Kelompok yang menguasai Afghanistan pada 15 Agustus saat ini tidak memiliki struktur institusional untuk menerima uang itu--- sebuah tanda tantangan yang mungkin dihadapinya ketika mencoba untuk mengatur ekonomi yang telah mengalami urbanisasi dan meningkat tiga kali lipat sejak terakhir mereka berkuasa di negara tersebut dua dekade lalu.
Kekurangan itu dapat menyebabkan krisis ekonomi yang kemudian memicu krisis kemanusiaan yang lebih dalam bagi sekitar 36 juta warga Afghanistan.
Bukan Kemerdekaan yang Hakiki
Meskipun pada akhirnya Taliban kembali berkuasa dengan tujuan mendirikan negara yang berlandaskan Islam, namun yang patut menjadi catatan bahwa keberhasilan mereka belumlah menunjukkan kemerdekaan yang hakiki. Intervensi Barat yang tercermin dari berlangsungnya perjanjian Taliban-AS, menunjukkan adanya kompromi antar-keduanya. Padahal, jelas Islam melarangnya. Islam melarang campur tangan sistem non-Islam buatan manusia untuk mengatur umat. Islam juga melarang menjadikan musuh Islam sebagai teman maupun penolong. Seperti firman Allah SWT. dalam QS. Al-Mumtahanah (1 ) dan QS. Al-Mujadalah (22), yang artinya:
"Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia." (QS. Al-Mumtahanah : 1)
"Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya, atau keluarganya..." (QS. Al-Mujadalah : 22)
Telah jelas seruan tersebut dalam Kitab Suci umat Islam. Meski demikian, umat masih sering terperdaya oleh tipu daya musuh-musuh Allah itu. Dengan dalih perdamaian, keamanan kawasan, HAM, hak-hak perempuan, dan lain sebagainya, mereka berhasil merebut simpati umat. Alhasil, umat terpecah belah dan terbelenggu dalam liang kemerosotan. Begitulah sebenarnya yang diinginkan musuh agar kekuasaan mereka tidak terganti. Allah telah memperingatkan dalam Al-Quran :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian di mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya." (QS. Ali-Imran : 118)
Jelas sudah intervensi Barat kala Daulah Islam tegak dahulu mampu merubah tatanan Islam. Dengan sentimen separatisme yang mereka sebarkan dari markas mereka di berbagai wilayah akhirnya mampu mengubah akidah ribuan anak-anak Muslim menjadi kafir, dan juga merubah interaksi sosial yang terbangun Islami menjadi interaksi yang berjalan sesuai aturan-aturan kufur.
Demikian juga yang kembali dilakukan oleh Barat di Afghanistan. Mereka sebarkan isu radikalisme dan terorisme yang dituduhkan pada kelompok-kelompok Islam ideologis agar umat menjauh dan beralih mendukung ide-ide mereka. Kemudian secara perlahan dikuasai lah umat oleh sistem Barat.
Umat Perlu Mencontoh Metode Dakwah Rasulullah