Mohon tunggu...
Eryani Kusuma Ningrum
Eryani Kusuma Ningrum Mohon Tunggu... Guru - Miss eR

Pengajar Sekolah Dasar... Suka jalan-jalan (travelling)... Suka berkhayal lalu ditulis... Suka menjepret apalagi dijepret... kejorabenderang.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Suksesnya Peran Cipali Untuk Pulang Kampung

3 Agustus 2015   22:43 Diperbarui: 3 Agustus 2015   22:43 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mudik, kata yang khas didengar saat liburan tiba khususnya libur lebaran. Mudik menjadi kegiatan yang “harus” dilakukan masyarakat Indonesia yang mempunyai kampung halaman. Bahkan seseorang rela menghabiskan uang tiket untuk mudik yang dapat menjadi dua kali lipat dari biasanya hanya untuk segera bertemu dengan keluarga yang dicintai. Dalam hal ini, kegiatan mudik untuk sekitar Pulau Jawa lebih banyak dilakukan dalam perjalanan darat.

Sebelum adanya Cipali, pemudik hanya mengenal Jalur Utara (Pantura) dan Selatan. Maka pemudik tinggal memilih dua jalur favorit tersebut. Bagi saya yang melakukan perjalanan mudik ke Kota Gudeg Yogyakarta, jika ingin suasana sejuk dengan bukit yang naik turun bisa mengikuti jalur selatan melalui Bandung dan jika ingin santai dengan suasana terik saat siang dengan panorama laut atau jika beruntung menikmati khas macet pasar tumpah bisa mengikuti jalur utara (Pantura).

Namun, spesial di tahun ini Pemerintah memberikan bonus jalur yaitu melewati sebuah jalur Tol yang menghubungkan Cikampek langsung ke Palimanan. Yaa!! Tol Cikopo-Palimanan alias Tol Cipali disebut-sebut sebagai tol terpanjang di Indonesia. Bukan tanpa alasan, jalan tol yang baru diresmikan pada 13 Juni 2015 oleh Presiden Joko Widodo itu memiliki panjang 116,7 kilometer. Bukan main! Dengan jarak sepanjang itu, Tol Cipali tentunya memiliki rest area atau tempat peristirahatan yang jumlahnya menyesuaikan jarak. Tidak tanggung-tanggung, Tol Cipali punya delapan rest area yang bisa disinggahi oleh pengguna.

Tol Cipali melintasi lima Kabupaten yang ada di Jawa Barat yaitu Subang, Indramayu, majalengka, dan Cirebon. Dengan jalur yang terkesan lurus, pemudik dari Jakarta dapat menuju Kota Cirebon dengan rata-rata waktu 3-4 jam (dengan kecepatan 80 sampai 100 km per jam). Saya kira hal ini dapat menghemat waktu dan bahan bakar walau pemudik harus membayar lebih untuk menggunakan Tol Cipali ini. Ya tentu saja, untuk mendapatkan kenyamanan, kita pun harus rela membayar demi kelancaran dan efisien waktu dengan biaya dimulai dari Rp. 96.000 untuk kendaraan golongan I.

Satu hal yang membuat saya berdecak heran pada saat puncak arus mudik lebaran tahun ini yaitu rekor kemacetan Simpang Jomin yang sempat melegenda menghantui pengguna jalan direbut oleh daya tarik Tol Cipali ini. Saat itu Simpang Jomin ramai lancar, begitu juga dengan jalur selatan.

Sepertinya, Pemerintah berhasil memberikan fasilitas jalan istimewa dengan hadirnya Tol Cipali di tengah-tengah perjalanan mudik lebaran tahun ini. Ditambah dengan pengawasan melalui CCTV di beberapa titik lokasi untuk memantau aktivitas di area dal Tol Cipali. Walaupun memang masih menjadi perhatian dengan beberapa kasus kecelakaan namun itu menjadi pelajaran agar senantiasa berhati-hati, konsentrasi dan selalu berdoa.

Satu hal lagi yang ingin saya sampaikan kepada pengguna jalan khususnya pengguna fasilitas Jalan Tol. Tidak hanya Tol Cipali, Tol manapun yang anda lewati mohon untuk tidak membuang sampah sembarangan yang berakibat tak sedapnya dipandang mata dan menambah beban para penyapu jalanan. Lalu dengan menjaga fasilitas umum seperti Toilet dan Kran Air, agar setiap penggunaan untuk langsung dibersihkan dan air dimatikan.


Semoga dengan kedisiplinan dan tanggung jawab kita sebagai warga yang baik dapat selalu membantu kinerja Pemerintah untuk selalu memberikan kenyamanan bagi masyarakat Indonesia.

 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun