Mohon tunggu...
Eryani Kusuma Ningrum
Eryani Kusuma Ningrum Mohon Tunggu... Guru - Miss eR

Pengajar Sekolah Dasar... Suka jalan-jalan (travelling)... Suka berkhayal lalu ditulis... Suka menjepret apalagi dijepret... kejorabenderang.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

This is My Coffee, Do You Wanna It?

1 Oktober 2015   14:52 Diperbarui: 1 Oktober 2015   21:37 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses sangrai kopi dibagi sesuai dengan tingkat warna dari kopi yang dihasilkan yang terbagi menjadi tiga kategori besar yaitu :
Light Roast menghasilkan karakter kopi yang dihasilkan pada warna sangrai yang memiliki karakter tingkat asam yang sangat tinggi dan masih tercium aroma hijau. Ini membutuhkan waktu antara 6 sampai 7 menit untuk crack pertama.
Medium Roast termasuk membutuhkan proses yang lama dari light roast dengan waktu 9 sampai 12 menit pada crack pertama namun menghasilkan kopi yang lebih manis dari kopi light roast dikarenakan proses karamelisasi yang lebih sempurna, rasa asam yang sedang, aroma yang lebih tinggi dan rasa yang lebih kompleks.
Dark Roast termasuk diroasting dengan tingkat kematangan dark yang biasanya memiliki aroma kuat dan hampir seluruh rasa asam akan hilang dan digantikan dengan rasa pahit – manis yang dihasilkan dari pembakaran serat kopi yang hampir gosong.
Kopi merupakan minuman yang dihasilkan dengan cara menyeduh biji kopi yang telah digiling dengan air lalu diseduh dan disaring sebelum dinikmati.

Ada beberapa alat yang biasa digunakan untuk menyeduh kopi secara manual seperti coffee dripper, syphon plunger (french press), moka pot dan sebagainya. Proses seduh kopi secara manual ini biasanya akan menghasilkan aroma yang sangat intense.

Bagi para peminat kopi, pasti dapat membedakan antara kopi Arabika dan juga Robusta. Hal yang paling membedakan pastinya terletak pada tempat dimana dua spesies kopi itu tumbuh, rasa, dan juga perbedaan ekonomisnya. Dari segi rasa, kopi Arabica yang tumbuh pada daerah dengan ketinggian 700-1700 mdpl dan suhu 16-20 °C memiliki banyak variasi rasa yang mana beragam. Rasa dari kopi tersebut dapat lembut, manis, tajam, dan juga kuat. Anda dapat mengetahui bahwa sebelum disangrai, aroma dari kopi ini amat mirip dengan blueberry. Akan tetapi, setelah disangrai, kopi tersebut akan memiliki aroma buah-buahan manis. Tentu saja secara umum, orang cenderung menyukai aroma kopi Arabica bila dibandingkan dengan Robusta. Sedangkan untuk rasa dari kopi Robusta yang hidup di daratan rendah yaitu sekitar 700 m dpl, cenderung memiliki variasi rasa yang netral. Terkadang ini juga memiliki rasa atau aroma seperti gandung. Sebelum disangrai, biji kopi ini memiliki aroma kacang-kacangan. Yang disayangkan, amat jarang untuk menemukan robusta berkualitas tinggi dipasaran sana. Faktanya, harga biji kopi Arabica lebih tinggi bila dibandingkan dengan kopi Robusta.

 

Apalagi ditambah dengan dukungan dari Kementrian Perindustrian dengan merayakan Pencanangan Hari Kopi Internasional di Indonesia di Gedung Kementrian Perindustrian pad ahari ini, 1 Oktober 2015.

Atau anda penikmat aroma kopi namun berasa lembut dengan tambahan “latte” susu? Atau dengan “mocca” cokelat? Itu sangat saya suka. Apalagi dengan adanya trial yang dibantu oleh Mas Fitra, Barista dari Opal Coffee yang mengajarkan saya untuk meracik kopi latte buatan saya sendiri, do you wanna it?

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun