Mohon tunggu...
Erwindya Adistiana
Erwindya Adistiana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Learning by Experience

Penulis pemula yang tertarik pada hal-hal seperti sejarah, militer, politik dan yang lain-lannya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akankah Amerika Kembali ke Era Trump?

29 Juli 2022   11:04 Diperbarui: 29 Juli 2022   15:05 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepanikan yang terjadi di Bandara Kabul ketika evakuasi pasca ditariknya pasukan Amerika dari Afghanistan berlangsung | Sumber Gambar: airforcemag.com

Pada tahun 2019 kubu Partai Demokrat mengajukan gugatan impeachment terhadap Trump, karena Trump diduga berusaha bersekongkol dengan Presiden Ukraine yang baru Volodymyr Zelenskyy dan mendesaknya untuk mencari keterlibatan Joe Biden pada bisnis sang anak, Hunter Biden di sebuah perusahaan migas Ukraine, Burisma ketika Joe Biden masih menjabat sebagai Wakil Presiden guna mendiskreditkan Joe Biden. Tetapi karena Senate masih dikuasai kubu Partai Republican, maka Trump pun lolos dari jeratan impeachment.

Sayangnya tuduhan terhadap Trump yang berujung pada impeachment Trump, seakan menjadi boomerang bagi Partai Demokrat. Karena sekarang kubu Partai Republican justru gencar menginvestigasi Hunter Biden dan juga bisnis-bisnis Biden yang diduga banyak melakukan kongkalikong yang tidak lazim. Hal inilah yang kelak dijadikan senjata bagi kubu Partai Republican untuk meng-impeach Biden, kelak jika Partai Republican memenangkan pemilu mid-term November 2020 dan berhasil merebut kekuasaan baik di salah satu badan legislatif, Kongress atau Senate, atau bahkan di kedua badan legislatif. Memang jika dilihat-lihat, kubu Partai Republican memang sepertinya cukup muak atas perilaku kubu Partai Demokrat semasa kepresidenan Trump dan tidak heran jika ada indikasi jika kubu Partai Republican akan melakukan hal yang sama kepada kubu Partai Demokrat terutama Presiden Joe Biden di kemudian hari jika berhasil menguasai salah satu badan legislatif atau mungkin keduanya.


Akankah Amerika Kembali ke Era Trump?

Pendukung Trump yang masih percaya jika Trump telah dicurangi pada pemilu tahun 2020 dan memenangkan pemilu tersebut | Sumber Gambar: news.sky.com
Pendukung Trump yang masih percaya jika Trump telah dicurangi pada pemilu tahun 2020 dan memenangkan pemilu tersebut | Sumber Gambar: news.sky.com

Trump memang sepertinya masih haus akan kekuasaan dan sangat ingin sekali untuk merebut kembali kursi Kepresidenan Amerika Serikat. Trump juga masih sangat gencar melakukan kampanye kiri kanan guna meloloskan pendukungnya di kursi-kursi penting politik, seperti berkampanye untuk meloloskan pendukungnya untuk memenangkan kursi di Kongress dan juga Senate dan juga untuk meloloskan pendukungnya untuk memenangkan kursi kepala daerah di beberapa negara bagian. Trump sendiri juga memberi indikasi bahwa dia akan kembali maju dalam Pemilihan Presiden pada pemilu tahun 2024. Sedangkan dukungan kepada Trump pun juga terus mengalir, bahkan di kalangan politikus-politikus Partai Republican dukungan terhadap Trump juga terus mengalir.

Sedangkan kubu Partai Demokrat harus berusaha bertahan dari terus merosotnya approval rating Presiden Joe Biden. Kubu Partai Demokrat berharap untuk mempertahankan kedudukan di kedua badan legislatif. Terutama meningat akan indikasi politik seperti politik balas dendam yang akan dilancarkan oleh kubu Partai Republican jika kubu Partai Republican berhasil menguasai kongress atau senate atau bahkan keduanya. Di sisi lain merosotnya approval rating Joe Biden dan hilangnya kepercayaan rakyat Amerika terhadap Joe Biden, juga menimbulkan spekulasi bahwa jika kelak Biden maju untuk periode kedua pada Pemilihan Presiden pada pemilu tahun 2024, Biden kemungkinan besar akan kalah dengan lawannya dari kubu Partai Republican. Bahkan berdasarkan jajak pendapat pada tajuk warta berita "CNN" menyebutkan jika sebanyak 75% pemilih dari Partai Demokrat, mengiginkan figure lain dibandingkan Biden pada Pemilihan Presiden tahun 2024. Mungkin Biden dinilai sudah cukup tua karena usianya yang akan menginjak 82 tahun pada pemilu tahun 2024 nanti dan menjadi penyebab mengapa para pemilih Partai Demokrat lebih condong menginginkan figure lain ketimbang Biden pada Pemilu tahun 2024.

Sedangkan Trump yang masih terus berusaha sekuat mungkin untuk merebut kembali kursi Kepresidenan, diprediksi akan kembali maju sebagai kandidat calon Presiden dari Partai Republican pada pemilu tahun 2024. Bahkan Biden dan Trump diprediksi akan "rematch" atau kembali bertarung satu sama lain pada Pemilihan Presiden tahun 2024. Sayangnya approval rating Biden yang terus merosot sepertinya akan membebani Biden jika maju kembali pada Pemilihan Presiden tahun 2024 dan akan memberi celah bagi Trump untuk merebut kembali kursi Kepresidenan pada pemilu tahun 2024. Walaupun terdapat beberapa politikus yang diprediksi akan maju pada pemilihan Presiden tahun 2024, seperti Gubernur Negara Bagian Florida Ron DeSantis, tetapi posisi Trump di kubu Partai Republican sepertinya masih cukup kuat untuk membuatnya kembali menjadi nominasi calon Presiden dari kubu Partai Republican pada pemilu tahun 2024.

Pemilu MidTerm yang akan diadakan pada November 2022 menjadi indikasi apakah Amerika akan kembali ke era Trump | Sumber Gambar: bthechange.com
Pemilu MidTerm yang akan diadakan pada November 2022 menjadi indikasi apakah Amerika akan kembali ke era Trump | Sumber Gambar: bthechange.com

Tetapi jawaban dari pertanyaan "Akankah Amerika kembali lagi ke Era Trump?" mungkin masih belum dapat terjawab secara pasti dan masih menjadi spekulasi. Tetapi hasil dari pemilu Mid-Term yang akan diadakan pada bulan November tahun 2022 ini, mungkin bisa menjadi acuan untuk jawaban dari pertanyaan  tersebut. Jika memang kubu Partai Demokrat bisa mempertahankan kendali di kedua badan legislatif, yaitu Kongress dan Senate, maka dapat dipastikan jika pamor Partai Republican yang masih berada di bawah pengaruh Trump memang sudah meredup. Namun jika Partai Republican dapat merebut kendali di salah satu Badan Legislatif, baik Kongress maupun Senate atau bahkan merebut kendali di kedua Badan Legislatif dan banyak dari kandidat pro-Trump yang memenangkan kursi, maka dapat dipastikan jika citra Partai Republican yang masih berada di bawah pengaruh Trump masih cukup populer dan dapat menjadi jalan pemulus bagi Trump untuk merebut kembali kursi Kepresidenan pada Pemilhan Presiden di tahun 2024 kelak nanti.

Sebagai catatan kubu Partai Republican pernah kehilangan kendali yang cukup lama akan kedua badan legislatif pasca pemilu mid-term tahun 1954, di mana kubu Partai Republican baru berhasil merebut kembali kursi mayoritas di Senate pasca pemilu tahun 1980 dan berhasil merebut kembali kursi mayoritas di Kongress pasca pemilu mid-term tahun 1994. Hal ini disebabkan karena ulah Senator Partai Republican Joseph McCarthy yang terus menerus melakukan tuduhan tidak mendasar terhadap individu-individu di Amerika yang diduga menjadi simpatisan Komunis. McCarthy bahkan berani menuduh jika Militer Amerika sudah disusupi oleh Komunis. Hal inilah yang menyebabkan Partai Republican kehilangan kursi mayoritas di kedua badan legislatif pada pemilu mid-term tahun 1954 dan tidak lagi memengang kendali atas kursi mayoritas di kedua badan legislatif untuk waktu yang cukup lama.


Sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun