Mohon tunggu...
Erwin Silaban
Erwin Silaban Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati Indonesia dari seberang lautan. Deutsch-Indonesischer Brückenbauer. Penghubung Indonesia-Jerman

Dosen di School of International Business, Hochschule Bremen, Jerman. Anak rantau dari Hutajulu, Dolok Sanggul, SUMUT.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Banyak Jalan ke Jerman, Robin Pangaribuan: dari Au-Pair hingga Membuka Restoran Indonesia di Bremen

15 Februari 2021   03:47 Diperbarui: 15 Februari 2021   04:12 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mantan Au-Pair di Jerman, lulus Ausbildung dan pemilik restoran Indonesia di Bremen: Robin Pangaribuan dan Risdayanti Manik. (Foto: tabo-toba.com)

Setelah merenovasi dan bergulat dengan berbagai birokrasi (ingat: tanpa uang pelicin!) dan lain-lain, akhirnya Robin berhasil membuka satu restoran Indonesia di Bremen! Restoran itu diberi nama Restoran Surajaya Tabo dan menyajikan makanan khas Indonesia.

Sebagai orang Batak, Robin rupanya ingin juga memberikan sentuhan Batak di nama restoran itu, sehingga diberi nama tambahan tabo. Tabo dalam bahasa Batak berarti lezat, nikmat.

Restoran Indonesia
Restoran Indonesia "Surajaya Tabo" di Bremen, dimiliki oleh mantan Au-Pair: Robin Pangaribuan dan Risdayanti Manik. (Foto: Erwin Silaban)

Tidak salah memang tambahan nama "tabo" di sana. Kalau kita lihat menu yang disajikan, makanan yang ditawarkan sangat mengundang selera makan. Tidak percaya? Silakan datang ke Bremen dan cicipi sendiri cita rasa yang disajikan restoran milik Robin ini.

Robin menjalankan usaha restoran ini bersama dengan isterinya Risdayanti  Manik (boru Batak asli!) yang menjadi juru masak di dapur. Dahulu Risdayanti datang ke Jerman juga sebagai Au-Pair-Maedchen. Lalu setelah itu dia ikut program Ausbildung sebagai Koechin juru masak di Swiss tel dan sempat bekerja di sana beberapa lama setelah lulus Ausbildung.

Robin dengan latar belakang kuliah ekonomi di Hochschule Bremen mengelola manajemen restoran itu, sedangkan isterinya menjadi juru masak, yang lulus Ausbildung di Bremen sebagai juru masak. Secara bersama mereka mengelola, membuat kreasi makanan dan menu untuk restoran tersebut.  

Lokasi restoran itu tidak jauh dari stasiun sentral kereta api Hauptbahnhof Bremen, hanya sekitar 1.400m atau 2 halte dengan bus atau tram, yaitu di halte Am Dobben.

             Alamat

Robin Pangaribuan dengan DNA merantau dari orang Batak, berani berubah dan berhasil berubah. Tidak mau hanya sebagai mantan Au-Pair-Junge, tetapi berusaha mem-promosi-kan nama Indonesia di Jerman. Pasutri Robin dan Risdayanti adalah duta Indonesia di bidang gastronomi di Jerman. Ternyata dengan modal nekat, bisa juga sukses di Jerman.

Na dann, guten Appetit! Selamat makan.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun