Mohon tunggu...
Eryani Kusuma Ningrum
Eryani Kusuma Ningrum Mohon Tunggu... Guru - Miss eR

Pengajar Sekolah Dasar... Suka jalan-jalan (travelling)... Suka berkhayal lalu ditulis... Suka menjepret apalagi dijepret... kejorabenderang.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 1 CGP Angkatan 10_095

30 Maret 2024   23:41 Diperbarui: 30 Maret 2024   23:44 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnal refleksi Dwi Mingguan adalah sebuah tulisan tentang refleksi diri setelah mengikuti sebuah kegiatan pelatihan (upgrading skill) yang ditulis secara rutin setiap dua mingguan. Jurnal dwi mingguan merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh setiap calon guru penggerak dan ini sudah menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh para CGP (Calon Guru Penggerak) untuk membuatnya.

Kali ini saya Eryani Kusuma Ningrum Angkatan 10_095 akan menulis mengenai refleksi saya tentang kegiatan pembelajaran Daring yang sudah dilakukan pada Modul 1.1 Tentang Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 1 yaitu model 4F (1. Fact; 2. Feeling; 3. Findings; dan 4. Future), yang diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P (1. Peristiwa; 2. Perasaan; 3. Pembelajaran; dan 4. Penerapan).

Facts (Peristiwa)

Pada hari Jumat, tanggal 15 Maret 2024 CGP Angkatan 10 resmi dibuka oleh Direktur Jenderal Guru  dan Tenaga Kependidikan, Ibu Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd dan Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan Bapak Dr. Kasiman melalui zoom dan live di youtube yang diikuti CGP Angkatan 10 se Indonesia. Adapun ada pesan yang tersampaikan bahwa selama mengikuti pelatihan sebagai guru penggerak, para peserta harus tetap berkomitmen dan tidak berhenti di tengah jalan karena mereka adalah guru-guru terpilih yang diseleksi dengan berbagai rangkaian tes dari tertulis essay, mikro teaching sampai proses wawancara maka dari itu tidak boleh ada kendala-kendala sebagai alasan yang menghambat proses pembelajaran. Setelah sesi zoom meeting, seluruh peserta guru penggerak Angkatan 10 diwajibkan untuk mengikuti kegiatan dan pelatihan yang tersedia di LMS.

dok pribadi
dok pribadi

Pada tanggal 23 Maret 2024, di SMK 56 Jakarta Utara, telah diadakan Lokakarya Orientasi secara tatap muka. Acara dimulai pukul 07.30 WIB dan berakhir pukul 16.00 WIB. Saya merasa beruntung bisa mengikuti lokakarya ini yang dipandu oleh Fasilitator Bapak Amik Setiaji dan Ibu Ratnawati sebagai Pengajar Praktik. Lokakarya Orientasi ini sangat menyenangkan dan menjadi kesempatan pertama bagi saya untuk mendapatkan pengetahuan dalam pelatihan guru penggerak dan mempersiapkan diri untuk tahap-tahap pelatihan selanjutnya. Saya berharap dapat menyelesaikan program CGP 10 ini dengan lancar. Di kelas terdapat dua pengajar praktik selain pengajar praktik kelompok saya Ibu Ratnawati, juga terdapat Ibu Raja Leni membersamai kami. Kedua pengajar praktik sangat menyenangkan dalam menyampaikan materi, dan mereka memberikan semangat kepada kami, peserta CGP 10, untuk selalu belajar dengan sukacita

Kegiatan CGP Angkatan 10 di mulai dari mempelajari modul 1.1. tentang Mulai Dari Diri dan Eksplorasi yang dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2024, Konsep di forum diskusi yang dipimpin dan dipandu oleh fasilitator, dari kegiatan Mulai dari diri dan Eksplorasi konsep ini kami mengetahui dan mulai memahami tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan dan Pengajaran, kami diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan sesama teman Calon Guru Penggerak.

Dua pekan sudah mulai 15 Maret sampai 27 Maret 2024 saya menambah wawasan, mengasah kemampuan melalui LMS tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara bersama fasilitator Bapak Amik Setiaji. Adapun serangkaian kegiatan yang telah saya lewati terdapat pada jadwal ini.

dokpri
dokpri

Feeling (Perasaan)

Sudah dua minggu berlalu sejak saya bergabung dalam serangkaian kegiatan Pendidikan Guru Penggerak. Pada awalnya, saya merasakan kebanggaan karena dapat menjadi bagian dari program Calon Guru Penggerak yang memberikan kesempatan emas bagi saya untuk belajar dan mengembangkan kompetensi diri, serta turut berperan dalam perubahan pendidikan. Namun, dalam perjalanan, terbersit keraguan apakah saya mampu mengikuti kegiatan dengan baik mengingat adanya konflik jadwal antara kegiatan sekolah dan kegiatan lainnya.

Meskipun demikian, saya tetap bersemangat dan optimis untuk menghadapi tantangan ini. Saya berkomitmen untuk memanfaatkan setiap kesempatan dan sumber daya yang ada guna meningkatkan kemampuan sebagai Guru Penggerak. Saya akan menjaga keseimbangan antara kegiatan sekolah dan program ini, serta berupaya mengatasi kendala yang muncul. Saya yakin bahwa dengan ketekunan dan dedikasi, saya dapat menghadapi tantangan ini dengan baik dan meraih hasil yang memuaskan.

Selama dua pekan mengikuti kegiatan pendidikan guru penggerak ini, saya telah memperoleh banyak ilmu yang sangat berharga. Melalui pendidikan ini, saya belajar tentang esensi menjadi seorang pendidik yang sesungguhnya, bagaimana tugas seorang pendidik adalah untuk mengabdi pada anak-anak, serta merancang strategi dan metode pembelajaran yang dapat mewujudkan konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara. Saya juga belajar tentang pentingnya mendidik anak sesuai dengan kodrat alam dan kebutuhan zaman, sambil tetap memperhatikan nilai-nilai sosio-kultural dan budaya yang ada.

Partisipasi dalam serangkaian kegiatan di platform LMS membuka mata saya bahwa pemahaman saya tentang pendidikan dan pengajaran masih jauh dari konsep dasar filosofis Ki Hajar Dewantara. Melalui pembelajaran mandiri dengan mempelajari modul-modul ini, saya berharap dapat menjadi seorang pemimpin pendidikan yang mampu menggerakkan transformasi pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman dan berakar pada jati diri bangsa. Saya ingin menjadi pendidik yang tergerak, aktif bergerak, dan mampu menggerakkan orang lain menuju perubahan yang positif dalam dunia pendidikan.

Saat ini, saya berusaha menerapkan konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara dalam proses pembelajaran di ruang kelas. Saya merasa penting untuk mencintai dengan tulus anak didik yang saya bimbing. Ketika ada anak yang bermain-main di kelas, saya tidak langsung marah, tetapi lebih mengarahkannya pada hal-hal yang positif, menyenangkan, dan mendukung pembelajaran. Salah satu ide yang muncul dalam pikiran saya adalah membuat sebuah puisi atas rasa bangga dan sayang sebagai sarana pembelajaran untuk siswa di kelas. Saya berharap dengan pendekatan ini, saya dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang menginspirasi dan memotivasi anak-anak untuk belajar dengan gembira.

dokpri: presentasi dekon modul 1.1
dokpri: presentasi dekon modul 1.1

Findings (Pembelajaran)

Setelah mempelajari Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional  Ki Hajar Dewantara, saya bertekad untuk sepenuhnya memahami dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran KHD dalam peran saya sebagai pendidik. Saya menyadari betapa pentingnya peran seorang pendidik yang berkualitas, dan saya akan berusaha terus terbuka terhadap perubahan serta mengikuti perkembangan teknologi untuk mengadaptasikannya sesuai dengan konteks sosio-kultural budaya. Saya berkomitmen untuk menjadi guru yang diidolakan oleh murid-murid, dengan menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan dan berfokus pada kepentingan murid. Saya akan terus belajar dan berinovasi, serta mengeksplorasi kemampuan saya yang belum termanfaatkan secara maksimal, sehingga pembelajaran saya dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan perkembangan teknologi. Semua ini dilakukan semata-mata untuk menciptakan pendidikan yang memerdekakan anak, memungkinkan mereka mengembangkan kompetensi sesuai dengan bakat dan minat yang mereka miliki.

Saya sangat menyadari bahwa pendidikan dan pengajaran harus selaras dengan kehidupan dan kehidupan bangsa agar semangat cinta tanah air tetap terjaga. Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya pendidikan yang memperhatikan kodrat alam, kemerdekaan, kemanusiaan, kebudayaan, dan kebangsaan. Seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah upaya persiapan untuk kepentingan hidup manusia, baik dalam konteks sosial maupun budaya secara luas. Ini berarti bahwa pendidikan adalah usaha yang bertujuan membentuk mental dan karakter bangsa sesuai dengan lingkungannya.

Filosofi pendidikan tersebut juga menggarisbawahi bahwa setiap anak memiliki bakat dan potensi unik. Ki Hajar Dewantara menekankan perlunya melihat anak sebagai individu yang unik dengan gaya belajar yang berbeda-beda. Sebagai pendidik, kita perlu melakukan asesmen diagnostik awal untuk memahami kebutuhan, profil, gaya belajar, dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi setiap anak. Dalam hal ini, pendidik harus merancang pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak, dengan prinsip utama yaitu berfokus pada anak. Selain itu, proses pendidikan dan pembelajaran juga harus mengintegrasikan nilai-nilai budi pekerti yang luhur atau akhlak mulia, dengan mengarah pada pencapaian Profil Pelajar Pancasila yang meliputi iman, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, berpikir kritis, dan kreatif.

dokpri:kegiatan Loka Karya
dokpri:kegiatan Loka Karya

Future (Penerapan)

Mengikuti pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hajar Dewantara, saya merasa termotivasi untuk mengupayakan yang terbaik dalam proses pendidikan dan pengajaran guna mencapai tujuan pendidikan yang sejalan dengan konsep dasar pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara. Hal-hal yang ingin saya lakukan antara lain mengubah metode dan model pembelajaran di kelas agar siswa dapat menyelesaikan tugas dengan kreativitasnya sendiri, tetapi tetap relevan dengan materi yang diajarkan. Saya juga berusaha mengubah pandangan bahwa anak bukanlah kertas putih kosong, melainkan individu yang telah memiliki pengalaman dan tugas pendidikannya adalah memperkaya pengalaman tersebut. Saya juga melihat anak lebih dari sekadar nilai, tetapi lebih fokus pada proses pembelajaran. Selain itu, saya merancang dan melaksanakan asesmen diagnostik awal untuk memahami profil anak, serta merancang pembelajaran yang sesuai dengan hasil asesmen tersebut. Saya juga mengadakan kesepakatan di awal pembelajaran dan menerapkan metode pembelajaran kolaboratif, mandiri, dan menyenangkan agar pendidikan lebih berpusat pada peserta didik.

dokpri: demonstrasi kontekstual
dokpri: demonstrasi kontekstual

Demikianlah refleksi jurnal dwi mingguan untuk Modul 1.1 yang dapat saya simpulkan bahwa pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional  Ki Hajar Dewantara memberikan motivasi dan inspirasi bagi saya sebagai pendidik untuk mengubah paradigma dan praktek pembelajaran yang lebih berfokus pada peserta didik. Saya menyadari pentingnya melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, menghargai keunikan dan potensi setiap anak, serta mengintegrasikan nilai-nilai etika dan kebudayaan dalam pembelajaran. Dengan menerapkan pemikiran dan konsep Ki Hajar Dewantara, saya berharap dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang memperkaya pengalaman belajar siswa, meningkatkan kualitas pendidikan, dan membantu anak-anak dalam mengembangkan potensi mereka secara optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun