Mohon tunggu...
Eryani Kusuma Ningrum
Eryani Kusuma Ningrum Mohon Tunggu... Guru - Miss eR

Pengajar Sekolah Dasar... Suka jalan-jalan (travelling)... Suka berkhayal lalu ditulis... Suka menjepret apalagi dijepret... kejorabenderang.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[ValentineFiksiana] Bayangan Widya

25 Februari 2017   23:53 Diperbarui: 25 Februari 2017   23:59 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok : japanesestasion.com

Putus cintaku segera terobati karena kehadirannya. Oh Tuhan... terima kasih engkau mendatangkan bidadari yang lebih dari dia. Wajahnya, suaranya, senyumannya... ah sempurna. Walau aku belum pernah bertemu dengannya tapi entah mengapa aku yakin untuk mendapatkannya. Ada gejolak rasa yang menggebu-gebu untuk melengkapi hidupku. Aku tak mau menjadikannya kesalahanku lagi. Setelah aku memutuskan untuk mengakhiri hubunganku dengan Arum sebulan yang lalu, Widya hadir dalam hidupku. Menemani di segala aktivitasku. Hingga makan pun ia tak lupa untuk mengingatkannya. Serasa ia sudah menjadikannya milikku.

“Mas aku boleh minta sesuatu?” tanya Widya pada percakapan melalui bbm malam itu.

“Ya beib” panggilku kepadanya.

“Saat pertemuan kita nanti, aku boleh mengajak Arum?” pinta Widya

Aku terperanjat

“Untuk apa kamu mengajaknya? Apalagi ini pertemuan kita untuk pertama”

Widya membalas, “Aku hanya ingin hubungan kita nanti direstuinya, aku tak ingin dia marah dan dendam kepadaku seolah-olah aku telah mengambilmu darinya”.

Arum....

Tiba-tiba aku teringatkan olehnya. Gadis manis, cerdas, lincah dan rapi. Aku suka padanya. Aku sayang dia, namun itu dulu saat dibatas aku yakin untuk mengakhiri hubunganku dengannya. Entah setan apa yang masuk ke dalam pikiranku hingga aku berbuat nekad untuk memutuskan hubunganku dengannya. Gadis yang tentunya mempesona yang tak jarang para lelaki sepertiku bahkan di atasku ingin memilikinya. Tapi sudahlah, ini kesalahanku, aku menyesal, tapi apa daya nasi telah menjadi bubur, aku malu jika ingin memintanya kembali. Dimana gengsiku jika ingin memintanya kembali? Dasar lelaki sepertiku, apakah masih pantas mendapatkan gadis baik seperti Arum... ah sudahlah...

Ping !

Ping!

Ping!

Lamunanku terkoyak akibat getaran bbm dari Widya

Iya sekarang sudah ada Widya...

Entah mengapa Widya sangat mengerti aku, ia tau apa yang aku suka, ia tau bagaimana memberikan solusi untuk permasalahanku, ia tau jam-jamku saat perutku bergemuruh. Entahlah ini yang membuat aku jatuh cinta kepadanya.

“Widya sayang, please, jangan untuk yang pertama nanti, aku ingin kita bertemu dulu membicarakan hubungan kita lalu selanjutnya terserah kamu cantik... kamu ingin mengundang Arum untuk bertemu dengan kita supaya perasaan kamu lega, tidak masalah... namun tolong jangan untuk yang pertama nanti”.

Akhirnya Widya membalas, “Baiklah mas, lusa kita berrtemu di Cafe Jam 16.00, aku memakai baju warna merah ya, masih ingat kan bagaimana wajahku nanti”

Dengan berbinar-binar penuh semangat aku membalasnya, “Tentu Beib, aku tak akan terlambat”

Sabtu malam Minggu ini akan segera menjadikan hidupku berwarna kembali, aku akan menjaganya, meminta ia sepenuh hati dan segera menikahinya... oh Widya aku yakin kepadamu...

Cafe yang dituju sudah di depan mataku. Waktu baru menunjukkan pukul 15.00, masih sejam lagi dari waktu yang ditentukan namun tak mengapa aku menunggu demi gadis istimewa ini. Aku memesan cappucino frape untuk membunuh waktu seraya memberitahukan Widya bahwa aku telah sampai. Namun... oh mengapa bbmku sedari tidak tidak terkirim... aku segera menghubunginya dan terdengar bahwa nomor yang anda tuju sedang tidak aktif. Oh ada apa ini? Apa yang terjadi pada Widya ??

Aku segera mengirim pesan hingga dua kali namun nihil. Sama.... tidak terbalaskan...

Waktu telah menunjukkan pukul 17.00 melewati sejam dari batas pertemuan yang dijanjikan. Dengan langkah gontai aku segera beranjak dari bangku meninggalkan cafe namun aku tak boleh menyerah, mungkin saja hapenya mati dan dia masih dalam perjalanan kemari. Dan aku pun bertahan di sekitar cafe.

Arlojiku seakan mengejekku saat aku menatapnya, sudah menunjukkan jam 20.00 namun tidak ada tanda-tanda Widya. Akhirnya aku putuskan untuk pulang. Tak terasa di perjalanan pulang air mataku menetes seakan-akan hatiku perih teriris akan ketidakpastian ini.

Oh tidak, mengapa aku menangis? Padahal dia gadis yang belum pernah aku temui... dia seperti bayangan... dia .... ah tega sekali...

“Hei Lan, kamu tidak sadar, kamu juga pernah membuat hal seperti ini... ya kamu tega membuat janji yang tak pernah untuk ditepati.. kepada siapa? Ya kepada Arum!”

Tiba-tiba ada sesuatu yang mengingatku akan hal itu... Oh Lano kamu memang tega... apakah ini karmamu... kamu pun pernah membuat sesuatu hal yang membuat gadis manis itu berharap kepadamu hingga kamu akhiri secara tiba-tiba...

Oh Tuhan maafkan aku...

Pukul 23.00 hapeku berdering, “Mas Lano, Widya minta maaf, tadi Widya harus membatalkan pertemuan kita karena ayah ibu Widya mempertemukan Widya dengan laki-laki pilihan mereka”

Aku tersentak seakan jantungku berhenti sejenak... ada apa ini? Mengapa ini terjadi... seperti kisah khayalan.. jatuh cinta dengan bayangan seseorang yang sama sekali belum pernah bertemu lalu aku pun ditinggalkan olehnya... sebuah bayangan orang yang aku cintai...

Aku menangis, aku mematikan hapeku... oh Tuhan mengapa ini terjadi kepadaku???

      ~~0~~

Widya mengetik hapenya dan memberikan pesan, “Maafkan aku ya mas Lano, walau kita belum pernah bertemu, rasanya aku sudah menjadi bagian dalam hidupmu, aku berharap kamu ikhlas untuk hubungan yang tidak sampai ini”

Entah mengapa Arum merasa lega... ya dia telah membalaskan dendamnya kepada Lano.. Widya memang hanya bayangan... bayangan akan diri Arum yang tidak disadari oleh Lano.... Arum tersenyum dan seakan merasakan kemenangan, dia memang tak pantas untuk diputuskan oleh laki-laki seperti itu karena Lano masih menyimpan bayangannya dalam diri Widya yang tak disadarinya adalah Arum sendiri...

Sudahlah aku tak ingin mengerjai Lano lagi, semakin ia jatuh cinta terhadap Widya, semakin aku berdosa..

Segera aku hapus kontak bbm Lano dari hapeku yang selama ini aku pakai untuk cadanganku yang lain. Widya oh widya... kau berhasil membuat Lano mabuk kepayang...

Foto Widya? Oh itu aku ambil secara acak dari instagram, bukankah banyak gadis lugu yang bertebaran disana???

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun