Mohon tunggu...
Erwindya Adistiana
Erwindya Adistiana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Learning by Experience

Penulis pemula yang tertarik pada hal-hal seperti sejarah, militer, politik dan yang lain-lannya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu Presiden Amerika Tahun 2024: Antara Pengulangan Tahun 1892 atau 1948

26 Januari 2024   15:06 Diperbarui: 26 Januari 2024   15:50 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden petahana Joe Biden dan Mantan Presiden Donald Trump yang kemungkinan akan berhadapan kembali di pemilu 2024 | Sumber Gambar: reuters.co

Seperti diketahui, bahwa di tahun 2024 ini pemilihan umum terutama untuk kursi lembaga eksekutif banyak diselenggarakan di beberapa Negara seperti di Indonesia dan Taiwan. Amerika Serikat juga menjadi salah satu negara yang akan mengadakan pemilihan umum untuk memperebutkan kursi Kepresidenan Amerika, setelah pemilu sebelumnya yang terakhir diadakan empat tahun yang lalu di tahun 2020.

Namun Pemilu di Amerika Serikat tahun ini dapat dikatakan cukup unik. Hal ini bisa dikatakan, karena kemungkinan besar Joe Biden, yang merupakan Presiden Amerika Serikat Petahanan saat ini dari Partai Democratic, kemungkinan besar akan kembali berhadapan dengan rival lamanya di Pemilu tahun 2020, yakni? Mantan Presiden Amerika Donald Trump dari Partai Republican yang kembali maju sebagai kandidat dari calon Presiden di Pemilu Amerika Serikat tahun ini.

Tidak Hanya itu saja, Pemilu ini kemungkinan besar juga akan menjadi satu pemilu yang akan menjadi suatu pengulangan sejarah, yaitu antara pengulangan pemilu Amerika Serikat di tahun 1892 atau Pemilu Amerika Serikat di tahun 1948. Hal ini bisa dikatakan karena melihat kedua kandidat yang merupakan lawan dari pemilu sebelumnya, di mana pada tahun 2020 Joe Biden yang merupakan mantan Wakil Presiden Amerika Serikat di era kepresidenan Barack Obama, berhasil mengalahkan Presiden Amerika petahana pada waktu itu, Donald Trump.

Presiden petahana Joe Biden dan Mantan Presiden Donald Trump yang kemungkinan akan berhadapan kembali di pemilu 2024 | Sumber Gambar: reuters.co
Presiden petahana Joe Biden dan Mantan Presiden Donald Trump yang kemungkinan akan berhadapan kembali di pemilu 2024 | Sumber Gambar: reuters.co

Trump kalah dari Biden dikarenakan masa Kepresidenan Trump yang banyak diwarnai oleh kontroversi karena tingkah laku Trump sendiri, seperti mulutnya yang tidak bisa dijaga, di mana ia banyak melontarkan penyataan kontroversial. Belum lagi perekonomian yang merosot akibat kelalaiian pemerintahan Trump dalam menangani pandemi Covid-19. Alhasil peringkat persetujuan Trump pun anjlok. Namun Trump masih memberanikan diri untuk maju kembali sebagai Kandidat Presiden, empat tahun kemudian di pemilu tahun 2024, walaupun sudah banyak melakukan hal-hal kontroversial.

Di sisi lain Biden sendiri mengalami keterpurukan pada masa Kepresidenannya, di mana banyak yang mengkritik Biden atas keputusannya untuk menarik pasukan Amerika dari Afghanistan yang berujung kekacauaan. Hal ini semakin diperburuk dengan beberapa kebijakan Biden yang dianggap gagal, seperti penanganan dan pengetatan imigrasi di perbatasan dan juga perekonomian yang justru dianggap merosot. Belum lagi usia Biden yang sudah menginjak umur 81 tahun dan merupakan Presiden tertua dalam sejarah Amerika Serikat yang membuat publik semakin mempertanyakan kemampuan Biden untuk memimpin sebagai Presiden.

Faktor faktor inilah yang memungkinkan pengulangan akan sejarah pemilu Amerika Serikat di masa lalu, yakni pemilu di tahun 1892 dan juga pemilu di tahun 1948.


Pengulangan Pemilu Amerika tahun 1892

Presiden Petahana Benjamin Harrison (Kanan) yang kembali berhadapan dengan Mantan Presiden Grover Cleaveland (Kanan) | sumber gambar: History.com
Presiden Petahana Benjamin Harrison (Kanan) yang kembali berhadapan dengan Mantan Presiden Grover Cleaveland (Kanan) | sumber gambar: History.com

Pada pemilu Amerika di tahun 1892, Presiden Amerika petahana pada waktu itu, Benjamin Harrison, kalah dalam ajang pemilu untuk masa kepresidenan periode kedua pada pemilu tahun 1892. Namun Harrison, dikalahkan tidak lain oleh mantan Presiden yang juga dikalahkan oleh Harrison ketika akan memperebutkan periode kedua Kepresidenan di ajang Pemilu Amerika tahun 1888, yakni? Mantan Presiden Grover Cleaveland, yang gagal menjadi Presiden untuk periode kedua dan dikalahkan oleh Benjamin Harrison di Pemilu Amerika tahun 1888.

Pada Pemilu tahun 1888 sebenarnya Grover Cleveland masih cukup populer, namun sayang kebijakannya yang menekankan untuk penurunan tariff atau pajak untuk para pengusaha di Amerika pada kala itu, juga pemerintahannya yang menolak untuk memberikan dana pensiun untuk para veteran perang sipil Amerika. Belum lagi inflasi pada mata uang Amerika Serikat pada waktu itu, membuat Cleveland menjadi kurang populer dibandingkan lawannya Benjamin Harrison yang cukup dekat dengan kaum menengah kebawah. Alhasil Benjamin Harrison pun pada akhirnya berhasil mengalahkan Grover Cleveland pada Pemilu Amerika di tahun 1888 dan Cleveland gagal menjadi Presiden untuk periode kedua.

Namun sayangnya ketika Harrison berusaha untuk memperebutkan kursi Kepresidenan Amerika untuk periode kedua pada Pemilu Amerika tahun 1892, keberuntungan sepertinya tidak lagi berpihak oleh Harrison. Hal ini disebabkan oleh surplus pendapatan dari tarif untuk para pelaku usaha, ditambah lagi dengan pengeluaran pemerintah federal yang semakin tidak terkendali hingga mencapai satu miliar dollar semasa jabatan Harrison sebagai Presiden dan menyebabkan partai Harrison, Republican, harus kehilangan kursi cukup significant di Kongress. Alhasil, Harrison pun harus menelan pil pahit akibat peringkat persetujuannya yang terus menurun dan pada akhirnya dikalahkan oleh mantan rivalnya di pemilu tahun 1888, yaitu mantan Presiden Grover Cleveland.

Gambar ilustrasi pelantikan Grover Cleveland sebagai Presiden untuk periode kedua pada 4 maret 1893 | sumber gambar: mediastorehouse.com
Gambar ilustrasi pelantikan Grover Cleveland sebagai Presiden untuk periode kedua pada 4 maret 1893 | sumber gambar: mediastorehouse.com

Kemenangan Cleveland membuatnya berhasil meraih periode kedua sebagai Presiden Amerika Serikat dan tercatat hingga hari ini, Cleveland merupakan satu-satunya Presiden Amerika dalam sejarah yang terpilih menjadi Presiden untuk periode kedua, namun tidak berturut-turut.

Pada tahun 2024 ini, apa yang terjadi dengan Benjamin Harrison dan Grover Cleveland kemungkinan dapat terulang kembali. Mengapa Begitu? Karena melihat angka peringkat persetujuan Biden yang sudah merosot hingga poin terendah, bukanlah tidak mungkin jika Trump dapat mengalahkan Biden pada pemilu 2024 dan kembali menjadi Presiden untuk periode kedua.

Perlu diketahui, karena hingga hari ini, Trump masih cukup populer di kalangan Partai Republican. Bahkan Trump telah berhasil memenangkan pemilu tahap awal untuk menjadi perwakilan Partai Republican pada pemilu Presiden Amerika Serikat yang akan diadakan pada Bulan November 2024, yaitu pada pemilu tahap awal di negara bagian Iowa dan New Hampshire.


Pengulangan Pemilu Amerika tahun 1948

gambar-5-65b3668a12d50f48ac2cf157.jpg
gambar-5-65b3668a12d50f48ac2cf157.jpg
Presiden Petahana Harry S. Truman bersama rivalnya pada Pemilu Tahun 1948, Gubernur New York Thomas E. Dewey | Sumber Gambar: Trumanlibrary.com
Pada Pemilu Amerika tahun 1948, Presiden Amerika petahana pada waktu itu, Harry S. Truman kembali maju sebagai kandidat calon Presiden dari Partai Democratic pada ajang pemilu tahun 1948. Uniknya Truman bukanlah maju untuk periode kedua, melainkan untuk periode pertamanya, karena Truman hanya menyelesaikan periode pertama Presiden Franklin D. Roosevelt yang meninggal akibat sakit mendadak pada 12 April tahun 1945. Truman yang kala itu menjabat sebagai Wakil Presiden Roosevelt pun langsung diangkat untuk menggantikan Roosevelt sebagai Presiden. Maka dari itu pada tahun 1948, Truman maju untuk periode pertamanya sebagai Presiden.

Namun sayang posisi Truman guna menghadapi Pemilu Tahun 1948, tidaklah bagus. Peringkat persetujuan Truman ternyata tidak sebagus pendahulunya, Franklin D. Roosevelt. Truman hanya menduduki pada angka 36% dan merupakan angka yang cukup rendah dan banyak yang menganggap jika Truman tidaklah mungkin akan memenangkan pemilu Presiden pada tahun 1948. Hal ini disebabkan karena perekonomian Amerika pada era Truman cukup buruk dan belum ada perkembangan. Truman sendiri juga mendapat kritikan keras dari kubu Partainya, karena kebijakan Truman terhadap Uni Soviet yang dianggap terlalu agresif dan provokatif.

Alhasil banyak yang memprediksi jika Truman akan kalah dengan rivalnya di pemilu tahun 1948, yaitu Gubernur New York Thomas E. Dewey dari Partai Republican. Truman yang seperti kehilangan citranya sebagai Presiden, menyebabkan banyak kalangan publik yang berasumsi jika Truman akan kalah pada ajang Pemilu Presiden tahun 1948.

Presiden Truman memegang Koran yang menerbitkan berita yang salah yang mengatakan jika Truman kalah pada Pemilu 1948 | sumber gambar: History.com
Presiden Truman memegang Koran yang menerbitkan berita yang salah yang mengatakan jika Truman kalah pada Pemilu 1948 | sumber gambar: History.com

Tidak heran pula jika ada beberapa media masa pun yang sudah menerbitkan koran yang mengatakan jika "Dewey Mengalahkan Truman" bahkan sebelum pemilu itu pun dimulai pada 2 November 1948. Namun ternyata asumsi kebanyakan kalayak yang berpikir jika Truman tidak akan menang di pemilu tahun 1948 dan akan kalah oleh Thomas Dewey, ternyata salah besar. Truman justru keluar sebagai pemenang dari pemilu Presiden tahun 1948 dan mengalahkan Thomas Dewey.  

Kekalahan Dewey mungkin disebabkan karena meningat Dewey sepertinya sudah unggul dibanding Truman, maka Dewey dan tim kampanyenya justru pada akhirnya mengarah menuju arah yang tidak jelas, seperti banyak yang menilai Dewey hanya melontarkan pidato dengan kata-kata hampa dan tidak terpusat akan satu kubu atau kelompok yang akan Dewey dan tim kampanyenya gandeng untuk terus mendapatkan dukungan.

Sebaliknya Truman yang melihat bahwa dirinya berada posisi yang cukup terancam dan berada diambang kekalahaan, pada akhirnya memilih untuk menyusun strategi kampanye agar bisa mengalahkan Dewey, yakni dengan mempusatkan dan memfokuskan kamapanye-kampanyenya pada warga kelas menengah ke bawah, seperti buruh, petani dan kaum minoritas. Maka dari itu Truman berhasil mendapatkan dukungan-dukungan dari golongan kaum menengah ke bawah dan kaum minoritas, telebih lagi mengingat salah satu kebijakan Truman ketika menjadi Presiden adalah untuk memulai mendorong untuk hak-hak sipil bagi kaum minoritas dan menjadi Presiden Amerika pertama yang mencetuskan langkah guna mengakhiri diskriminasi bagi kaum minoritas di Amerika Serikat. Tidak heran jika Truman mendapatkan banyak dukungan dari kaum minoritas.

Presiden Amerika Serikat Petahana Joe Biden ketika berkampanye untuk periode kedua Kepresidenannya | sumber gambar: politico.com
Presiden Amerika Serikat Petahana Joe Biden ketika berkampanye untuk periode kedua Kepresidenannya | sumber gambar: politico.com

Mengambil pelajaran dari Pemilu Amerika tahun 1948, maka dari itu bukanlah tidak mungkin jika walaupun Biden sekarang berada pada angka terendah pada peringkat persetujuannya dan banyak yang meragukan kemenangannya pada pemilu Amerika Serikat di tahun 2024 ini, justru nantinya malah kelak akan menjadi pemenang di pemilu Amerika Serikat yang akan diadakan pada bulan November tahun 2024 ini. Hal ini pula juga semakin diperkuat dengan posisi Trump yang walaupun kuat di kalangan Partainya sendiri, namun banyak mendapat persepsi dan citra yang buruk sebagai Presiden Amerika Serikat, sehingga banyak yang mengkategorikannya sebagai Presiden Amerika terburuk dalam sejarah, mengingat kebijakan-kebjakan kontroversial yang diambil Trump. Trump sendiri juga banyak menghadapi tuntutan-tuntutan hukum akibat dari tingkahnya sendiri, seperti ketika ia menggerakan para masa pendukungnya untuk menyerbu Gedung Capitol pada 6 Januari 2021 guna menggagalkan verifikasi kemenangan Biden pada Pemilu Presiden Amerika tahun 2020.

Maka dari itu mari kita saksikan bagaimana kelanjutan dari Pemilu Amerika Serikat di tahun 2024 ini. Apakah hasilnya akan menjadi pengulangan dari pemilu Amerika di tahun 1892 atau justru akan menjadi pengulangan dari pemilu Amerika di tahun 1948. Memang hingga hari ini kedua kandidat, Biden dan Trump, masih bersaing sengit dalam suara jajak pendapat akan suara polling mereka, keduanya saling salip menyalip dalam polling suara jajak pendapat.

Tetapi perlu diketahui, mengingat Pemilu Amerika Serikat pada tahun 1948, bahwa angka polling yang muncul sebelum pemilu terkadang bukanlah jaminan jika kandidat tersebut akan keluar menjadi pemenang pada pemilu di tahun tersebut. Siapapun pemenangnya baru akan bisa dilihat setelah Pemilu tersebut diadakan.


Sumber:

https://washingtonmonthly.com/2023/10/29/give-em-hell-joe/

https://content.ucpress.edu/chapters/13296.ch01.pdf

https://www.britannica.com/event/United-States-presidential-election-of-1948

https://www.trumanlibrary.gov/education/presidential-inquiries/election-1948

https://www.nytimes.com/interactive/2023/us/politics/presidential-candidates-2024.html

https://www.bbc.com/news/world-us-canada-67949560

https://www.usatoday.com/story/news/politics/elections/2024/01/19/voters-interest-down-2024-trump-vs-biden/72253416007/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun