Kado......rasanya setiap orang tidak akan menolaknya apabila orang-orang dekat kitayang memberikannya, bahkan kita merasa senang dan bahagia menerimanya dengan rasa sukacita dan yang memberikan merasa ikut bahagia melihatya.
Bercerita tentang kado sebuah hadiah yang kita berikan seseorang yang sangat istimewa tidak dipandang besar kecilnya jumlah, walaupun jumlah itu menentukanjuga iya nggag??? Sebagai contoh, kalau anda mendapat hadiah dari Ayahnda saat ulang tahun memberikan sebuah pulpen ,sedangkan Ibunda memberikan sebuah laptop tentu andamerasa lebih menyenangi laptop tersebut.Betulkan!!!!
Ngomong-ngomong tentang kado, ada sebuah impian dan cita-cita yang besar dari hati yang dalam. Sewaktu Ibunda berangkat ketanah suci beberapa tahun yang lalu, karena keterbatasan biaya sehingga ibunda terlebih dahulu berangkatnya ketanah suci karena Ibunda sudah lebih siap dahulu keinginannya untuk berangkat.
Maka waktu yang ditunggu tibalah saatnya berangkat ketanah sucitanpa bapak ikut . Terasa sangat sedih aku melepas Ibunda. Ada rasa bersalah dalam hati kenapaaku tidak bisa membantuBapak untuk bersama-sama berangkat ketanah suci tersebut bersama Ibunda,sehingga timbul suatu tekad aku akan berangkat bersama isteri dan bapak ketanah suci suatu saat nanti ,,karena pada saat itu aku masih belum lama menjadi guru negeri dan baru membuat rumah sehingga aku tidak bisa untuk membantuBapak berangkat bersama Ibunda.
Waktu berlalu sehingga Allah mengabulkan niatku tersebut setelah selang waktu beberapa tahun aku dan isteriku mendaftar peserta haji dan aku mengajak Bapak untuk berangkat bersama,dengan adanya tabungan yang tersedia dari Bapak sendiri sehingga tidak banyak untuk menambahnya. Yang jelas, aku bisa berangkat bersama-sama bapakke tanah suci.
Aku sendiri bila melihat orang berangkat dan pulang haji. Aku merasa begitu terharu melihatnya dan menetes air mataku . Kapan aku bisa berangkat ketanah suci juga???
Sungguh suatu jawaban yang tidak kuduga ternyata sewaktu aku mengajak bapak untuk bersama mendaftar haji tersebut bapak menolaknya beliau tidak sanggup untuk berangkat, fisik beliau sudah merasa uzur karena setahun sebelumnya bapak terkena stroke sehingga kesehatan beliau tidak seperti dahulu.
Aku termenungdan tanpa terasa menetes air mataku. Apa yang kurencanakan dahulu ternyatasirna, aku merenung sejenak menahan air mataku kembali aku bicara sama bapak , karena lokasi tempat kami yang berjauhan sehingga komunikasi ini lewat HP .
Kuulangi kembali ajakanku untuk berangkat ketanah suci bersama-sam tetapi bapak yang menangis........... merasa tidak kuat untuk berangkat dan beliau mengikhlaskan kami untuk berangkat berdua.
“ Mungkin sudah takdir bapak”, kata beliau.
Aku tak kuasa menahan tangisku. Seandainya waktu ini bisa berbalik kembali ingin rasanya waktu ini diputar kembali .
Berbicara dengan ibunda , menyerahkan sepenuhnya kepada Bapak kalau memang beliau sudah mebuat keputusannya Ibunda menurut saja bunda pun bicara bahwa ibadah haji itu memang perlu fisik yang kuat karna beliau sudah terlebih dahulu melaksanakan haji.
Sehingga dengan hati yang berat aku dan istriku mendaftar haji yang InsyaAllah pada tahun 2015/2016 kami berdua berangkat ketanah suciMekah Almukaromah menunaikan ibadah haji amin ...amin .....amin ya Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H