Apabila diperhatikan, secara umum sistem pendidikan di Indonesia memang hanya mengarahkan lulusan SMA untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, yaitu perguruan tinggi. Ini sedikit berbeda dengan lulusan SMK, mereka sudah dibekali dengan pengetahuan dasar pada bidang-bidang kejuruan tertentu.
Alternatif setelah lulus SMA adalah: kuliah atau bekerja. Kuliah di sini bisa diartikan secara luas, tidak hanya kuliah di perguruan tinggi biasa melainkan juga sekolah tinggi dan perguruan tinggi kedinasan, atau akademi kedinasan lainnya, bahkan akademi ketentaraan.
Di dunia kerja, peluang bagi lulusan SMA (SMK) belumlah begitu menjanjikan dan belum ada alternatif yang memuaskan yang menyiapkan mereka siap kerja.
Ini agak berbeda dengan Jerman. Sistem pendidikan di Jerman tidak hanya mengarahkan siswa lulusan sekolah menengah untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, yaitu perguruan tinggi.
Sistem pendidikan Jerman juga menyediakan alternatif bagi siswa yang tidak mau berkuliah tetapi mau langsung terjun ke dunia kerja. Sebelum masuk ke dunia kerja, tentu harus ada pembekalan (pendidikan) kepada siswa.
Siswa di Jerman harus lulus ujian akhir di kelas 12 untuk memperoleh Ijazah Abitur kalau bersekolah di Gymnasium.
Lama jenjang pendidikan di sekolah Gymnasium adalah sampai kelas 12, dan ini disebut dengan istilah G8 (Gymnasium 8 Jahre) dengan lama sekolah menengah 8 tahun. Ijazah Abitur adalah ijazah paling tinggi untuk sekolah menengah.
Ijazah Abitur bisa juga diperoleh oleh siswa sekolah Oberschule, Gesamtschule atau Stadtteilschule tetapi mereka harus bersekolah sampai kelas 13 dan lulus ujian akhir di kelas 13.
Sistem ini disebut dengan istilah G9 (Gymnasium 9 Jahre) dengan lama sekolah menengah 9 tahun. Ijazah Abitur di kelas 12 Gymnasium (G8) setara dengan Ijazah Abitur di kelas 13 Oberschule, Gesamtschule atau Stadtteilschule (G9).
Pada awalnya, lama sekolah sekolah menengah (sekolah lanjutan) di Jerman sebenarnya adalah 9 tahun, yaitu sampai kelas 13. Akan tetapi, beberapa tahun lalu sekolah Gymnasium diubah dan dipadatkan menjadi hanya 8 tahun dan hanya sampai kelas 12.
Siswa di sekolah Oberschule, Gesamtschule atau Stadtteilschule tidak harus bersekolah sampai kelas 13. Mereka juga bisa menamatkan sekolah di kelas 12 setelah lulus ujian akhir di kelas 12.
Setelah lulus ujian akhir di kelas 12, siswa di sekolah Oberschule, Gesamtschule atau Stadtteilschule memperoleh Ijazah Fachabitur, yang merupakan ijazah tertinggi kedua setelah Abitur.
Siswa pemegang Ijazah Abitur dan Ijazah Fachabitur berhak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, ke universitas Universitaet atau sekolah tinggi Fachhochschule, sering disingkat Hochschule kalau dia mau. Akan tetapi, banyak siswa yang tidak mau berkuliah, mereka lebih memilih peluang lain yang disediakan oleh pemerintah dan dunia kerja, yaitu Ausbildung.
Siswa di Jerman tidak harus menamatkan sekolah di kelas 12 (di sekolah G8) atau kelas 13 (di sekolah G9). Siswa juga bisa menamatkan sekolah di kelas 10! Bahkan di negara bagian tertentu, siswa bisa menamatkan sekolah di kelas 9. Ijazah dari kelas 9 ini umumnya disebut Hauptschulabschluss Ijazah Pertama Sekolah Menengah.
Bila siswa menamatkan sekolah di kelas 10, maka dia memperoleh Ijazah Kedua Sekolah Menengah Mittlerer Schulabschluss disingkat MSA disebut juga Realschulabschluss.
Pemegang ijazah seperti ini tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Mereka hanya bisa melanjutkan pendidikan ke program pendidikan vokasi atau Ausbildung (Berufsausbildung) dan pilihan yang terbuka untuk mereka juga agak terbatas. Makin rendah ijazah yang dimiliki, makin terbatas pilihan jurusan di Berufsausbildung, sering disingkat Ausbildung, yang boleh diambil.
Pada prinsipnya, sekolah dasar di Jerman hanya 4 tahun, dari kelas 1 sampai dengan kelas 4, kecuali di Berlin dan Brandenburg SD sampai kelas 6.
Setelah itu, siswa SD melanjutkan ke sekolah lanjutan mulai kelas 5 (atau kelas 7 di Berlin dan Brandenburg). Berikut bagan sistem pendidikan dan jenis-jenis sekolah dari SD sampai dengan sekolah menengah (sekolah lanjutan) di Jerman.
Mulai kelas tertentu, Dinas Tenaga Kerja Jerman, disebut dengan nama die Agentur fuer Arbeit, mengirimkan surat kepada orangtua dan siswa yang berisikan informasi tentang alternatif dan peluang kerja. Isi informasi itu tidak menyinggung dunia perkuliahan tetapi dunia kerja, peluang kerja, bidang-bidang pekerjaan, dan banyak hal yang berhubungan dunia kerja. Bahkan juga ditawarkan peluang untuk konsultasi apabila siswa atau orangtua ingin berkonsultasi dengan die Agentur fuer Arbeit.
Artinya, secara dini pemerintah di Jerman telah mempersiapkan siswa dan mengarahkan siswa ke arah dunia kerja. Tentu saja, siswa tidak langsung dipekerjakan setelah tamat sekolah melainkan mereka akan diarahkan untuk mengambil pendidikan vokasi Ausbildung, yang akan mendidik dan melatih mereka sehingga siap kerja setelah lulus pendidikan.
Perguruan tinggi dan Ausbildung adalah dua muara pendidikan dari SD sampai sekolah lanjutan (SMA) di Jerman. Perguruan tinggi dan Ausbildung berdiri secara paralel di akhir pendidikan di Jerman, dari mulai pendidikan dasar dan pendidikan menengah (lanjutan).
Keduanya merupakan etape kedua setelah tamat sekolah menengah, yang diakui secara resmi dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain: perguruan tinggi sebagai bidang akademis dan Ausbildung sebagai bidang kerja.
Menurut data Pemerintah Federal (Bundesregierung), lebih setengah dari lulusan satu angkatan pada tahun lulusan memilih duale Ausbildung, bukan perguruan tinggi dan sebagian besar mereka diterima sebagai Auszubildende (disingkat Azubi) peserta didik di lebih dari 300 jurusan Ausbildung.
Tujuan Ausbildung di Jerman adalah untuk menyiapkan lulusan sekolah, apapun jenis ijazah mereka, dengan ketrampilan dan pengetahuan tentang dunia kerja di bidang tertentu. Jadi, apabila seseorang tertarik ingin menjadi, misalnya, seorang montir mobil, dia akan dibekali teori dan praktik dalam satu paket Berufsausbildung pendidikan vokasi (apprenticeship).
Seseorang diakui sebagai tenaga ahli apabila dia telah memiliki sertifikat Berufsausbildung. Untuk semua jenis pekerjaan di Jerman ada Berufsausbildung yang wajib dijalani apabila ingin diakui sebagai tenaga ahli (der Fachmann untuk laki-laki atau die Fachfrau untuk perempuan), atau secara umum disebut die Fachkraft.
Daya tarik lain dari Ausbildung adalah: sejak bulan pertama Ausbildung, peserta didik sudah memperoleh uang saku. Pada tahun kedua uang saku akan dinaikkan, demikian juga pada tahun ketiga.
Besaran uang saku Ausbildung tergantung pada jurusan yang diambil. Sebagai contoh, peserta didik keperawatan Pflegefachkraft memperoleh uang saku sekitar 1.190 euro tiap bulan pada tahun pertama. Sedangkan uang saku jurusan perhotelan Hotelfachkraft sekitar 900 euro tiap bulan. Besaran uang minimun sudah diatur oleh pemerintah.
Tertarik ke Jerman untuk duale Ausbildung?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H