Mohon tunggu...
Erwindya Adistiana
Erwindya Adistiana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Learning by Experience

Penulis pemula yang tertarik pada hal-hal seperti sejarah, militer, politik dan yang lain-lannya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Mantan Presiden Amerika Serikat George H.W. Bush yang Pernah Luput dari Maut

4 Juli 2022   17:37 Diperbarui: 7 Juli 2022   11:47 2419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulau Chichijima ketika diserbu oleh armada pesawat Angkatan Laut Amerika Serikat | Sumber Gambar: warhistoryonline

Banyak pepatah yang mengatakan jika "Hanya Tuhan yang Mengetahui Takdir dari Seseorang" memang terkadang sangatlah tepat sekali, terutama untuk mendeskribsikan seseorang yang notabene lolos dari sesuatu yang disebut "Maut" yang dapat merenggut nyawanya. Hal itu pula lah sepertinya yang dapat digunakan untuk mendesrkibsikan apa yang terjadi kepada mantan Presiden Amerika George Herbert Walker Bush atau yang terkadang akrab disapa dengan sebutan George Bush Sr.

Mungkin belum banyak yang tahu jika ketika Perang Dunia Kedua Bush Sr., nyaris saja kehilangan nyawanya ketika ia melaksanakan sebuah misi pengeboman di salah satu Pulau di wilayah Jepang yang bernama Chichijima. Ketika itu, nahas menghampiri Bush, di mana pesawat yang ia terbangkan, TBF Avenger, jatuh setelah tertembak oleh salah satu meriam Jepang. Walaupun Bush selamat dari insiden tersebut, nasib malang sepertinya harus berpihak kepada kawan Bush yang juga sesama awak dari Pesawat TBF Avenger yang dikemudikan Bush.

Seperti sesuatu yang sepertinya tidak dapat dipercaya oleh seseorang, jika seseorang yang pernah menjabat kursi nomor satu di Amerika Serikat yaitu Presiden Amerika Serikat, pernah nyaris saja kehilangan nyawanya akibat suatu insiden yang memang tidak dapat dihindari. Dalam situasi yang sering di deskribsikan sebagai "one-way ticket" ketika seseorang dikirim ke Medan Perang dan kecil kemungkinan untuk kembali lagi pulang dengan selamat.


Memutuskan untuk Bergabung di Angkatan Laut 

George Herbert Walker Bush ketika baru bergabung dengan Angkatan Laut Amerika Serikat | Sumber Gambar: Bushlibrary
George Herbert Walker Bush ketika baru bergabung dengan Angkatan Laut Amerika Serikat | Sumber Gambar: Bushlibrary

Pada bulan Juni tahun 1942, atau tepatnya beberapa bulan pasca penyerbuan Pearl Harbor yang membuat Amerika secara resmi terjun ke Perang Dunia Kedua, Ketika itu George Bush baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-18 tahun. Tidak hanya itu saja, Bush juga baru saja lulus dari Phillips Academy. Namun alih-alih melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi layaknya anak-anak lainnya, Bush justru memutuskan untuk mendaftar ke Angkatan Laut Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan mungkin Bush yang melihat sang bapak yang pernah mengabdi di Perang Dunia Pertama, sehingga mendorongnya untuk turut mengabdi pula di Perang Dunia Kedua.

Bush diterima di Angkatan Laut Amerika Serikat dan mendaftar sebagai Naval Aviator atau Pilot Angkatan Laut Amerika Serikat. Setelah melalui pelatihan-pelatihan sebagai Perwira Angkatan Laut, Bush pada akhirnya resmi ditugaskan di Angkatan Laut Amerika Serikat dengan pangkat "Ensign" pada 9 Juni tahun 1943 atau beberapa hari sebelum Ulang Tahunnya yang ke-19 Tahun.

Di usia-nya yang masih cukup belia, Bush menjadi salah satu Pilot Angkatan Laut Amerika Serikat termuda pada waktu itu. Bush pun ditugaskan di pangkalan Angkatan Laut Corpus Christi guna melakukan pelatihan lebih lanjut sebagai Penerbang Angkatan Laut Amerika Serikat.


Misi Pengeboman ke Pulau Chicijima

Pulau Chichijima pada saat Perang Dunia Kedua | Sumber Gambar: warhistoryonline
Pulau Chichijima pada saat Perang Dunia Kedua | Sumber Gambar: warhistoryonline

Pada awal tahun 1944, Bush ditugaskan sebagai penerbang pesawat pengebom torpedo Grumman TBF Avenger dan dikirim ke beberapa misi di wilayah Pacific. Squadron di mana Bush ditugaskan, ditempatkan di Kapal Induk U.S.S. San Jacinto. Fisiknya yang kurus dan ceking, membuatnya mendapat julukan "The Skin."

Pada tahun-tahun pasca penyerbuan Jepang di Pangkalan Pearl Harbor, Amerika Serikat genjar melancarkan serangan pembalasan ke wilayah-wilayah penting Jepang. Terutama wilayah-wilayah kepulauaan Jepang dan beberapa wilayah di Asia yang diduduki oleh Jepang, hal ini merupakan langkah utama Amerika untuk menuju wilayah daratan utama Jepang dan menaklukan Jepang pada Perang Dunia kedua. Salah satu wilayah kepulauaan Jepang yang menjadi sasaran utama Amerika Serikat ketika Perang Dunia Kedua adalah Pulau Iwo Jima yang lokasinya memang tidak jauh dari daratan utama Jepang. Tidak heran pula jika Pulau Iwo Jima sangatlah dipertahankan oleh Jepang agar sebisa mungkin tidak jatuh ke Tangan Amerika Serikat, Karena jika pulau Iwo Jima jatuh ke tangan Amerika Serikat maka secara automatis hanya tinggal membutuhkan selangkah lagi bagi Amerika untuk melancarkan serangan ke wilayah daratan utama Jepang. Kelak ketika Iwo Jima jatuh ke tangan Amerika Serikat nanti, pada Maret 1945, Pulau Iwo Jima digunakan sebagai basis utama pesawat-pesawat pengebom super Amerika Serikat, seperti Boeing B-29 Superfortress.

Langkah awal yang dilakukan Amerika guna merebut pulau Iwo Jima adalah dengan menyerbu beberapa pulau-pulau di sekitar pulau Iwo Jima. Salah satu pulau yang menjadi sasaran adalah Pulau Chichijima yang tidak jauh dari Iwo Jima dan terdapat beberapa instalasi penting Jepang, seperti beberapa gedung instalasi komunikasi di pulau tersebut yang menghubungkan Pulau Chichijima dengan beberapa pulau disekitarnya seperti Palau, Hahajima dan Iwo. Salah satu Kapal Induk yang dikerahkan untuk misi penyerbuan di Pulau Chichijima adalah U.S.S. San Jacinto, tempat Bush ditugaskan.

Bush di Kokpit Pesawat TBF Avengernya yang diberi nama
Bush di Kokpit Pesawat TBF Avengernya yang diberi nama "Barbara" yang merupakan nama Pacar Bush dan kelak sang Istri | Sumber Gambar: Bushlibrary

Pada tanggal 2 September tahun 1944, Bush ditugaskan menerbangkan pesawat Grumman TBF Avenger untuk misi pengeboman Instalasi Jepang di Pulau Chichijima. Beberapa hari sebelumnya squadron Bush memang sudah melakukan misi pengeboman di Pulau Chichijima, namun sayangnya mereka belum berhasil menghancurkan beberapa instalasi penting di pulau tersebut, terutama gedung komunikasi dan menara radio. Maka dari itu pada hari itu, Squadron Bush melakukan misi pengeboman ke Pulau Chichijima untuk yang terakhirnya dengan tujuan untuk menghancurkan instalasi penting tersebut, terutama gedung komunikasi dan menara radio agar komunikasi di sekitar pulau-pulau tersebut terutama dengan pulau Palau, yang akan diserbu oleh Laksamana William Halshey dan pasukannya, terputus.

Pagi Hari sebelum dimulainya misi pengeboman ke Pulau Chichijima, ketika Bush sedang memeriksa pesawat TBF Avenger yang akan diawakinya, tiba-tiba kawan Bush yang juga kerabat dari Pamannya yang bernama Ted White menghampiri Bush. White menawarkan diri untuk ikut dalam misi pengeboman bersama Bush sebagai penembak meriam dibelakang. Bush yang awalnya enggan untuk membawa Ted White pada misinya kali ini, serta juga memiliki firasat yang tidak enak, pada akhirnya setuju untuk membawa Ted White pada misi ke Pulau Chichijima kali ini. Namun dengan persyaratan jika Ted White harus meminta izin dan persetujuan dari "Skipper" atau atasan mereka untuk turut dalam misi ini bersama Bush. Ted White pun mendapat persetujuan dari Skipper untuk ikut terbang dalam misi penyerbuan ke Pulau Chichijima bersama Bush dan penembak meriam belakang yang biasanya terbang bersama Bush, Leo Nadeau harus mengalah kepada Ted White dan memberikan kursinya di Pesawat TBF Avenger yang diawaki Bush kepada White.

Bush bersama kedua rekan awak pesawatnya, Ted White dan Jack Delaney, yang juga turut pada misi pengeboman di Chichijima | Sumber Gambar: Bushlibrary
Bush bersama kedua rekan awak pesawatnya, Ted White dan Jack Delaney, yang juga turut pada misi pengeboman di Chichijima | Sumber Gambar: Bushlibrary

Tidak lama kemudian Bush pun berangkat untuk misi pengeboman ke Pulau Chichijima dengan menerbangkan Pesawat TBF Avenger bersama dua orang awak pesawat lainnya, yaitu Ted White yang duduk di bagian belakang sebagai penembak meriam dan juga Jack Delaney sebagai operator radio juga navigator untuk sasaran pengeboman. Pada Misi Hari itu, langit di sekitar Pulau Chichijima memang tampak sangat cerah, visibilitas terlihat sangat jelas dan memungkinkan untuk melihat lokasi sasaran pengeboman dengan jelas. Namun cerahnya cuaca juga membuat musuh dapat melihat pesawat-pesawat pengebom Angkatan Laut Amerika Serikat yang berdatangan dengan jelas karena cerahnya langit. Ketika tiba di Pulau Chichijima, armada pesawat-pesawat angkatan laut Amerika pun disambut dengan tembakan-tembakan meriam dari bawah. Ketika sasaran mereka yaitu menara radio dan gedung-gedung instalasi komunikasi terlihat, Pesawat Bush pun ditugaskan untuk menjatuhkan bom di gedung-gedung instalasi komunikasi sedangkan Pesawat sang Skipper, yang juga turut terbang pada misi tersebut, akan menjatuhkan bom di menara radio.

Bush beserta kedua rekannya, White dan Delaney, berhasil menjatuhkan bom yang dibawa di pesawat TBF Avengernya tepat pada sasaran yaitu gedung-gedung instalasi komunikasi dan menghancurkannya. Namun sayangnya setelah gedung-gedung instalasi komunikasi berhasil dihancurkan, tiba-tiba Bush merasakan suatu dentuman yang keras dari bawah pesawatnya, seperti seolah-olah pesawatnya disundul oleh sesuatu yang sangat kuat dari bagian bawah. Nahas pun seperti segera akan menghampiri Bush beserta kedua rekannya, Ted White dan Jack Delaney, yang turut terbang di pesawat TBF Avenger Bush.


Pesawat TBF Avenger Bush Tertembak

Pesawat Grumman TBF Avenger seperti yang diterbangkan oleh George H.W. Bush pada misi pengeboman di Pulau Chichijima | Sumber Gambar: Navy.mil
Pesawat Grumman TBF Avenger seperti yang diterbangkan oleh George H.W. Bush pada misi pengeboman di Pulau Chichijima | Sumber Gambar: Navy.mil

Dentuman keras yang dirasakan oleh Bush dari bawah pesawatnya ternyata memang salah satu tembakan dari meriam pasukan Jepang yang berada di bawah yang mengenai pesawat TBF Avenger Bush. Tidak hanya itu saja, rupanya tembakan tersebut juga mengenai Tanki Bahan Bakar pesawat TBF Avenger yang diawaki oleh Bush dan seketika Kokpit pun dipenuhi dengan asap dan api mulai berkobar di dalam Kokpit Pesawat TBF Avenger Bush. Namun sayangnya Bush masih berada di atas Pulau Chichijima yang merupakan wilayah musuh dan jika Bush dan rekan-rekannya harus terjun melompat keluar ketika pesawat masih berada di atas Pulau Chichijima, sudah dapat dipastikan jika Bush dan rekan-rekannya pasti akan dengan gampang ditangkap oleh pasukan Jepang dan yang lebih mengerikannya lagi, mereka akan dieksekusi oleh pasukan Jepang. Maka dari itu agar mereka tidak tertangkap oleh Pasukan Jepang, maka Bush pun menerbangkan pesawat TBF Avengernya, walaupun sudah rusak parah dan terbakar cukup hebat, sejauh mungkin dari daratan Pulau Chichijima menuju lautan.

Dalam situasi yang sudah teramat sangat kacau karena kobaran api di dalam pesawat TBF Avenger menjadi semakin hebat dan sistem kendali pesawat sudah mulai rusak parah, Bush pun memerintahkan Ted White dan Jack Delaney untuk segera terjun keluar dari Pesawat TBF Avenger, yang sudah terbakar hebat itu, dengan parasut mereka. Tetapi sayangnya Bush tidak mendengar jawaban baik dari Ted White maupun Jack Delaney. Bush bahkan tidak dapat melihat keduanya karena tebalnya asap yang sudah mengepung kokpit Pesawat, yang tersirat di pikiran Bush adalah jika baik Ted White maupun Jack Delaney entah apa mereka sudah terjun keluar dari pesawat atau justru sudah tewas ketika pesawat tertembak.

Pulau Chichijima ketika diserbu oleh armada pesawat Angkatan Laut Amerika Serikat | Sumber Gambar: warhistoryonline
Pulau Chichijima ketika diserbu oleh armada pesawat Angkatan Laut Amerika Serikat | Sumber Gambar: warhistoryonline

Tepat begitu pesawat sudah berada di perairan yang cukup jauh dari daratan Pulau Chichijima, Bush setelah meneriakan perintah untuk melompat keluar dari pesawat kepada Ted White dan Jack Delaney yang masih tidak terdengar suaranya, pada akhirnya melompat keluar dari Pesawat TBF Avengernya yang sudah terbakar hebat itu dan terjun dengan parasut. Seketika setelah jatuh di lautan Bush pun berusaha melepaskan Parasut agar tidak terbelit dengan Parasutnya yang dapat membuatnya tenggelam dan Bush pun berenang naik ke permukaan. Tidak lama kemudian Bush melihat pesawat sang Skipper yang terbang di atasnya dan seperti menuntun Bush pada lokasi jatuhnya rakit pelampung yang dilempar Bush keluar dari Pesawat TBF Avengernya sebelum ia terjun. Bush yang kepalanya terluka akibat terbentur sayap pesawat ketika melompat keluar dari pesawat, pada akhirnya menggunakan sisa tenaganya untuk berenang menuju rakit pelampung. Ketika sudah sampai di rakit pelampung, Bush tersdara jika dua rekannya yang terbang bersamanya, Ted White dan Jack Delaney, tidak tampak sama sekali. Bush sudah tidak mendengar kabar dari White dan Delaney sejak pertama kali pesawat tertembak. Bush mencoba melihat sekitarnya, tapi sayangnya yang terlihat hanyalah lautan luas dan Ted White maupun Jack Delaney tidak nampak sama sekali. Bush juga terus mendayung dengan sisa tenaganya agar rakit pelampungnya tidak bergerak menuju daratan Pulau Chichijima yang masih dapat terlihat oleh Bush dari kejauhan.

Sialnya, Bush menyadari bahwa jika hari itu armada kapal-kapal Angkatan Laut Amerika Serikat, termasuk Kapal Induk U.S.S. San Jacinto tempat Bush ditempatkan, akan berlayar keluar dari wilayah di sekitar Pulau Chichijima dan akan bergabung dengan armada kapal Laksmana William Halshey yang akan menyerbu Kepulauaan Palau. Bush sadar bahwa ia seperti sudah ditinggalkan seorang diri di wilayah tersebut dan hanya dapat berharap jika keajaiban terjadi.


Seperti Sudah Ditakdirkan untuk Menjadi Presiden Amerika Serikat

Bush sesaat setelah diselamatkan oleh awak Kapal Selam U.S.S. Finback | Sumber Gambar: naragetarchive
Bush sesaat setelah diselamatkan oleh awak Kapal Selam U.S.S. Finback | Sumber Gambar: naragetarchive

Setelah terombang-ambing selama empat jam di perairan sekitar Pulau Chichijima, tiba-tiba Bush melihat sebuah periskop kapal selam keluar dari dalam laut. Celaka, Bush mengira jika keberadaannya sudah diketahui oleh Kapal Selam Jepang dan pastinya ia akan ditangkap oleh pasukan Jepang. Tetapi dugaan tersebut sepertinya salah, ternyata setelah Kapal Selam tersebut keluar dari permukaan laut terlihat jelas seorang perwira Angkatan Laut Amerika Serikat keluar dari Kapal Selam. Kapal Selam tersebut ternyata adalah Kapal Selam Angkatan Laut Amerika Serikat yaitu U.S.S. Finback.

Bush pun ditolong oleh para awak dari U.S.S. Finback dan diberi perawatan medis. Tetapi sayangnya tidak dengan Ted White dan Jack Delaney yang masih tidak terdengar kabarnya. Bush menghabiskan waktu selama sebulan di Kapal Selam U.S.S. Finback sebelum akhirnya kembali lagi ke Kapal Induk U.S.S. San Jacinto. Karena jasanya dalam misi di Pulau Chichijima, Bush pun mendapat penghargaan Distinguished Flying Cross yang merupakan salah satu penghargaan tertinggi bagi penerbang Amerika Serikat.

Tetapi tragedi misi pengeboman di Pulau Chichijima tersebut sepertinya tidak pernah luput dari ingatan Bush, terutama karena rekan sesama awaknya, Ted White dan Jack Delaney, yang tidak pernah lagi terdengar kabarnya setelah kejadian tersebut. Keberadaan atau jasad mereka pun bahkan tidak pernah ditemukan hingga hari ini. Setelah peristiwa tersebut Bush selalu bertanya-tanya kepada dirinya "Mengapa ia Selamat dari Tragedi Nahas Tersebut?" dan "Apakah Rencana yang Sebenarnya Tuhan miliki untuk dirinya?"

George Herbert Walker Bush ketika diambil sumpahnya menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke-41 pada 20 Januari, 1989 | Sumber Gambar: Bushlibrary
George Herbert Walker Bush ketika diambil sumpahnya menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke-41 pada 20 Januari, 1989 | Sumber Gambar: Bushlibrary

Setelah bertugas di Angkatan Laut Amerika Serikat pada Perang Dunia kedua dan menjalani beberapa profesi, George Herbert Walker Bush pada akhirnya terjun ke Panggung Politik Amerika Serikat dan sempat menduduki posisi-posisi penting seperti sebagai Anggota Kongress, Perwakilan Amerika Serikat di Persatuan Bangsa Bangsa dan bahkan kursi Wakil Presiden Amerika Serikat. Pada 20 Januari Tahun 1989, setelah memenangkan Pemilihan Presiden pada tahun 1988, George Herbert Walker Bush diambil sumpahnya sebagai Presiden Amerika Serikat yang ke-41.

Pada Tanggal 30 November tahun 2018, setelah cukup lama mengidap Penyakit Parkinson Vaskular, George Herbert Walker Bush pada akhirnya menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya.


Bagaimana Dengan Nasib Ted White dan Jack Delaney?

Komandan Pasukan Jepang di Pulau Chichijima, Letnan Jenderal Yoshio Tachibana ketika menyerahkan diri ke Pasukan Sekutu | Sumber Gambar: Navy.mil
Komandan Pasukan Jepang di Pulau Chichijima, Letnan Jenderal Yoshio Tachibana ketika menyerahkan diri ke Pasukan Sekutu | Sumber Gambar: Navy.mil

Tidak seperti Bush yang bernasib baik dan selamat dari insiden nahas tersebut, Ted White dan Jack Delaney tidak pernah terdengar lagi kabarnya. Setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua, beberapa perwira Jepang yang pernah bertugas di Pulau Chichijima diseret ke pengadilan dimintai kesaksiannya. Menurut mereka para awak pesawat-pesawat Angkatan Laut Amerika Serikat yang terjatuh di atas Pulau Chichijima dan berhasil ditangkap oleh pasukan jepang, pada akhirnya mereka semua disiksa dan dieksekusi secara kejam atas perintah Komandan Pasukan Jepang di Pulau Chichijima, Letnan Jenderal Yoshio Tachibana.

Sudah dapat dipastikan jika salah satu awak pesawat yang ditangkap dan dieksekusi adalah Ted White dan Jack Delaney. Bahkan sempat tersirat kabar jika para awak pesawat yang dieksekusi, termasuk Ted White dan Jack Delaney, sudah dijadikan santapan oleh para pasukan Jepang, mengingat terdapat dugaan kuat jika praktik kanibalisme masih terjadi pada saat Perang Dunia Kedua.

Hingga hari ini nasib dari Ted White dan Jack Delaney masih belum diketahui. Keberadaan dan juga jasadnya tidak pernah ditemukan.

Sumber: 

Bradley, James (September 1, 2003). Flyboys: A True Story of Courage. Little, Brown and Company. ISBN: 978-0316743792

https://www.history.com/this-day-in-history/navy-aviator-george-h-w-bush-and-his-squadron-attacked

https://www.history.com/news/george-hw-bush-wwii-airman

https://www.history.navy.mil/research/histories/biographies-list/bios-b/bush-george-h-w/ltjg-george-bush-in-world-war-ii.html

https://sofrep.com/news/the-chichijima-incident-japanese-soldiers-ate-us-pilots-that-fell-into-their-hands/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun