Mohon tunggu...
Erwinta Karnadewi
Erwinta Karnadewi Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

Meneliti, bersosialisasi, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Proses Digitalisasi Pemasaran Tape oleh Kelompok 370 KKN Tematik UMD 2021/2022

8 Agustus 2022   19:30 Diperbarui: 3 September 2022   08:17 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi bersama tukang kayu mengenai desain dan estimasi biaya prototipe stand tape/Dokumentasi pribadi

Bondowoso merupakan salah satu kabupaten yang berada di Jawa Timur. Peradaban di kabupaen ini sudah dimulai sejak 1819. Tak mengherankan, kabupaten ini memiliki banyak hal menarik di dalamnya. Dilansir dari BPK Bondowoso, luas kabupaten ini mencapai 1.569,10 Km2. 

Memiliki topografi yang didominasi oleh perbukitan, membuat Bondowoso memiliki cuaca yang sejuk. Berbatasan langsung dengan Situbondo, Probolinggo, Jember, dan Banyuwangi, menjadikan Bondowoso berada di tengah-tengan eks-Karisedenan Besuki. 

Meskipun tidak memiliki pesisir (Ciputra, 2022), Bondowoso memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah. Selain berbentuk wisata alam seperti Air Terjun Senancak, Air Terjun Blawan, hingga Air Terjun Kali Pahit. Selain itu, ada pula taman Wisata Ijen yang wilayahnya terbagi dengan Kabupaten Banyuwangi. Menariknya, Bondowoso lekat kaitannya dengan salah satu produk olahan singkong, yakni tape.

Jika ditelisik lebih jauh, olahan tape memang diproduksi di berbagai sudut di Bondowoso. Namun, terdapat salah satu desa kecil di liuknya bukit Bondowoso yang secara intens memproduksi tape. Dari 7800 penduduk, sebagaian besar diantaranya merupakan wirausaha yang menjual tape. 

Oleh karena itu, melihat potensi yang besar di bidang kewirausahaan di Desa Wringin, Kelompok 370 KKN Tematik Unej Membangun Desa 2021/2022 berniat memperdalam keunggulan ini. 

Secara khusus, skema KKN bertema kewiraushaan telah disiapkan oleh pihak LP2M. Setelah berdiskusi dengan Dosen Pembimbing Lapangam, Bapak Agus Supriono, SP, M. Si, Kelompok 370 memiliki program kerja utama ekspansi pasar tape melalui digital marketing. 

Selain itu, program kerja lainnya adalah pembentukan prototipe stand tape bagi salah satu masyarakat sasaran. Selain memanfaatkan fitur media sosial dan mesin pencarian seperti Facebook Marketplace dan Google Maps, aktivasi web desa diharapkan akan mendongkrak promosi Desa Wringin secara umum dan potensi kewirausahaan tape secara khusus. 

Rencananya, jika waktu masih memungkinkan, akan dilaksanakan pelatihan jurnalistik dasar bagi masyarakat sasaran dengan harapan memperbesar media promosi komoditas.

Berangkat dari hal ini, Kelompok 370 melaksanakan pendekatan kepada para pelaku UMKM tape.  Menurut klaim salah satu produsen tape bernama Bapak Ridwan, tape asal Wringin terkenal baik kualitasnya dari segi rasa. “Dibanding dengan daerah lain, tape Wringin katanya lebih enak; jauh dari rasa asam yang sering menjadi masalah bagi produk tape manis”, tuturnya. 

Target pasar dari tape asal Desa Wringin mencapai Probolinggo, Banyuwangi, Jember, hingga Pulau Bali. “Produk tape biasanya saya pasarkan sendiri, namun banyak juga penjual yang grosir ke saya lalu di jual di stand sepanjang Jalan Raya Wringin.” pungkas Bapak Ridwan.

Secara umum, tape memang dipasarkan melalui cara konvensional. Namun, seiring berkembangnya waktu, teknologi menjadi kian maju. Berangkat dari hal ini, beberapa sosialisasi mengenai digital marketing telah dilaksanakan oleh Kelompom 370. Sosialisasi pembuatan titik lokasi di Google Maps hingga pembentukan prodfil WhatsApp Business telah terlaksana pada minggu kedua berjalannya KKN. 

Pada minggu yang sama, progres mengenai desain dan penyusunan prototipe stand tape diharapkan akan selesai pada penghujung minggu ketiga beserta acara peresmian yang rencananya akan dihadiri oleh perangkat desa dan pelaku usaha sasaran.

Diskusi bersama tukang kayu mengenai desain dan estimasi biaya prototipe stand tape/Dokumentasi pribadi
Diskusi bersama tukang kayu mengenai desain dan estimasi biaya prototipe stand tape/Dokumentasi pribadi

Luaran utama yang diharapkan dari program kerja yang disusun oleh Kelompok 370 adalah munculnya kesadaran sumber daya manusia pelaku usaha tape mengenai perkembangan teknologi yang akan mempermudah proses penjualan produknya. 

Nantinya, untuk mendukung hal ini, akan disusun pedoman perhimpunan pedagang tape yang harapan terbesarnya adalah menciptakan pengusaha tape yang berdikari. Dalam masa KKN selama 35 hari, hal ini tentunya memerlukan dukungan penuh dari pihak yang terlibat. 

Pendampingan juga diharapkan akan senantiasa dilakukan perangkat desa serta kelompok lain yang erat kaitannya dengan pemanfaatan komoditas tape. (Kelompok 370/KKN Tematik UMD 2021/2022/Wringin/Bondowoso/Agus Supriono)

Daftar Pustaka:

BPK Bondowoso. (2019). Kabupaten Bondowoso. Diakses melalui https://jatim.bpk.go.id/kabupaten-bondowoso/.

William Ciputra. (2022). Sejarah dan Asal-usul Bondowoso, Kota Tape Pemilik 1.215 Situs Megalitikum. Diakses melalui https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/15/111500678/sejarah-dan-asal-usul-bondowoso-kota-tape-pemilik-1.215-situs-megalitikum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun