Mohon tunggu...
Eryani Kusuma Ningrum
Eryani Kusuma Ningrum Mohon Tunggu... Guru - Miss eR

Pengajar Sekolah Dasar... Suka jalan-jalan (travelling)... Suka berkhayal lalu ditulis... Suka menjepret apalagi dijepret... kejorabenderang.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ragam Alasan untuk Tidak Sekantor dengan Mantan!

18 Februari 2020   22:16 Diperbarui: 19 Februari 2020   14:59 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: freepik

Katakan saja namanya Mawar, biar sama kayak di koran-koran. Tugasnya mengisi konten di sebuah start up swasta di bilangan Jakarta. Kata orang, Content Writer. Pekerjaan kesukaan yang menghasilkan tentunya. Persis seperti kata orang-orang "Hobby yang dibayar." Seru, bukan?

Yang namanya bekerja di sebuah perusahaan, pasti selalu ada suka dukanya. Sebetulnya bahkan ini bisa dibilang hal klasik. Suka duka inilah yang menjadi alasan seorang staff untuk bertahan atau meninggalkan.

Bekerja beberapa tahun di perusahaan yang sama, bersama dengan tim IT yang sama, komunikasi dengan orang yang sama, ngga heran kalau ternyata akan menghasilkan rasa yang berbeda pada dua orang yang sama. Baper! Alias bawa perasaan, huhuhu....

Beberapa bulan keduanya menikmati kedekatan yang hanya mereka berdua dan Tuhan yang mengetahuinya. Hanya sekedar dekat, tidak lebih. Namun sudah ada cerita yang cukup mengesankan untuk diingat.

Masalah pun tiba. Sang pria tiba-tiba diam, jauh dan terasa hilang. Sampai akhirnya ada kabar tak lama dirinya akan menikah. Entah dengan siapa.  Sayangnya, Mawar mau tak mau terkena imbasnya.

Calon istri laki-laki tersebut mengetahui keduanya pernah dekat dan tak ingin ada interaksi lagi antara keduanya. Lalu berbagai masalah lain mulai timbul. Satu per satu, mulai dari hal yang menggelikan sampai penyalahgunaan wewenang.

1.  Larangan untuk Berbicara

Saking takut sama "bininya" (bahkan sebelum tunangan), sudah ada pernyataan sepihak untuk tidak saling bicara. Banyak takutnya....

Takut dilihat orang saling ngobrol, takut istrinya tau, takut bla... bla.... Entah apa yang ditakutkan dari saling bicara dan ya... Mawar tetap mengiyakan.

Sejujurnya, aku heran saat mengetahui kondisi ini. Bagaimana bisa orang yang tak pernah ada ikatan apa-apa harus saling berdiam hanya karena salah satu menikah? Bagaimana bisa laki-laki itu hidup dalam pernikahan tanpa kejujuran? Mengatakan bahwa Mawar sudah resign kah? Atau dia yang pindah kerjakah?

2.  Akward Moment

Karena memang sudah ada larangan untuk saling berbicara, maka timbullah momen-momen aneh yang mau tak mau harus terjadi.

Saat bertemu yang biasanya saling sapa tiba-tiba harus memalingkan wajah. Yang biasanya saling lempar senyum, jadi bermuka datar.

Mau senyumin takut dikira melanggar janji, mau datar aja malah dilihat aneh sama rekan kerja yang lain. Duh!

3.  Mengurangi Profesionalisme

Seiring dengan minimnya komunikasi, profesionalismepun menurun. Kalau saja keduanya tak ada di kantor yang sama, mungkin tak akan ada masalah.

Permasalahan pribadi itu kini merembet pada urusan pekerjaan. Padahal, dari segi pekerjaan, keduanya seharusnya tim. Satu menghasilkan konten, satu lagi membuat design untuk disajikan di website lewat coding-codingnya itu. Jangan ditiru!

Sungguh, ini sangat tak baik.

4.  Larangan Simpan Nomor Kontak

Ini sih ngga masalah, yang jadi masalah adalah ketika ada keharusan dari kantor agar Mawar menghubungi laki laki tersebut atau sebaliknya. Maka akan sulit untuk dilakukan ya Ujung-ujungnya balik lagi sehingga berakibat menjadi penurunan profesionalisme kerja, ya toh?

5.  Larangan Update Linkedn atau Media Sosial Terkait Jenjang Karir

Wah kalau yang ini sih keterlaluan deh ya! Jadi ceritanya, Mawar dilarang untuk update linkedn tentang pekerjaannya. Alasannya cetek sekali, takut istrinya tau mereka sekantor.

Mohon maaf nih, saya yang denger aja ikut geli dengernya. Ini yang kawin siapa yang disusahin siapa. Duh!

6.  Larangan Mencantumkan Nama Penulis pada Artikel Blog Perusahaan

Seharusnya di awal, dari management bebas saja untuk mencantumkan nama Mawar sebagai penulis pada setiap artikel.

Tapi beda setelah doi nikah, segala sesuatu dilarang. Mawar ngga boleh cantumin nama di artikel. Mawar ngga boleh menunjukkan kalau penulis artikel tersebut adalah perempuan. Mawar ngga boleh ini, Mawar ngga boleh itu. Ah elah, lebay amat.

7.   Penyalahgunaan Wewenang yang Keterlaluan

Masih urusan artikel. Sampai di satu waktu, Mawar sembari menahan kesal dan air mata. Saat dia menuliskan satu artikel, yang muncul pada bagian atas sebagai nama si penulis adalah Arsyad.

Yang manaaaa, di kantor tersebut selama empat tahun terakhir tidak ada satupun staff yang bernama Arsyad.

Tidak ada yang bisa dilakukan Mawar karena nama tersebut dibuat berdasarkan sistem yang tentunya dibuat oleh IT dan dia tidak bisa serta tidak paham untuk mengubahnya.

Lewat berbagai perdebatan, akhirnya disepakati yang tertulis sebagai penulis adalah "admin".

Kalau urusannya udah seperti ini sih, rada menjengkelkan ya. Ini sudah masuk dalam ranah penyalahgunaan wewenang.

Betul kata orang, bahwa mantan itu untuk dikenang dan dijadikan pelajaran. Ini pelajaran bagi perempuan-perempuan lain di luar sana. Salah jika mengikuti aturan seperti ini dari awal. 

Jika memang rejeki mengharuskan kamu berdua berada di kantor yang sama, kamu harus berani untuk membela diri dan mempertahankan apa yang seharusnya kamu lakukan selama kamu yakin kamu tidak mengganggu satupun urusan keluarga baru mantanmu.

Namun, sebisa mungkin hindari. Apalagi jika sedari awal kalian berdua adalah tim.

Well! Setidaknya hal-hal di atas adalah hal-hal yang akan terjadi jika kamu masih berada di bawah atap kantor yang sama dengan seseorang yang pernah dekat denganmu. Sebisa mungkin hindari! Apalagi kalau ternyata laki-lakinya semacam pengecut yang tak bisa apa-apa menghadapi istrinya, atau sebaliknya.

Bukan Begitu Para Kakak Kece Mbakyu Poetri dan Adik Efa yang berpikir Kritis.

Kami Anggota Tim Toe-ma-toes (Toekang Makan suka Toelis-toelis) Siap Sedia dan Haaap! dalam melakukan aksi Estafet Perdana BlogCompetition Sambung Menyambung Menjadi Konten, Uhuy!!!

1. Eryani Kusuma Ningrum
2. Efa Butar-butar
3. Putri Apriani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun