Bagaimana tidak, pimpinan Universitas Negeri Makassar juga perlu ditertibkan akibat kebijakan-kebijakan yang selalu meresahkan mahasiswa, ditambah dengan isu keterlibatannya pada politik praktik.Â
Carut marut kisah kandang ternak di Universitas Negeri Makassar memang menarik kita bahas. Penindasan dan keterkukungan semakin dilanggengkan, ketika berteriak soal kebenaran harus dibungkam. Kampus ini lebih dari kandang ternak, ketika tak mampu berteriak, melawan dan menuntut hak yang telah dirampas.
Dikalangan fungsionaris Lembaga Kemahasiswaan di Fakultas Ilmu Pendidikan UNM beredar isme (paham) yang disematkan kepada para pimpinan kampus dan dosen-dosen yaitu bapakisme (paham kebapakan). Istilah ini menempel akibat kebijakan dan ulah para pimpinan dan dosen di kampus.Â
Kalimat yang sering terucap ketika ada yang menuntut dan melawan kira-kira seperti ini "kami ini bapak kalian di kampus, tidak sepatutnya selalu melawan orangtua, semua hal yang kami lakukan adalah hal baik yang ujung-ujungnya demi kebaikan kalian semua."
Mahasiswa dicekoki dengan paham kebapakan bahwa semua perkataan dosen dan kemauannya harus diikuti karena mereka adalah orangtua dan mahasiswa adalah anak.Â
Perkataan dosen adalah sebuah sabda, menolak dan melawan merupakan sebuah tindakan tercela karena ridha Tuhan tergantung ridha dosen, murka Tuhan tergantung dari murka dosen. Mahasiswa yang larut dengan paham itu akhirnya memilih diam ketika dibenturkan dengan akademik, tunduk dan patuh adalah kunci untuk meraih kesuksesan lulus dengan predikat cumlaude. Â
Kasus pelecehan seksual yang dialami mahasiswa juga berawal dari paham ini, dosen menganggap dirinya sebagai orangtua, maka mereka juga punya keleluasaan terhadap mahasiswanya.Â
Dari tahun ke tahun, pelecehan seksual terjadi di UNM, hanya beberapa mahasiswa yang berani untuk speak up dan memunculkan kasus itu di permukaan. Alasannya karena tekanan yang dilakukan oknum dosen terhadap mahasiswa jika tidak menuruti kemauannya. Mahasiswa lebih memilih diam karena takut dipersulit untuk penyelesaian studi atau demi menjaga nama baik keluarga.Â
Sebuah ironi memang ketika dosen yang mengangap dirinya sebagai orangtua melakukan hal-hal yang tidak semestinya. Orangtua yang seharusanya membimbing, mendidik dan mengayomi anaknya malah mempertontonkan sebuah perbuatan yang tercela.Â
Akhir-akhir ini memang UNM tengah diperbincangkan dengan maraknya kasus-kasus yang berbau seksualitas. Mulai dari aparat keamanan hingga kepada tenaga pengajar (dosen) mencuat di media.Â
Berbagai tuntutan dilayangkan kepada pimpinan Universitas untuk segera menindaklajuti terakit kasus-kasus yang terjadi. Tuntutan segara menerbitkan SOP penangan pelecehan dan kekerasan seksual di lingkungan kampus sesuai dengan amanat Undang-undang tak juga mendapat respon yang positif. Menunggu terjadi kasus baru melapor dan ditangani adalah sebuah hal tidak seharusnya menjadi alternatif penyelasaian masalah.