Lari... lari... lari... ayo lari !
Teringat masa kecil saya saat sekolah dasar di Minggu pagi, teman-teman menjemput saya ke rumah untuk mengajak lari pagi. Kami menyusuri jalanan kecil hingga keluar komplek menuju Pelabuhan. Ya ! Hanya Pelabuhan tempat yang asyik untuk dilewati saat Minggu pagi sambil berlari. Tak hanya berlari. Kami pun akan loncat-loncat di antara bebatuan pinggir laut tepi pelabuhan tersebut. Rasanya kami adalah anak yang paling sehat di masa itu tanpa memori merekam aksi kami melalui swafoto. saya merasakan dengan kegiatan ini, saya dapat menyaksikan keindahan pagi, menghirup udara pagi dan bersenda gurau pagi... Pokoknya semuanya serba pagi...
~~~0~~~
Minggu pagi menjelang subuh sekitar pukul 03.20 saya berlari ke depan komplek karena ojek yang saya pesan tersesat karena tidak tahu alamat saya. Di dalam hati berkata, "Hari gini massa gak tahu Dewaruci? waduh !!!"Â
Setelah bertemu dan meyakinkan tujuan saya. Abang ojeknya berkata, "Loh bukannya jalanan ditutup ya neng buat lomba marathon?"Â
Lalu saya pun menjawab, "Tenang pak, belum kok!" tiba-tiba saya tersentak bertanya lagi, "Loh abang tau darimana ada marathon?"Â
Abang ojeknya pun menjawab, "Ya tahu neng kan saya tinggal di kawasan Gambir"Â
Saya pun tertegun dalam hati, "Pantes gak tau daerah komplek gue"
"Tadi saya mengantarkan pelanggan ke daerah Cilincing dari Gambir neng eh pas ada eneng yang juga ngorder, alhamdulillah rezeki" curhat abangnya bikin mrebes mili #eh... "Neng rajin amat, mau ikutan marathon juga? Sendirian neng?" si abangnya kepo.
"Oh tidak bang, saya bersama teman-teman bertemu disana mau nonton aja, gak ikut lari kok" jawab saya pede...
"Lah kok?" abangnya heran,
"Eh udah sampai ya bang, tengkyu ya" sambil menyerahkan beberapa lembar uang ongkos ojeknya. "Saya mau foto selfie bang biar acara ini jadi viral" sambil senyum menyeringai, dalam hati tertawa melihat abangnya bingung. Mungkin yang dipikirkan abang ojeknya, Inilah Cewek Zaman Now yang rela bangun pagi buat foto-foto upload di Instagram atau Facebook sambil bergaya, jiaaaahhh...
"Ya kali bang, bener sih kalau ada lomba Instagramnya pasti saya ikut coz yang ntu gue demen" ini ucapan dalam hati sih....
Rupanya tak sampai disitu, saat saya turun di IRTI dan melihat pintu aksesnya masih ditutup, saya pun jalan cepat sambil membaca WA Grup untuk mengetahui titik kumpul yang rupanya ada di seberang pintu Indosat. Karena jam sudah menunjukkan pukul 04.00 WIB, sontak saya pun berlari bersama peserta marathon lainnya menuju pintu akses hingga akhirnya bertemu dengan teman-teman Kompasianer yang lain. Eh beneran deh, ketemu langsung deh selfi-selfi...
Event Mandiri Jakarta Marathon tanggal 29 Oktober 2017 telah memasuki tahun kelima dengan peserta lebih dari 16.000 orang. Event ini sangat bergengsi karena merebut total hadiah sebesar Rp. 774 juta dengan lima kategori loma lari yaitu Full Marathon (FM) 42, 195 km, Half Marathon (HM) 21 km, 10K, 5K dan Marathon For Kids secara sprint. Jarak tempuh yang harus dilakukan peserta yaitu mengelilingi Ibukota Jakarta yang menampilkan kawasan Kota Tua, Kawasan Fatahillah, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, Bundaran Hotel Indonesia dan gedung-gedung pencakar langit lainnya yang berada di kawasan Sudirman-Kuningan.
"Kehadiran kami untuk kali kelima di dalam Mandiri Jakarta Marathon merupakan wujud nyata dukungan kami untuk peningkatan kesadaran pola hidup sehat bagi warga Jakarta dan sekitarnya agar rutin berolahraga demi peningkatan kualitas hidup  serta menguatkan citra Jakarta sebagai destinasi wisata olahraga kelas dunia yang makin dikenal sekaligus dicintai komunitas pelari Internasional" Tutup Kartika.
Saya pun bersependapat demikian. Karena melalui ajang berlari dan event MJM ini menjadikan ajang bersilaturahmi juga sesama pelari. Saya melihat bagaimana keramahan yang ditawarkan antar pelari menyapa satu sama lain. Menanyakan keadaannya setelah mencapai garis finish. Menanyakan asal daerah bahkan negaranya. Bahkan salah satu sponsor minuman ion pun mengikutsertakan pegawainya untuk berlari sambil tentunya mempromosikan keunggulannya dan tidak hanya itu selesai sampai garis finish mereka menawarkan semangat high five kepada pelari yang baru sampai di garis finish.Â
Tampak juga di kategori 10K, dua pelari dari dua negara saling bercengkrama. Pelari berkaus biru yang menjadi juara pertama bernama Agus Prayoga (Indonesia) langsung mendekati pelari lainnya yang berada di urutan kelima  (saya tidak tahu asalnya karena mereka langsung berlalu begitu saja). begitu ramahnya Pak Agus yang serta merta memberikan semangat pelari tersebut karena terlihat lelah luar biasa.
"Disini kami tidak mengejar menjadi pemenang, namun untuk bersilaturahmi sesama runners dari daerah kami atau lainnya, ya itung-itung banyak teman banyak saudara plus refreshing juga" sahut Bapak Anton peserta dari Purbalingga.
Ajang bergengsi ini sebelumnya telah dilakukan di kota-kota lain seperti Jogja Marathon yang memberikan kesan tersendiri karena pelari disuguhkan pemandangan sawah dan melintasi areal Candi Prambanan dan juga Bogor. Assiten Vice Presiden CSR Mandiri, Maristella Haryantimengaku puas karena target yang diharapkan tercapai dengan berbagai media registrasi seperti online, langsung bahkan undangan semuanya mencapai target yang diharapkan.
"Semua orang dapat ikut serta, baik yang sudah menjadi langganan menang bahkan yang pemula sekalipun. Tidak ada syarat yang menutupi namun akan ada pemeriksaan lebih lanjut bagi yang mencapai garis akhir untuk menguatkan pemenangnya dengan pemeriksaan dopping" tutur Marcella.
Dengan ramahnya, ia menyampaikan bahwa dengan berlari tak hanya untuk diri sendiri bahkan orang lain akan memperoleh manfaatnya. Dengan menebarkan inspirasi baik kepada semua orang bahwa berlari dapat meningkatkan kualitas diri namun tentunya dengan persiapan yang matang seperti nutrisi, psikologi diri dan cara pencegahan agar mengurangi cedera. Dimas sendiri membutuhkan waktu lima hari untuk mempersiapkan event MJM ini.
Ku lalui .... Ku menangkan ... Ku  mengejar jadi terdepan ...
Ku berpacu .... Ku tinggalkan ... Ku meraih kemenangan...
Ku berlari.... ku berlari... tak kan berhenti, ku berlari .... tinggalkan bayanganku sendiri
Berlari... berlari... tak kan berhenti ....
Lirik "Ku Berlari" gubahan Komposer Albert Juwono (Djoo) feat Alina.
Jadi totalitas saya sebagai Kompasianer di ajang Coverage ini patut untuk saya banggakan sendiri. sebelum menyaksikan ajang bergengsi ini rupanya saya pun telah melakukan pemanasan berlari yaitu berlari keluar komplek bertemu si Abang Ojek "yang tersesat", lalu berlari melintasi pagar Monas dari Parkir IRTI menuju Pintu Akses Masuk lainnya, berlari karena dipanggil untuk berkumpul karena acara sudah selesai (saya keasyikan mencari souvenir di spot promosi) :-D Â dan berlari dari kenyataan bahwa hari Minggu ini yang seharusnya saya bertemu dengannya #eh .....
semangat berlari menggapai mimpi....
Never Give Up!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H