Mohon tunggu...
Eryani Kusuma Ningrum
Eryani Kusuma Ningrum Mohon Tunggu... Guru - Miss eR

Pengajar Sekolah Dasar... Suka jalan-jalan (travelling)... Suka berkhayal lalu ditulis... Suka menjepret apalagi dijepret... kejorabenderang.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sepeda Mini Biru

8 Juni 2018   23:58 Diperbarui: 9 Juni 2018   00:34 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Kini sepeda mini berwarna biru itu telah ku simpan di gudang belakang. Ia masih cantik seperti dulu walau karat dan sarang laba-laba yang menghiasinya. Aku bersikeras untuk tidak menghibakan kepada siapapun atau menjualnya kemana pun karena sepeda itu sangat istimewa sampai kapan pun itu.

~~

Saat usiaku menginjak 15 tahun, ada rasa kebahagiaan yang luar biasa. Berarti saat memasuki tahun ajaran baru, aku akan menduduki bangku sekolah menengah atas. Saat itu ku teringat bulan ramadan hampir saja berakhir. Berarti liburan sekolah pun akan usai. Tentunya kami sekeluarga harus kembali ke kota untuk merasakan kehidupan seperti biasanya. Saat itu yang ku ingat, aku bersama ibu dan dua orang adikku menumpangi kereta api untuk kembali ke Jakarta, sedangkan ayah akan menyusul karena masih ada urusan yang belum diselesaikan.

Beberapa hari di awal syawal, ada sebuah mobil box yang berhenti tepat di depan rumahku. Dengan mengetuk kencang serasa memanggil si pemilik rumah, sang kurir pun mengeluarkan sebuah barang mengkilat berwarna biru lengkap dengan plastik pengamannya.

"Wow itu sebuah sepeda baru" gumamku.

Bahagianya sepeda itu memang ditujukan kepadaku dari ayah.

Aku sempat tertegun heran karena disitu tertulis alamat pengirim dan penerima yang memang sangat ku kenal. Penerimanya yaitu aku sendiri dan pengirimnya adalah nama ayah. Ibu hanya tersenyum serasa menyuruhkan memasukkan sepeda mini berwarna biru itu ke garasi rumah.

"Nanti kalau ayah sudah pulang, tanyakanlah" ucap Ibu membuyarkan keherananku.

Tak sabar ku menunggu ayah pulang dari kantor dan alhamdulillah sosok yang ku dambakan akhirnya datang juga.

Singkat cerita, ayah memang sengaja membeli sepeda tersebut di desa karena memang teruji kualitasnya. Bayangkan saja sepeda kebo zaman dulu bisa tetap kuat dan awet sampai sekarang dan dapat dipakai sampai beberapa generasi. Begitu juga dengan sepeda mini biruku itu. Saat itu ayah ingin mengganti sepedaku yang memang sudah lama dan usang. Ayah ingin membeli dengan kualitas lokal terbaik. Setelah memilih dan sesuai dengan warna kesukaanku, ayah pun segera mengirimkannya melalui jasa pengiriman barang antar kota tanpa sepengetahuanku. Supaya menjadi kejutan katanya.

Jujur aku memang sangat terkejut dan bahagia karena itu akan menjadi alat transportasiku ke sekolah. Sepeda mini berwarna biru dengan goncengan di belakang daaan ada tulisan namaku di besi tengahnya dihiasi bunga-bunga. Benar- benar ayah pesankan terbaik untuk anak gadisnya.

Saat ku tanyai lagi alasan ayah sebegitu perhatiannya membelikan sepeda terbaik sampai diluar kota, ia pun menjawab dengan bangganya bahwa ku telah mempelajari arti berbagi.

Berbagi waktu untuk mengajarkan teman dalam pelajaran, berbagi tenaga untuk membantu pekerjaan ibu dan berbagi untuk meminjamkan sepeda disaat teman lainnya yang sedang membutuhkan.

"Ayah teringat saat kamu meminjamkan sepeda ke Lia saat matahari terik dan sedang berpuasa, terlihat Lia sangat tertolong dan tentunya ia tak dimarahi ibunya karena pulang terlambat" cerita ayah mengulas waktu.

Oh ya, saat itu aku melihat Lia sangat tergesa-gesa ingin pulang, kalau dia lari dia akan kecapekan ditambah ia berpuasa. Sontak aku pun meminjamkan sepedaku dan keesokan harinya ia pun mengembalikannya dengan sepeda bersih yang selesai dicuci. Bahagia rasanya berbagi....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun