaching oleh guru juga memberikan dukungan emosional, membangun kepercayaan diri murid, dan memastikan bahwa mereka merasa didampingi dalam perjalanan belajarnya, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan dan mengambil keputusan dengan lebih percaya diri.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya sangat mempengaruhi pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi dilema etika. Guru yang sadar emosinya mampu mengendalikan stres dan mempertimbangkan dampak keputusan secara objektif, sementara kesadaran sosialnya membuatnya lebih peka terhadap kebutuhan murid dan situasi sekitar. Ini memungkinkan guru untuk membuat keputusan yang adil, bijak, dan berimbang, serta membangun kepercayaan di lingkungan pembelajaran.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat melatih ketajaman dan ketetapan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bujukan moral. Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar ataupun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan kesalamatan dan kebahagian murid semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang dianutnya.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat oleh guru berkontribusi langsung pada terciptanya lingkungan belajar yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Keputusan yang dipertimbangkan dengan matang, seperti cara mengelola kelas, pendekatan disiplin, atau penyelesaian konflik, dapat mendorong rasa keadilan, saling menghormati, dan kerjasama di antara murid. Hal ini menciptakan suasana yang mendukung pembelajaran, di mana murid merasa aman untuk berekspresi, nyaman untuk belajar, dan terdorong untuk berkembang. Lingkungan seperti ini memaksimalkan potensi murid dan meningkatkan kualitas interaksi di dalam kelas.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan yang saya hadapai dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika adalah resistensi terhadap perubahan, perbedaan pendapat dan tekanan dari berbagai pihak. perubahan paradigma dilingkungan kita bisa mempengaruhi bagaiman dilema etika dihadapi dan diatasi, dengan memerlukan pendekatan yang lebih fleksibel dan adaptif serta berpedoman pada 4 paradigma, 3 prinsip serta mengikuti 9 langkah pengambilan keputusan dapat meminimalkan perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Pengambilan keputusan yang tepat sangat berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid. Keputusan yang memperhatikan kebutuhan, minat, dan potensi unik setiap murid memungkinkan guru menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan memberdayakan, di mana murid merasa dihargai dan didorong untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya. Untuk memutuskan pembelajaran yang tepat bagi potensi murid yang berbeda-beda, guru perlu mengenali dan memahami kekuatan serta kebutuhan individu masing-masing murid. Ini bisa dilakukan melalui observasi, asesmen berkelanjutan, dan komunikasi terbuka dengan murid. Dengan informasi ini, guru dapat merancang strategi pembelajaran yang diferensiatif, menyediakan berbagai metode, materi, dan pendekatan yang disesuaikan dengan gaya belajar dan kemampuan murid. Keputusan ini mendorong murid untuk mencapai kemandirian dan kreativitas, sesuai dengan prinsip pendidikan yang memerdekakan, di mana setiap murid didorong untuk menemukan dan mengembangkan potensi terbaiknya.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara, yaitu kodrat alam dan kodrat zaman, seorang pemimpin pembelajaran harus melakukan pengambilan keputusan yang mengutamakan pengembangan potensi murid sesuai kebutuhan belajarnya. Pengembangan potensi murid sebaiknya juga dilakukan dengan memperhatikan perkembangan zaman. Keputusan yang diambil harus berdasarkan nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan dapat dipertanggung jawabkan, serta memiliki dampak jangka panjang, akan membawa murid untuk mengembangkan potensinya dengan optimal. Murid yang dibelajarkan untuk terlatih mengambil keputusan akan menjadi pribadi yang mandiri, dapat melakukan pengambilan keputusan yang inovatif. Murid akan matang mengambil keputusan, penuh pertimbangan, dan cermat bagi kehidupannya. Pengambilan keputusan yang tepat sebagai pemimpin pembelajaran akan berpengaruh positif terhadap keberhasilan murid di masa depan.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan yang dapat saya ambil jika mengaitkan dengan materi sebelumnya yaitu pengambilan keputusan sebaiknya mengacu pada: nilai kebjikan universal, bertanggung jawab, beorientasi pada murid, berpedoman pada filosofi Ki Hadjar Dewantara dengan patrap (Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani)
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Saya cukup memahami materi pada modul 3.1 ini, sehingga pada proses penerapannya sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahawa ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, namun sangat diperlukan adanya paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini, dalam pengambilan keputusan saya biasanya memanfaatkan prosedur umum yang berlaku di sekolah, yaitu berkomunikasi dengan pihak terkait seperti guru mata pelajaran, guru BK, Wakasek dan kepala sekolah, dengan bahan perbincangan yang mengalir apa adanya. Setelah mempelajari modul ini, saya mencoba menerapkan analisa berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Perbedaannya diantara pola ini menjadi pakem baru dalam pengambilan keputusan. Selain itu, pihak yang terlibat menjadi merasa dihargai dan bisa memberi kontribusi sesuai tupoksinya masing-masing
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak yang dirasakan setelah mempelajari modul 3.1 ini adalah saya merasa lebih percaya diri dan bahagia karena semakin menambah pengetahuan dalam mengambil keputusan terutama sebagai pemimpin pembelajaran. Saya lebih percaya diri bisa memastikan keputusan yang saya ambil tepat atau efektif karena sudah melalui proses pengujian keputusan yang terdiri dari 4 paradigma, 3 prinsip serta 9 langkah tersebut. Saya harus tetap belajar dan berlatih serta sharing kepada rekan sejawat yang sudah berpengalaman untuk memastikan keputusan yang saya ambil sesuai dan tepat. Saya juga merasa bahagia mendapatkan pengetahuan yang berharga terutama sebagai individu dalam memandang permasalahan yang saya hadapi. Selanjutnya, saya akan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah uji pengambilan keputusan dalam proses pengambilan keputusan tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga ketika mendapatkan kasus dilemma etika, pengambilan keputusannya tepat dengan tetap berpihak pada murid, bertanggung jawab dan mengandung nilai-nilai kebajikan.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Menurut saya mempelajari modul ini sangat penting karena membuat saya bisa mengambil sebuah keputusan yang tepat dan efektif, serta tidak gegabah dalam mengambil sebuah keputusan baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah. Sebelum saya mendapat pengetahuan tentang pengambilan keputusan ini saya merasa bahwa banyak hal atau keputusan yang saya buat selama ini tidak berdasar alur pemikiran yang jelas dan terstruktur, sehingga setelah mendapat materi di modul 3.1 mengenal bagaimana prinsip pengambilan keputusan yang tepat, pola pengambilan keputusan serta membedakan antara dilema etika dan bujukan moral serta penggunaan 9 langkah pengambilan keputusan, membuat saya semakin mantap dan percaya diri untuk bisa mengambil keputusan yang tepat. Untuk meningkatkan kemampuan saya dalam mengambil sebuah keputusan maka saya harus lebih banyak belajar dan berlatih lagi dengan menerapkan ilmu yang sudah saya peroleh ketika menghadapi sebuah kasus dilema etika. Saya juga sangat bersyukur bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman bagaimana orang-orang hebat mengambil keputusan yang tepat dengan selalu berpihak kepada murid, bertanggung jawab dan mengaitkan nilai-nilai kebajikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI