Mohon tunggu...
Erwin Mawati Ndraha
Erwin Mawati Ndraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi unpam

Belajar demi masa depan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mirisnya Budaya Antri di Indonesia: Sebuah Kritik Sosial

30 Juni 2024   11:51 Diperbarui: 30 Juni 2024   12:14 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mulai percakapan dengan Gemini di aplikasi.

Kini tersedia di Google Play.

Coba aplikasi

Percakapan dengan Gemini

edit

Buatlah artikel populer tentang kritik sosial

Tampilkan draf

volume_up

Mirisnya Budaya Antri di Indonesia: Sebuah Kritik Sosial

Antri, sebuah kata sederhana yang menyimpan makna mendalam tentang keteraturan dan rasa hormat. Namun, di Indonesia, budaya antri masih menjadi PR besar yang dihadapi masyarakat. Di berbagai tempat, seperti antrean loket pembayaran, antrean ATM, hingga antrean di tempat makan, pemandangan orang menyerobot antrean masih sering terlihat.

Sikap tidak disiplin ini bukan hanya mengganggu kelancaran antrean, tetapi juga mencerminkan rendahnya rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Orang yang menyerobot antrean telah mengambil hak orang lain dan menciptakan kekacauan.

Mirisnya, budaya ini tak hanya dilakukan oleh orang awam, tetapi juga oleh mereka yang berpendidikan tinggi dan pejabat. Hal ini menunjukkan bahwa budaya antri bukan hanya masalah pendidikan, tetapi juga masalah karakter dan mentalitas.

Dampak negatif dari budaya antri yang buruk ini tak hanya sebatas kekacauan dan hilangnya rasa hormat. Budaya ini juga dapat menghambat kemajuan bangsa. Budaya antri yang buruk dapat menciptakan inefisiensi dan memperlambat proses dalam berbagai aspek kehidupan.

Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki budaya antri di Indonesia?

Pertama, perlu adanya edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya budaya antri. Edukasi ini dapat dilakukan melalui berbagai media, seperti sekolah, media massa, dan kampanye publik.

Kedua, perlu adanya penegakan aturan yang tegas. Di tempat-tempat umum, perlu dipasang papan pengumuman tentang aturan antri dan sanksi bagi pelanggar. Petugas juga harus sigap menegur dan menindak mereka yang melanggar aturan.

Ketiga, perlu adanya contoh dan teladan dari pemimpin dan tokoh masyarakat. Jika para pemimpin dan tokoh masyarakat menunjukkan budaya antri yang baik, maka masyarakat pun akan terdorong untuk mengikuti.

Membangun budaya antri yang baik membutuhkan usaha bersama dari semua pihak. Mari kita mulai dari diri sendiri dengan selalu tertib antri dan menghormati hak orang lain. Dengan budaya antri yang baik, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih teratur, disiplin, dan beradab.

Selain itu, berikut beberapa poin penting yang dapat ditambahkan dalam artikel:

Dampak positif dari budaya antri yang baik: Budaya antri yang baik dapat menciptakan keteraturan, efisiensi, dan rasa saling menghormati antar sesama. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan kemajuan bangsa.

Solusi kreatif untuk meningkatkan budaya antri:

Penggunaan teknologi, seperti sistem antrean elektronik.

Memberikan penghargaan kepada orang yang tertib antri.

Menyelenggarakan lomba antri dengan hadiah menarik.

Ajakan untuk bertindak: Marilah kita bersama-sama membangun budaya antri yang baik demi menciptakan Indonesia yang lebih maju dan beradab.

Dengan mengangkat isu budaya antri ini dalam sebuah artikel populer, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya budaya antri dan mendorong mereka untuk berperilaku lebih disiplin dan tertib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun