Mandela juga melihat suatu kesempatan untuk kembali mempersatukan ras-ras di Afrika Selatan yang sampai sekarang masih terlihat seperti masih terbelah dan berselisih antara masyarakat ras kulit putih dan masyarakat ras non-kulit putih.Â
Kesempatan ini adalah ketika Afrika Selatan menjadi tuan rumah untuk salah satu ajang olah raga paling bergengsi terutama di negara-negara pesemakmuran "Common Wealth" atau negara-negara yang dulu pernah menjadi jajahan Inggris, yaitu ajang pertandingan olah raga "Rugby World Cup" atau Piala Dunia untuk olah raga "Rugby" yang merupakan olah raga yang sangat diminati di negara-negara pesemakmuran Common Wealth.Â
Afrika Selatan dijadwalkan untuk menjadi tuan rumah ajang Piala Dunia Rugby yang akan digelar pada 25 Mei hingga 24 Juni tahun 1995. Namun pada ajang perhelatan Rugby World Cup yang akan diadakan pada tahun 1995 inilah Mandela melihat suatu kesempatan untuk dapat mempersatukan kembali Afrika Selatan yang masih berselisih antara satu ras dan ras lainnya dan move-on dari bayang-bayang rezim Apartheid Afrika Selatan.
Langkah awal Mandela untuk mempersatukan rakyat Afrika Selatan pada perhelatan Rugby World Cup tahun 1995 adalah dengan menyusun strategi bagaimana agar Afrika Selatan dapat memenangkan Rugby World Cup tahun 1995 dan bagaimana agar seluruh rakyat Afrika Selatan baik dari ras kulit putih maupun non-kulit putih untuk bersatu mendukung liga kejuaran Rugby Afrika Selatan Springbook untuk memenangkan perhelatan Rugby World Cup tahun 1995. Mandela pun memulainya dari mengamati bagaimana kinerja Springbook pada saat pertandingan Rugby.Â
Mandela juga melakukan pertemuan dengan salah satu Kapten dari team Rugby Springbook yaitu Franois Pienaar untuk mendiskusikan pembaharuan di liga kejuaran Rugby Springbook dan bagaimana mereka dapat didukung oleh seluruh ras di Afrika Selatan baik non-kulit putih maupun kulit putih dan tidak lagi menjadi simbol dari rezim Apartheid dan juga mendiskusikan bagaimana Springbook dapat memenangkan ajang perhelatan Rugby World Cup tahun 1995.
Pienaar dan Mandela pun setuju jika salah satu cara terbaik untuk membuat Springbook dapat diterima dan didukung oleh seluruh masyarakat Afrika Selatan baik kulit putih maupun non-kulit putih adalah dengan mulai melakukan pembaharuan di antara anggota-anggota Springbook seperti bagaimana mereka berinteraksi dengan para penonton dan fans-fans mereka terutama penonton dan fans-fans mereka yang merupakan masyarakat non-kulit puth, guna mendapatkan simpati dari mereka dan memberikan mereka pandangan terbaru akan Springbook.Â
Pienaar dan Mandela juga setuju agar anggota-anggota team Springbook yang akan beraksi di ajang perhelatan Rugby World Cup tahun 1995 untuk pergi melakukan tour ke daerah-daerah pedalaman terutama tempat masyarakat-masyarakat ras non-kulit putih tinggal dan berinteraksi dengan masyarakat-masyarakat ras non-kulit seperti mengajari dan memberi pelatihan kepada mereka bagaiman cara bermain Rugby.
Springbook juga sebenarnya telah memiliki pemain non-kulit putih dan merupakan salah satu pemain unggulan yang juga akan tergabung dalam team yang akan bertarung dalam ajang Rugby World Cup tahun 1995, yaitu Chester Williams. Lantas Chester pun dijadikan icon atau maskot Springbook pada ajang perhelatan Rugby World Cup tahun 1995 ini.Â
Foto Chester bahkan dipasang di livery salah satu pesawat South African Airways, yang merupakan maskapai Flag-Carrier Afrika Selatan . Namun diantara itu semua, Pienaar dan Mandela setuju bahwa aksi team Springbook pada perhelatan Rugby World Cup tahun 1995 dan juga nantinya kemenangan Afrika Selatan pada Rugby World Cup tahun 1995 akan menyatukan kembali Afrika Selatan dari konflik dan perselisahan berkepanjangan yang terjadi antara ras masyarakat kulit putih dan masyarakat non-kulit putih dan terlebih lagi dapat membuat seluruh masyarakat Afrika Selatan baik kulit putih maupun non-kulit putih dapat move-on dari bayang-bayang rezim apartheid.
Team Springbook yang akan beraksi di ajang Rugby World Cup tahun 1995 pun pada akhirnya memulai tour mereka ke daerah-daerah  pedalaman dan berinteraksi dengan masyarakat-masyarakat yang sebagian besar adalah ras non-kulit putih dan tergolong masyarakat kelas bawah.Â