Hal ini-lah rupanya yang membuat Nelson Mandela sedih, karena ia menginginkan agar seluruh masyarakat di Afrika Selatan, baik ras kulit putih maupun ras non-kulit putih untuk hidup berdampingan bersama dan bersatu tanpa adanya perbedaan. Mandela tidak menginginkan perselisahan antara satu ras dengan ras yang lainnya terus terjadi di Afrika Selatan, karena pastinya akan menyebabkan perang saudara yang dampaknya akan berakibat lebih fatal bagi Afrika Selatan.
Langkah Nelson Mandela untuk Mempersatukan Afrika Selatan
Salah satu langkah utama Mandela guna mempersatukan kembali Afrika Selatan dan membuat masyarakat Afrika Selatan dari seluruh golongan ras dapat hidup bersama berdampingan tanpa adanya perbedaan adalah, dengan menekankan kepada seluruh pejabat dan pegawai pemerintahan yang sudah bekerja dari era baik Presiden de Klerk atau Botha untuk tetap terus melanjutkan pengabdiannya di pemerintahan di bawah Kepresidenan Mandela.Â
Mandela juga mempertahankan beberapa pejabat pemerintahan di era Presiden de Klerk untuk terus melanjutkan pengabdiannya di bawah Kepresidenan Mandela, seperti Menteri Keuangan Derek Keys yang terus melanjutkan tugasnya sebagai Menteri Keuangan dan Chris Stals sebagai Gubernur Bank Sentral. Mandela bahkan mengangkat mantan Presiden F. W. de Klerk sebagai Deputi Presiden Mandela.Â
Namun ketika Mandela mendatangi suatu ajang pertandingan rugby, Mandela melihat sesuatu yang tidak ia duga. Di sana ketika sedang menyaksikan pertandingan rugby, Mandela menyaksikan bagaimana perpecahan di Afrika Selatan masih terjadi, yaitu ketika pertandingan Rugby, orang-orang kulit putih pada menyoraki team rugby Afrika Selatan.Â
Sedangkan orang-orang non-kulit putih ironisnya justru menyoraki team rugby negara yang bertanding melawan team rugby Afrika Selatan. Melihat hal tersebut, Mandela pun sontak bingung mengapa orang-orang non-kulit putih justru menyoraki lawan dari team rugby Afrika Selatan, bukannya menyoraki dan memberi semangat team negaranya sendiri.
Mandela tersadar ketika ia diberitahu oleh salah seorang penasihatnya jika team liga kejuaraan rugby Afrika Selatan yang dinamai "Springbook" masih dianggap oleh masyarakat ras non-kulit putih sebagai simbol dan lambang dari rezim appartheid.Â
Bahkan Mandela pun mendapati jika Komite Liga Olah Raga Afrika Selatan yang sekarang didominasi dan dipimpin oleh orang-orang non-kulit putih mengusulkan agar Springbook dihapuskan dan diganti gengan liga kejuaran rugby yang baru yang tidak terlihat sebagai simbol dari rezim apartheid.Â
Namun usulan para petinggi Komite Liga Olah Raga Afrika Selatan itu ditolak oleh Mandela. Mandela justru mengusulkan agar Springbook terus dipertahankan sebagai liga kejuaran rugby Afrika Selatan, namun memberi pembaharuan agar Springbook tidak lagi terlihat seakan-akan masih mewakili rezim lama apartheid.