Mohon tunggu...
Erwin Ma
Erwin Ma Mohon Tunggu... Lainnya - Founder Leadershub Sulsel

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad 47: Ayat 7)

Selanjutnya

Tutup

Trip

Bulusaraung: Teman tapi Goyang-goyang Tendanya

22 Juni 2020   07:18 Diperbarui: 21 Februari 2021   15:00 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BULUSARAUNG: TEMAN TAPI GOYANG-GOYANG TENDANYA

Jumat, 21 Desember 2018

Cerita ini agak berkesan yah... karena bercerita mengenai pengalaman pertama saya mendaki gunung, biasanya hanya mendaki bukit sih.
......
Pagi itu, saya berpamitan pada kakak perempuan saya dengan alasan ada kegiatan di Pangkep. Intinya bukan bohong, cuman informasinya tidak lengkap... Bulusaraung berada di Pangkep dan mendaki adalah sebuah kegiatan. Heheh...
Jumat malam, seusai berdoa bersama, rombongan kami berangkat. 

Malam itu nampak agak mendung, tapi tak mengurung niat dan semangat kami. Perjalanan tetap berlanjut hingga air hujan sedikit demi sedikit membasahi dan memaksa kami untuk berhenti sejenak, sembari menunggu hujan reda. 

Namun, hujan tak kian menunjukkan tanda-tanda akan reda. Akhirnya kami memutuskan untuk meneruskan perjalanan dengan memakai jas hujan. Tapi nampaknya jas hujan yang kami pakai tak begitu membantu untuk menerobos hujan deras ditambah gelap gulita jalanan.

Di sebuah gubuk, kami beristirahat dengan menahan dinginnya malam, ditambah hujan deras, ditambah lagi pakaian agak lembab. Udara dingin kian menusuk hingga tulang-tulang, dan akan berbahaya jika kita hanya berdiam diri, jadi kami pun memaksa diri untuk menerobos hujan deras, sampai kami menemukan Pom bensin di daerah Kajuara. 

Melihat kondisi fisik kami yang dilanda dingin, hujan yang tak kunjung reda, beristirahat dan menunggu hingga pagi adalah pilihan walau tak sesuai schedule kami.
....
Sabtu, 22 Desember 2018
Bangun tidur serasa kuat kembali, ditambah dua biji buras (makanan khas suku Bugis)  beserta sambalnya sebagai pengganjal perut seusai melawan dingin tadi malam dan siap untuk melanjutkan perjalanan.

Hingga tak terasa perjalanan, kami sampai pada gerbang utama menuju tempat registrasi, namun adrenalin kami harus diuji lagi dengan tanjakan di depan. Nampaknya beberapa motor rekan saya harus bersusah payah untuk mendaki. Perlahan tapi pasti, kamipun sampai ditempat registrasi pendakian.

Seusai registrasi, kami kembali berdoa guna keselamatan dan perlindungan dari sang pencipta. Saya mendapat tugas untuk membawa carrier yang berisikan peralatan camp dan lumayan berat. 

Perjalanan dari tempat registrasi ke pos 1 harus ditempuh dengan menaiki anak tangga yang tak kuhitung jumlahnya.... Hal tersebut tidak jadi masalah, karena sebelumnya kami telah latihan fisik dengan naik turun tangga. Namun sialnya hujan kembali turun dan menjadikan perjalan semakin bersemangat. 

Lama-kelamaan punggung saya terasa berat, tapi kuusahakan untuk tidak terlihat lelah, guna menjaga nama baik dihadapan perempuan-perempuan hebat yang ada rombongan... heheh.

Hingga pada pos terakhir tempat camp hujan tak kunjung berhenti dan rasa-rasanya ingin langsung merebahkan badan di kasur empuk, tapi sayangnya tidak ada. Tubuh kian gemetar menahan dingin, tapi harus bergerak agar tidak terkena hipotermia. Tenda-tenda kini kami dirikan dengan sisa-sisa tenaga.

Guna menambah stamina maka perlu untuk mengisi kampung tengah yang hanya diisi 2 biji buras tadi pagi. Untungnya ada perempuan hebat yang ikut, jadi tak perlu makan nasi mentah... :v

Sialnya rekan seangkatan saya lupa membungkus pakaiannya dengan tresbag, jadinya seluruh pakaiannya basah semua diguyur hujan. Dengan besar hati saya harus tidur telanjang dada malam ini karena harus meminjamkan baju saya yang masih aman terbungkus tresbag.

Malam itu, saya tidak bisa tidur karena dingin dan gemetar, tapi mungkin karena kelelahan sayapun terlelap, kemudian terbangun lagi karena merasakan lembab di punggung, dan ternyata tenda kami kemasukan air :v

Hal itu karena kami kurang teliti memilih tempat pendirian tenda, mengingat karena sanging dinginnya. Tendapun goyang-goyang karena dua rekan saya di tenda mengalami gemetar hebat. 

Saya pun harus kembali berbesar hati untuk ditindih oleh kedua kaki rekan saya yang berada disamping. Walaupun tenda kami berair tetap saja terlelap sebentar.
.....
Minggu, 23 Desember 2018
Pagi sekitar pukul enam, kami sudah mempersiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan ke puncak Bulusaraung. Dengan sedikit makanan dan pemanasan, tubuh kembali fit.

Dengan doa kami memulai berjalan menuju puncak. Dalam perjalanan agak berbeda dari perjalanan dari tempat regist hingga tempat camp, di sini agak berbatu, jadi haru extra hati-hati dalam melangkah.

Yang unik dan menjadi bahan tertawaan pada saat itu adalah, kami menemukan sebuah batu yang bertuliskan " teman bede, tapi goyang-goyang tendanya". Sontak semua menafsirkan dengan pendapatnya mengenai makna kalimat tersebut.

Hingga tak terasa puncak sudah didepan mata, dan seketika saya yang sempat berpikir menyesal ikut dalam pendakian ini merasa semua perjuangan terbayarkan sekarang dan berpikir untuk kembali lagi serta mendaki gunung yang lebih tinggi, secara Bulusaraung memiliki ketinggian 1353 mdpl, gunung ini cocok untuk pendaki pemula
....
Sekian
Salam Lestari!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun