Kemudian, sepatu itu dipakai di lantai keramik marmer. Sudah pernah memakai sepatu seperti itu? Bagaimana rasanya berjalan? Susah kan? Juga licin, tidak ada daya cengkeram! Malah mungkin kita bisa tergelincir.
Demikian juga dengan ban musim panas ketika dipakai pada musim dingin. Ban itu tidak punya daya cengkeram, apalagi kalau ada salju, karena ban itu akan mengeras. Karena itu, jarak pengereman juga akan bertambah secara signikan, yang tentu akan membahayakan pengendara itu sendiri dan pengedara lain.
Selain itu, di permukaan (tapak) ban dibuat semacam bilah-bilah, agar tapak ban bisa masuk ke salju (bila ada salju), sehingga ban punya daya cengkeram. Hal ini bisa digambarkan seperti berikut: cobalah berjalan di jalan yang berlumpur dengan sepatu yang solnya rata (tidak punya kembangan). Biasanya sepatu seperti itu sepatu kulit formal.
Bagaimana rasanya? Sepatu itu tidak punya daya cengkeram dan kalau tidak berhati-hati berjalan, kita bisa tergelincir.
Apakah ban musim dingin tidak bisa dipakai ketika musim panas? Sebenarnya bisa, tetapi secara ekonomis tidak menguntungkan. Kenapa? Ban musim dingin lebih cepat aus pada temperatur panas.
Karena itu, bila ban musin dingin dipakai juga pada musin panas, maka kemungkinan ban itu hanya bisa dipakai 3 tahun. Padahal ketebalan tapak ban yang dianjurkan di Jerman adalah 4mm (ban baru punya ketebalan 8-9mm).
Tentu saja kualitas atau unjuk prestasi ban tipe seperti ini tidak sehebat ban satu musim atau ban musim panas karena memang merupakan kompromi panas dan dingin. Setiap tahun produsen ban sudah berhasil membuat ban segala musin dengan kualitas yang makin baik.
Usia ban mobil yang dianjurkan di Jerman adalah tidak lebih tua dari 6 tahun dan dengan ketebalan tapak ban minimal 4mm. Menurut peraturan lalu lintas Jerman ketebalan minimal sebenarnya adalah 1,6mm.Â