Mohon tunggu...
Eryani Kusuma Ningrum
Eryani Kusuma Ningrum Mohon Tunggu... Guru - Miss eR

Pengajar Sekolah Dasar... Suka jalan-jalan (travelling)... Suka berkhayal lalu ditulis... Suka menjepret apalagi dijepret... kejorabenderang.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Antara Kebiasaan dan Pembiasaan Salam Tempel

12 Juni 2018   01:57 Diperbarui: 12 Juni 2018   01:57 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah berjuang mengantri penukaran uang di bank, saatnya uang baru tersebut dibagi-bagikan ke sanak saudara. Entah darimana tradisi ini dimulai dan darimana datangnya, namun ada pancaran kebahagiaan yang menjadikan kegiatan turun menurun itu menjadi yang wajib dilakukan.

Biasanya hari pertama lebaran, ayah dan ibu sudah siap dengan berbagai amplop plus isiannya. Amplop-amplop itu berbagai macam warnanya dimulai dari biru yang menandakan isinya berupa uang pecahan lima puluh ribu. Hijau, ungu sampai kuning. Pasti sudah tahu kan artinya?

Ibu pernah berkata jika tradisi ini baik untuk dijalankan karena akan menimbulkan kebahagiaan bagi penerimanya. Selain itu juga bisa diselipkan kalimat pesan untuk rajin menabung. Mengapa uang lebaran berupa uang baru? Mungkin supaya "eman-eman" untuk dibelanjakan. Kebiasaan para orang tua ini dapat menjadikan tanda anak-anak untuk bersiap-siap bertamu tentunya. 

Ada penyampaian dari Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah (26/247), dinukil dari https://islamqa.info/ar/125810

Kami memiliki anak-anak kecil dan kami terbiasa di negeri kami, memberi mereka 'iediyyah' pada hari raya iedul Fitri atau Iedul Adha, yaitu sejumlah uang-uang kecil (salam tempel), dalam rangka memasukkan kebahagiaan di hati mereka. Apakah 'iediyyah ini bid'ah atau tidak mengapa dilakukan?

Alhamdulillah, tidak mengapa hal tersebut, bahkan termasuk adat kebiasaan yang bagus, Menanamkan kebahagiaan kepada kaum muslimin, baik kepada orang dewasa ataupun anak-anak adalah perkara yang dicintai syariat yang suci ini.

Wabillahi at taufiq washallallahu 'ala Nabiyyina Muhammad wa alihi wa shahbihi wasallam.

Jadi sebenarnya hal tersebut adalah hal baik yang memang diperbolehkan untuk menyenangkan anak-anak bahkan membantu mempersiapkan mereka untuk sekolah.

Saya pernah bertanya kepada salah satu murid saya untuk iseng bertanya tentang kegunaan uang lebarannya. Ia pun menjelaskan bahwa uang lebaran yang diberikan dari sanak saudara biasanya diberikan barang-barang yang ia inginkan seperti mainan, aksesoris, pakaian atau sepatu. 

Ada kalanya yang menyedihkan adalah jika uang lebaran tersebut diambil oleh sang ibu dengan dalih untuk pengamanan atau penyimpanan agar tidak hilang. Akan tetapi saat ditagih, uang tersebut syukur-syukur kembali ke tangannya utuh. Dengan berbagai alasan sang ibu pasti akan menyampaikan jika uang lebarannya telah digunakan untuk kebutuhan sekolahnya.

Supaya bermanfaat dan bertujuan baik hendaknya kita sebagai pemberi adalah:

  1. Memberikan uang tempel lebaran sesuai porsi anak-anak. Dikatakan bahwa balita pasti tidak mengerti dengan pecahan tinggi yang dimulai dari dua puluh ribuan sampai ratusan, kecuali ibunya yang menyimpan
  2. Memberikan nasehat agar ditabung untuk masa depan
  3. Memberikan pesan untuk tidak membeli jajan sembarangan atau yang tidak dibutuhkan
  4. Tidak menimbulkan kecemburuan sosial dengan memberikan beberapa anak-anak yang kita sukai

Pembiasaan yang baik dapat mengajarkan anak-anak untuk memilah barang untuk dibeli dan rajin menabung. Mungkin hal tersebut dapat membuat kita lebih senang dan ikhlas agar anak-anak bahagia di bulan syawal, Aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun